ArsipGempaR Papua: Black Brothers Top!

GempaR Papua: Black Brothers Top!

Senin 2015-03-09 23:07:15

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Aktivis Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua (GempaR-Papua) bertemu langsung sang ledendaris Black Brothers, Minggu (8/3/2015) sore di Hotel Sahid Papua, Entrop, kota Jayapura.

Aktivis GempaR Papua,Yason Ngelia menjelaskan, kesempatan yang ada dimanfaatkan untuk bertatap muka dengan personil Grup Band ternama asal Papua, yang pernah populer sejak tahun 1970-an silam. (Baca: Black Brothers Gemparkan Jayapura)

 

“Maksud kami ke sini adalah memberikan suport dan ucapan terima kasih kepada grup band legendaris dan pihak manajemen yang telah berusaha pulang kampung setelah pergi tinggalkan Papua kurang lebih 38 tahun lamanya,” kata Yason.

 

Martinus Torip, manajer/penanggungjawab Black Brothers yang menyambut kunjungan aktivis GempaR Papua, mengatakan, pihaknya menyampaikan permintaan maaf jika kehadiran mereka tidak diketahui oleh semua orang Papua.

 

“Memang, Black Brothers ke Papua ini saya yang fasilitasi mereka untuk datang ke sini. Hanya, kami minta maaf kalau kedatangan mereka tidak begitu diberitakan secara luas, sebab kami sendiri hanya diundang dari panitia,” kata Martinus di hadapan aktivis GempaR dan wartawan.

 

Ia kemudian menjelaskan tujuan Black Brothers ke Papua. “Saya mendatangkan mereka ini, selain HUT kota Jayapura, sekaligus memberikan motivasi kepada generasi muda Papua untuk dapat belajar dari mereka sebagai senior kita,” tuturnya.

 

Martinus berharap, generasi muda Papua harus bangkit untuk mengekspresikan bakat terpendam. “Kalau sudah melihat langsung penampilan Black Brothers, jangan tinggal diam. Kita sama-sama mengangkat kembali jati diri sebagai anak-anak pemilik negeri ini.”

 

Dijelaskan, sesuai agenda, tahun ini ada dua tour Black Brothers ke Papua. “Jika Tuhan kehendaki, maka tahun ini kami ada dua agenda lagi yang pertama tour di Papua, namun soal tempat belum bisa kami pastikan. Terus, rencana launching album baru dengan judul Persipura Dua,” ujar Martinus dengan bangga.

 

Ini diapresiasi oleh para aktivis GempaR Papua. Seperti diungkapkan oleh Yason Ngelia.

 

Menurut Yason, kedatangan Black Brothers ini adalah kehormatan bagi orang Papua yang memang lahir dua dekade dari Black Brothers itu sendiri.

 

Karena itu, ia mengaku sempat kecewa dengan pihak panitia yang tidak maksimal dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat Papua.

 

“Tidak ada informasi tentang kedatangan Black Brothers. Seharusnya kedatangan mereka harus disambut layaknya sang legenda yang dikenal bukan hanya di Indonesia, melainkan di luar negeri, sebab ini adalah moment dimana generasi muda Papua yang hanya mendengar, menonton di TV, bisa melihat langsung kedatangan maupun penampilan mereka di panggung musik,” tutur Yason.

 

Yason mengatakan, Black Brothers memang betul-betul sangat dinantikan oleh rakyat di seluruh Tanah Papua.

 

“Buktinya, sampai saat ini album lagu dari Black Brothers ini masih terdengar merdu bahkan di daerah Pasifik masih menjual albumnya. Jadi, jangan karena masa lalu pemerintah sengaja menutupi cerita dari para legend musik Papua,” tandasnya.

 

Salah satu penggemar Black Brothers, Selfi Yeimo mengaku sangat senang dengan kedatangan sang musisi legendaris Papua ke tanah leluhur.

 

“Black Brothers, top!” ujar Selfi Yeimo.

 

Usai pertemuan antara aktivis GempaR Papua bersama manajemen dan personil Black Brothers dilanjutkan dengan jamuan kasih bersama, serta pemutaran video dokumenter perjalanan Black Brothers semenjak terbentuk sampai tahun 2014.

 

Editor: Mary

 

HARUN RUMBARAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

Komnas HAM RI Didesak Selidiki Kasus Penyiksaan Warga Sipil Papua di...

0
“Tindakan dari para pelaku itu masuk dalam kategori penyiksaan. Korban dimasukan dalam drum berisi air dan dianiaya, dipukul, ditendang dan diiris punggungnya dengan pisau. Itu jelas tindakan penyiksaan dan bagian dari pelanggaran HAM berat,” ujar Emanuel Gobay.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.