ArsipSudah Tiga Hari Aktivitas Pemerintahan di Intan Jaya Lumpuh

Sudah Tiga Hari Aktivitas Pemerintahan di Intan Jaya Lumpuh

Minggu 2013-03-10 13:32:15

PAPUAN, Intan Jaya — Sejak 6 Maret 2013, aktivitas pemerintah di Kabupaten Intan Jaya dinyatakan lumpuh total. Penyebabnya, sejumlah warga asli di Distrik Sugapa, yang merupakan pusat ibukota Kabupaten melakukan aksi pemalangan di sejumlah kantor dan jalan-jalan utama.

Menurut sebuah sumber, aksi tersebut dilakukan karena beberapa masyarakat asli di Distrik Sugapa tidak puas dengan keputusan Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, yang memilih seorang Kepala Distrik bukan dari daerah asal mereka.

“Mereka dengan kabar kalau kepala Distrik Sugapa akan diisi oleh orang dari luar distrik Sugapa,  makanya mereka protes dan palang semua kantor pemerintahaan, termasuk di jalan-jalan utama,” ujar sumber ini saat menghubungi suarapapua.com, kemarin (9/3/2013) dari Sugapa, Intan Jaya.

Dikatakan, akibat pemalangan tersebut, hampir semua pegawai negeri di lingkungan pemerintah Kabupaten Intan Jaya tidak melaksanakan fungsi mereka sebagai pelayan masyarakat.

“Apalagi, warga palang di jalan-jalan utama ke kantor-kantor, jelas semua pegawai negeri tidak bisa bekerja, harus ada jalan keluarnya,” kata sumber ini.

Ketika ditanya respon pemerintah daerah, sumber ini mengakui, warga yang melakukan aksi pemalangan telah menemui Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya, Yan Kobogauw, namun disarankan untuk menunggu Bupati yang sedang berpergiaan keluar daerah.

“Katanya Bupati ada di Jakarta, rencananya akan bertemu dengan masyarakat yang melakukan pemalangan, tapi yang disayangkan sudah hampir tiga hari lebih Bupati tidak ada di tempat,  ini jelas sangat menggangu aktivitas pemerintahan,” tambahkanya.

Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni ketika dihubungi media ini tidak mengangkat telepon selulernya. Beberapa pesan singkat yang dikirim juga tidak dibalas.

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

0
“Sehingga dengan hadirnya AWP ini diharapkan harus menjadi organisasi yang terus mengumandangkan kebersamaan di tengah hidup masyarakat Papua melalui pemberitaan,” kata Elsye Rumbekwan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.