Rabu 2012-05-09 17:00:45
Demikian penegasan Yustinus Yatipai, Ketua Mahasiswa Paniai di Surabaya, saat menghubungi suarapapua.com, Selasa (08/05) kemarin, mengkritisi kunjungan utusan pemda Paniai ke Surabaya.
Menurut Yustinus, seharusnya pemda bertemu dengan mahasiswa di kontrakan yang telah disiapkan, agar mahasiswa dapat menyamapikan keluhan dan unek-unek, dan pemda juga dapat menjelaskan secara rinci untuk diketahui mahasiswa.
“Saya hanya ditelepon untuk bertemu di bandara udara untuk ambil uang jatah mahasiswa di kota Surabaya, dan saya menolak, sebab utusan pemda harus bertemu dengan kami di Asrama sesuai kesepakatan seluruh mahasiswa,†jelas Yustinus.
Tetapi, lanjut Yustinus, utusan pemda bukannya mendatangi asrama mahasiswa, namun meminta agar ketua korwil untuk mendata nama-nama seluruh mahasiswa Paniai di Surabaya, dan segera mengirimkannya via fak.
“Saya terus menghubungi utusan pemda Paniai di Surabaya, namun beberapa saat kemudian handphone sudah diluar jangkauan. Kami menyesalkan cara-cara seperti ini,†kata Yustinus lagi.
“Kami sangat kesal dengan carai-cara yang dilakukan pemda Paniai, sebab bukan sekali hal seperti ini dilakukan pada kami, namun sudah sering dilakukan tiap tahunnya."
Yustinus justru bertanya, apakah mahasiswa Paniai di Surabaya dianggap tidak penting oleh pemerintah daerah Paniai sehingga selalu diperlakukan seperti itu.
OKTOVIANUS POGAU