ArsipFrans Kobepa, Blogger Muda Papua Dari Paniai

Frans Kobepa, Blogger Muda Papua Dari Paniai

Senin 2013-04-22 14:31:30

PAPUAN, Jayapura — Anak muda Papua yang satu ini bisa dikatakan luar biasa. Di tengah berbagai keterbatasan, ia mampu mengembangkan potensi diri yang ada padanya hingga saat ini menjadi blogger muda Papua yang handal. Ia adalah Frans Xaverius Kobepa, pria kelahiran 13 Maret 1991, di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua.

"Masa kecil saya habiskan di Nabire. Masuk Sekolah Dasar di SD Inpres Karang Mulia Nabire, lanjut di SMP YPPK Santo Antonius Nabire, setelah tamat saya lanjut di  SMK N 1 Nabire, dan saat ini saya kuliah di Universitas Cenderawasih pada fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik," ujar Kobepa, mengawali pembicaraannya dengan wartawan suarapapua.com, beberapa waktu lalu di Jayapura, Papua.

Kobepa menceritakan, awal perkenalannya dengan dunia teknologi, terutama internet dan blog dimulai di tahun 2007, saat ia duduk di Kelas I SMK Negeri 1 Nabire, Papua. Di zaman itu, tidak banyak orang yang tahu tentang  internet, apalagi Warung Internet (Warnet) sangat minim di Nabire.

"Saya kenal internet dari orang tua saya, tetapi bukan mereka yang ajarkan saya cara mengoperasikan internet. Orang tua saya waktu itu bilang kalau di zaman itu lagi trend dengan dunia internet.  Maka saya coba datang sendiri ke Warnet untuk mengenal lebih jauh tentang internet, sekaligus cara mengoperasikannya,"  cerita Kobepa.

Setelah sedikit paham tentang dunia internet, ia sering sekali mengunjung Warnet untuk sekedar belajar dan mengenal dunia internet. Kobepa juga mengaku, ia mendatangi Warnet untuk belajar bukan karena diajar, diperintah, namun inisiatif sendiri.

"Suatu ketika saya temukan blog milik seorang teman. Dari situ rasa penasaran dan ingin punya blog pribadi juga muncul. Blog yang saya temukan pertama pada waktu itu adalah http://pogauokto.blogspot.com,  belakangan saya tahu kalau itu milik kawan Oktovianus Pogau. Sejak saat itu, saya semakin termotivasi untuk belajar dan punya blog pribadi,” cerita Kobepa.

Adapun nama blog pertama yang ia miliki adalah http://kobepanabire.blogspot.com, tulisan pertama yang ia publish pada waktu itu adalah sebuah catatan pribadi tentang bencana alam di Nabire yang terjadi pada saat itu.

"Sampai saat ini saya masih berkecimpung di dunia ini dan sekarang kami sudah bentuk sebuah komunitas bloger. Nama komunitas itu adalah komunitas blogger Papua Cenderawasih. Komunitas ini kami bentuk pada tahun 2011 lalu dan para anggota komunitas blogger Papua memilih saya sebagai ketua hingga sampai dengan hari ini,” kata pria muda asal Paniai ini.

"Setelah saya membuat blog itu pada tahun 2007 hingga saat ini banyak orang yang kunjungi blog saya. Bahkan blog pribadi saya tiap harinya paling banyak dikunjungi baik dari lokal, nasional maupun internasional. Ada yang meminta nomor kontak saya dan meminta saya untuk buatkan blog. Dan saya banyak membantu tanpa meminta imbalan secara gratis. Itu pun berkat dari niat saya yang kuat untuk belajar blog dan kemudian bisa lalu menjadi guru bagi yang membutuhkan,” katanya sambil senyum.

Ia melanjutkan, sampai saat ini sedang mengelola beberapa website, diantaranya, www.sastrapapua.com, www.andreasrumyaan.com,  www.hiphoppapua.com , www.ukmkmkuncen.org dan yang terakhir web pribadi miliknya, yakni, www.fransiskusxaverius.com.

Kobepa juga mengaku, hingga kini, ia maasih mencoba melakukan perubahan di kampus , lingkungan mahasiswa, masyarakat dan gereja. Ia tidak mau tertinggal dengan perkembangan dunia teknologi yang semakin maju walau tinggal di Papua. Kemauannya itu telah ia mulai wujudkan nyatakan  melalui beberapa kegiatan, diantaranya aktivitas photographer dan ngeblog dan beberapa kegaiatan lain yang dapat mengasah pengetahuan pribadinya.

Ia juga dikenal sebagai founder Komunitas Blogger Papua (Cendrawasih). Komunitas ini dideklarasikan sejak tahun 2011 dan di hadiri para perwakilan dari seluruh tanah Papua.

"Melalui blog saya juga promosikan wisata dan budaya yang ada di Nabire kala itu, dan secara luas tanah Papua, sehingga blog saya di kenal dan dikunjungi oleh orang di luar Papua, termasuk mereka yang dari dunia internasional," ujar Kobepa, lelaki asal Paniai ini.

Kobepa juga pernah mendapat kepercayaan dari ICT Watch  untuk mengikuti beberapa seminar nasional di Jakarta, yakni, seminar FGD Internet Sehat, dan ajang IGF 2012 (Indonesia Internet Governance Forum) di Jakarta.

"Semua kegiatan saya lakukan untuk kebaikan Papua dan anak muda Papua. Ini juga agar membangkitkan semangat anak muda Papua lainnya dalam beberapa kegiatan, seperti  sosialisasi internet sehat, seminar internet sehat dan wajib rutin pelatihan sesuai program kerja Komunitas Blogger Papua (Cendrawasih) dan Relawan TIK Provinsi Papua.

Kami punya harapan dapat mencapai target menuju masyarakat Informasi 2015, sesuai program nasional Kementrian Informasi dan Komunikasi. Komunitas Blogger Papua diakui oleh dinas Kemenko info provinsi Papua, dan mendapat kepercayaan dari komunitas blogger di tingkat Nasional serta di tingkat internasional," ujar Kobepa bersemangat.

Semangat, usaha, dan kerja keras Kobepa untuk menjadi blogger di tanah Papua, termasuk bersama rekan-rekannya mensosialisasikan internet sehat di berbagai perkumpulan dan sekolah-sekolah di tanah Papua perlu dijadikan contoh bagi siapa saja.

Selamat untuk kawan Kobepa, selamat karena sudah terus tabah dan tekun mengikuti dunia ini. Semoga anak-anak muda Papua lainnya dapat menemukan bakat dan talenta yang mereka miliki, dan juga mengembangkannya. Amanai.

ARNOLD BELAU

1 KOMENTAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perusahaan HTI PT Merauke RJ di Boven Digoel Diduga Melakukan Tindakan...

0
“Kami meminta pejabat pemerintah kabupaten Boven Digoel dan Provinsi Papua Selatan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera mengambil tindakan penertiban, dengan menghentikan dan mengevaluasi keberadaan dan aktivitas perusahaan PT Merauke Rayon Jaya, atas dugaan pelanggaran hukum yang terjadi dan telah menimbulkan keresahan dalam masyarakat”, jelas Tigor G Hutapea.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.