ArsipJohn NR Gobay: Tindakan Arogansi Polisi Lahirkan Kebencian Orang Papua

John NR Gobay: Tindakan Arogansi Polisi Lahirkan Kebencian Orang Papua

Jumat 2015-10-09 14:45:49

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai, John NR Gobay menegaskan, tindakan aparat kepolisian dalam membubarkan aksi demo damai yang digelar Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia (SKP-HAM) Papua, justru melahirkan kebencian yang mendalam bagi orang Papua.

“Kami kemarin aksi dengan damai, dan sudah sampaikan surat pemberitahuan satu minggu sebelumnya, namun Polisi dengan brutal membubarkan aksi kami tanpa dialog, tindakan seperti itu justru melahirkan kebencian di hati orang Papua,” tegas Gobay, saat memberikan keterangan pers di Kantor KontraS Papua, Padang Bulan, Jayapura, Papua.

 

Menurut Gobay, Polisi datang seperti menghadapi preman dan teroris yang akan melakukan tindak kekerasan, padahal aksi dilakukan dengan damai, apalagi melibatkan belasan imam-imam Katolik yang peduli dengan kemanusiaan.

 

“Saya kira Polisi sendiri tidak mentaati aturan yang dibuat oleh Negara ini, karena ada standar dalam pembubaran aksi massa, bukan dengan cara kekerasan dan aksi brutalisme,” ujar Gobay.

 

John juga meminta Negara tidak mempertanyakan nasionalisme orang Papua, jika masih hadapi aksi demonstrasi damai dengan cara-cara kekerasan seperti yang dipertontonkan kemarin di depan Gereja Katolik Gembala Baik, Abepura, Papua.

 

“Polisi harus tahu, demo kecil, dengan aksi damai, apalagi banyak rohaniwan terlibat, tidak akan melahirkan kekerasan, apalagi menghancurkan sebuah Negara, kenapa harus dihadapi dengan kekerasan,” katanya.

 

“Arogansi aparat keamanan kemarin sangat terkutuk, aparat harus ingat bahwa persoalan Papua saat ini menjadi perhatian internasional, jarum jatuh di Papua saja saat ini Amerika bisa tahu dengan perkembangan teknologi, karena itu aparat Negara harus mengontrol tingkah laku dan perbuatan, jangan berlaku seperti preman,” tegasnya.

 

“Polisi harus ingat juga membela kepentingan Negara dengan tindak kekerasan tidak akan membawa keselamatan untuk anda, yang ada tentu merugikan dan melahirkan kekecewaan dan dendam kepada banyak orang,” tegasnya.

 

Sementara itu, akademisi dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Marinus Yaung, menegaskan, Polisi terlalu arogan dalam membubarkan demonstrasi SKP-HAM Papua yang telah berjalan dengan damai.

 

“Polisi harus mengikuti perkembangan zaman, artinya harus mengerti demokrasi, dan membukan ruang untuk orang Papua, apalagi aksi kemarin bukan melawan Negara, tapi mengingatkan tentang kekerasan yang terjadi di Paniai,” kata Yaung.

 

Yaung meminta pertanggungjawaban Negara karena membubarkan aksi demo damai dengan carai beringas, apalagi aksi di lakukan dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat sipil, termasuk biarawan dari gereja Katolik.

 

“Jangan Negara hadir untuk merusak nilai kemanusiaan yang ada, kalau terus-terus terjadi seperti ini, jangan heran kalau orang Papua minta merdeka, karena memang kelakuan Polisi terhadap orang Papua brutal dan kejam,” kata pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Rilis Laporan Tahunan 2023 Tentang HAM dan Konflik di Tanah...

0
Selain kasus pengungsian, diuraikan dalam laporannya sejumlah pelanggaran hak sipil dan politik antara lain impunitas, pembunuhan dan penyiksaan, kebebasan berekspresi, kesehatan, pendidikan, serta konflik bersenjata.

Kura-Kura Digital

0

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.