BeritaTrigana Air Tidak Kapok Terbang di Pedalaman Papua

Trigana Air Tidak Kapok Terbang di Pedalaman Papua

JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Kecelakaan pesawat Trigana Air jenis ATR 42 PK YRN, dalam penerbangan Jayapura-Oksibil, beberapa waktu lalu, nampaknya tidak membuat maskapai ini kapok terbang di pedalaman Papua.

Direktur Operasional PT Trigana Air Service, Beni Sumaryanto menegaskan, meski jatuhnya pesawat Trigana Air telah memakan korban 54 orang, namun maskapai tersebut akan tetap menjelajah langit Papua.

“Kami (Trigana Air) tetap konsisten di Papua. Dan kami tetap menerbangi udara Papua,” ujar Beni Sumaryanto kepada liputan6.com, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (22/8/2015).

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Beni menjelaskan, komitmen tersebut berdasarkan jam terbang Trigana Air yang cukup tinggi di langit Papua.

Bahkan, ia mengklaim, maskapai yang mulai beroperasi sejak 1991 itu pun telah memiliki tempat di hati masyarakat Bumi Cenderawasih.

“Trigana Air juga lahir di bumi Papua. Kita juga sudah menyatu dengan masyarakat di sana (Papua),” tandas Beni.

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Kecelakaan udara jelang HUT Ke-70 RI itu sempat membuat operasi penerbangan dengan rute Jayapura-Pegunungan Bintang terhambat.

Beni menyatakan, pihaknya telah menyiapkan maskapai pengganti dalam waktu 2 sampai 4 minggu ‎ke depan

“Dalam waktu dekat kisaran dua minggu sampai satu bulan kita sudah mendatangkan pesawat sejenis untuk gantikan ‎rute yang sama. Saya sudah berbincang dengan Bupati Pegunungan Bintang untuk meminta waktu sekitar satu bulan,” pungkasnya.

Pesawat Trigana Air jenis ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL 267 sebelumnya diduga menabrak lereng bukit di sekitar Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat diduga jatuh di kemiringan 45 derajat.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Pesawat yang membawa 49 penumpang dan 5 kru itu hilang kontak pada pukul 14.21 WIT Minggu, 16 Agustus 2015.

Saat itu, pesawat terbang dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura menuju Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

 

OKTOVIANUS POGAU

1 KOMENTAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kadis PUPR Sorsel Diduga Terlibat Politik Praktis, Obaja: Harus Dinonaktifkan

0
Kadis PUPR Sorsel Diduga Terlibat Politik Praktis, Obaja: Harus Dinonaktifkan SORONG, SUARAPAPUA.com --- Bupati Sorong Selatan, Papua Barat Daya, didesak untuk segera mencopot jabatan kepala dinas PUPR karena diduga telah melanggar kode etik ASN. Dengan menggunakan kemeja lengan pendek warna kuning dan tersemat lambang partai Golkar, Kadis PUPR Sorong Selatan (Sorsel) menghadiri acara silaturahmi Bacakada dan Bacawakada, mendengarkan arahan ketua umum Airlangga Hartarto dirangkaikan dengan buka puasa di kantor DPP Golkar. Obaja Saflesa, salah satu intelektual muda Sorong Selatan, mengatakan, kehadiran ASN aktif dalam acara silatuhrami itu dapat diduga terlibat politik praktis karena suasana politik menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang dilaksanakan secara serentak tanggal 27 November 2024 mulai memanas. “ASN harus netral. Kalau mau bertarung dalam Pilkada serentak tahun 2024 di kabupaten Sorong Selatan, sebaiknya segera mengajukan permohonan pengunduran diri supaya bupati menunjuk pelaksana tugas agar program di OPD tersebut berjalan baik,” ujar Obaja Saflesa kepada suarapapua.com di Sorong, Sabtu (20/4/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.