ArsipTim DVI Polri Berhasil Identifikasi Empat Jenazah Korban Trigana Air

Tim DVI Polri Berhasil Identifikasi Empat Jenazah Korban Trigana Air

Kamis 2015-08-20 07:51:30

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Republik Indonesia telah berhasil mengidentivikasi empat jenazah korban jatuhnya pesawat Trigana Air Service, jenis ATR 42 PK YRN, dengan nomor penerbangan IL 267, yang terlebih dulu dibawa ke Jayapura, Rabu (19/8/2015) sore kemarin.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri, Brigjen Arthur Tampi, saat memberikan keterangan pers, Kamis (20/8/2015) siang.

 

“Proses identifikasi ini dilakukan dengan standar DVI internasional,” kata Tampi, di Rumah Sakit Bhayangkara, Kotaraja, Kota Jayapura, Papua.

 

Menurutnya, ada tiga data primer dan dua data sekunder identivikasi, yakni, pertama pemeriksaan sidik jari, rekam gigi, pemeriksaan DNA, dan juga ciri-ciri khusus seperti cacat pada anggota tubuh.

 

Kemudian sekundernya, yakni bekas-bekas penanganan tindakan medis yang dilakukan pada korban kecelakaan.

 

Tampi menjelaskan, pemeriksaan sekunder meliputi propert berupa pakaian, jam tangan, ikat pinggang atau mungkin ada yang menggunakan anting-anting.

 

“Kemudian kriteria untuk dinyatakan teridentifikasi, dimana ditemukan satu saja primer, artinya kalau sudah odontogramnya sudah cocok, kemudian sidik jari ditemukan kecocokan dan DNA maka dinyatakan teridentifikasi.”

 

“Untuk sekunder harus didapatkan dua bukti. Yaitu, satu dari medikal, dan satu dari properti yang digunakan. Kalau dua tersebut sudah cocok, maka kita nyatakan teridentifikasi,” tegas Tampi.

 

Dikatakan, hasil identifikasi keempat jenazah yang telah dilakukan kemarin, pihak DVI mengatakan, dari data primer dan sekunder semua jenazah tersebut teridentifikasi.

 

“Data primer dalam bentuk sidik jari, kemudian data sekunder berupa catatan medis dan properti yang melekat pada tubuh korban, maka kantong jenazah nomor 001 tidak terbantahkan teridentifikasi sebagai Drs. Terianus Talawala, M.Si, pekerjaan Sekertaris Bapedda Pegunungan Bintang, alamat Oksibil Pegunungan Bintang,” kata Tampi.

 

Sedangkan untuk kantong jenazah 002, berdasarkan dua bukti sekunder, berupa catatan medis dan properti yang melekat pada tubuh korban, maka kantong jenazah nomor 002 tidak terbantahkan teridentifikasi sebagai Matius Nikolas Aragae, pekerjaan pegawai Kantor Pos Jayapura, alamat Polimak II Gunung, Kota Jayapura.

 

“Kemudian kantong jenazah nomor 003 berdasarkan dua bukti sekunder, berupa catatan medis dan properti yang melekat pada tubuh korban, maka kantong jenazah nomor 003 tidak terbantahkan teridentifikasi sebagai La Boni alias Boni Woriori, pekerjaan mahasiswa STIE Ottow Geisler Serui, alamat Perum KPR BPD RT02/RW05 Serui Kota,” terangnya.

 

Selanjutnya, kantong jenazah nomor 004 berdasarkan dua bukti sekunder, berupa catatan medis, dan properti yang melekat pada tubuh korban, maka kantong jenazah nomor 004 tidak terbantahkan teridentifikasi sebagai Wengdepen Bamulki, pekerjaan guru, alamat Kampung Aldom, Distrik Oksibil, Pegunungan Bintang.

 

Kapolda Papua, Brigjen Paulus Waterpauw, kepada wartawan mengatakan, Kapusdokkes, Arthur Tampi dan timnya tiba di Jayapura Rabu (19/8/2015) pagi, dan kini bergabung dengan tim DVI di RS Bhayangkara.

 

Sementara Dokkes Polda Papua sudah menyiapkan delapan tenaga ahli, tiga diantaranya dari Mabes Polri.

 

Sejauh ini, di RS Bhayangkara sudah ada 54 jenazah yang masuk ke ruang DVI Polda Papua, dan semua jenazah masih dalam identifikasi tim DVI.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

PMKRI Kecam Tindakan Biadap Oknum Anggota TNI Siksa Warga Sipil di...

0
“Kami minta kepada TNI dan Polri yang bertugas di Tanah Papua agar tidak boleh bertindak semena-mena terhadap manusia khususnya manusia Papua, sebab manusia Papua juga sama seperti manusia lainnya yang punya hak asasi manusia yang ada di muka bumi ini,” ujar Yasman Yaleget.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.