ArsipPolda Metro Jaya Kembali Tangkap 25 Mahasiswa Papua Yang Demo

Polda Metro Jaya Kembali Tangkap 25 Mahasiswa Papua Yang Demo

Sabtu 2015-12-19 04:01:13

JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya kembali membubarkan aksi pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Jakarta, Sabtu (19/12/2015) siang, di depan Istana Negara, dan menangkap 25 massa aksi.

Marthen Goo, aktivis Papua di Jakarta, kepada suarapapua.com, menjelaskan, setelah Polisi membubarkan aksi AMP Komite Kota Jakarta, Polisi kemudian menangkap para massa aksi dan diangkut ke Polda Metro Jaya untuk diinterogasi lebih lanjut.

 

“Massa berjumlah puluhan orang, tapi mereka sudah dikepung oleh Polisi dan Intelijen yang jumlahnya lebih banyak,” kata Marthen.

 

Marthen menjelaskan, aksi kali ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pencetusan Tri Komando Rakyat (Trikora), pada 19 Desember 1961, yang pernah dikumandangkan oleh Presiden Soekarno untuk melakukan invasi ke Papua.

 

“Trikora dikenal oleh orang Papua sebagai awal penjajahan Indonesia masuk ke Papua. Trikora merupakan bentuk kerakusan Negara Indonesia melalui Soekarno pertama kali mengeluarkan pernyataan pencaplokan untuk menguasai kekayaan di Papua.”

 

“Trikora juga merupakan awal pelanggaran terhadap kemanusiaan dan hak orang Papua, karena itu AMP Komite Kota Jakarta demo untuk memprotes hal itu,” kata Marthen, yang juga merupakan salah satu aktivis Papua Itu Kita.

 

Marthen menambahkan, massa aksi saat ini sedang dibawa ke Polda Metro Jaya, dan kemungkinan akan dilakukan interogasi, karena itu butuh advokasi dari semua pihak.

 

“Kami sedang membangun kontak dengan para pengacara dan para tokoh Papua di Jakarta agar dapat memberikan perhatian pada kasus ini, minimal bertemu dan membebaskan para mahasiswa yang ditahan,” ujar Marthen.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pacific Churches Urge MSG to Expel Indonesia if it Does Not...

0
"Are the countries supporting Indonesia's candidacy as a member of the UN Human Rights Council saying that they are comfortable with human rights violations?"

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.