ArsipNAPAS Kecam Pelarangan Peringatan 50 Tahun Hari Aneksasi Papua

NAPAS Kecam Pelarangan Peringatan 50 Tahun Hari Aneksasi Papua

Selasa 2013-04-30 11:29:45

PAPUAN, Jakarta — National Papua Solidarity (NAPAS) mengecam pernyataan pemerintah Indonesia melalui Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe dan Kapolda Papua, Tito Karnavian, yang melarang aksi peringatan 50 Tahun hari aneksasi Papua ke dalam Negara Indonesia, pada tanggal 1 Mei 2013 mendatang.

"1 Mei 1963 silam, administrasi West Papua Guinea diserahkan dari UNTEA kepada Indonesia. Rakyat Papua akan memperingatinya, kenapa harus ada larangan dari pemerintah," kata Zely, melalui siaran pers yang dikirim ke redaksi suarapapua.com, Selasa (30/4/2013) siang tadi.

Menurut Zely, keputusan Polda Papua, yang juga secara eksplisit didukung oleh Gubernur Papua, melanggar hak kebebasan berkumpul dan berekspresi seperti yang dilindungi oleh UUD 1945.

"Pelarangan ini juga menunjukkan sikap reaksioner, paranoid, sekaligus diskriminatif pemerintah Indonesia yang membatasi hak sipil dan politik rakyat Papua. Lebih jauh lagi, keputusan ini akan semakin merugikan proses dan kemungkinan pembangunan solusi damai bagi konflik Papua," ujar Zely..

Selain itu, lanjut Zely, pelarangan tersebut menunjukan posisi pemerintah Indonesia yang memonopoli intepretasi sejarah sesuai kepentingan kekuasaan negara bukan kepentingan seluruh rakyat Papua.

"Ketika Gubernur Papua maupun Kapolda Papua  sengaja melarang semua aktivitas rakyat Papua yang hendak memperingati momentum historis ini, sejarah mengulang dirinya.

Hak rakyat Papua atas kebebasan berpendapat dan kebebasan berkumpul dan bergerak tidak dijamin dan dilindungi di masa itu hingga sekarang," ujarnya menambahkan.

Oleh karena itu, lanjut Zely, NAPAS mempertanyakan pemerintah daerah di Papua maupun pemerintah nasional Indonesia, apakah rakyat Papua diperlakukan sebagai warga negara atau hanya penduduk.

Sebelumnya, seperti diberitakan media ini, (baca: KNPB Serukan Aksi Peringati Hari Aneksasi Bangsa Papua Barat) Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor F Yeimo telah mengeluarkan seruan, agar pada tanggal 1 Mei 2013 diperingati sebagai hari “berkabung” nasional, sebab pada tanggal tersebut Papua telah dipaksa berintegrasi dengan Indonesia.

Rencananya, KNPB akan memobilisasi massa rakyat Papua untuk melakukan aksi demo damai dengan menggelar acara panggung terbuka di lapangan Taman Makam Pahlawan, Theys Hiyo Elluay, Sentani.

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Desak Pelaku Diadili, PMKRI Sorong Minta Panglima TNI Copot Pangdam Cenderawasih

0
“Beberapa waktu lalu terjadi kasus penangkapan, kekerasaan dan penyiksaan terhadap dua pelajar di kabupaten Yahukimo. Kemudian terjadi lagi hal sama yang dilakukan oleh oknum anggota TNI di kabupaten Puncak. Kekerasan dan penyiksaan terhadap OAP sangat tidak manusiawi. Orang Papua seolah-olah dijadikan seperti binatang di atas Tanah Papua,” ujarnya saat ditemui suarapapua.com di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (27/3/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.