Kamis 2014-11-13 12:53:15
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Selain ruang-ruang kelas tergenang air, beberapa rumah warga di Abepantai, Distrik Abepura, Jayapura, Papua, Selasa (11/11/2014) malam, rusak diterjang air pasca hujan deras selama 9 jam.
Pagar tembok di belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Jayapura, Abepantai, hancur. Akibatnya, air mengalir menggenangi komplek sekolah dan perumahan penduduk.
Â
Rabu (12/11/2014) pagi, aktivitas belajar mengajar dihentikan, para guru dan siswa terpaksa membersihkan ruang-ruang kelas dan halaman sekolah.
Gusti, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, mengatakan, semua ruang kelas dan gedung perpustakan tergenang air sejak hujan deras mulai pukul 21.00 WIT hingga jam 6 pagi.
Â
“Kami punya pagar tembok di belakang sekolah hancur, air masuk lewat situ dan ruangan kelas tergenang air, juga gedung perpustakaan hancur,†kata Gusti, kepada suarapapua.com di halaman sekolah.
Â
Diperkirakan, kerugian yang dialami pihak sekolah cukup besar. Sebab menurut Gusti, semua peralatan di ruang studio, dan ruang audio, rusak akibat terkena air banjir.
Â
Selain itu, bengkel kayu dengan 2 mesin ikut rusak, 3 ruang otomotif, dan gudang beras tergenang air.
Â
“Saya dan guru-guru di sini berharap agar pemerintah dapat memperhatikan kami karena banyak alat praktek rusak,†pinta Gusti.
Â
Jeck Baab, pegawai SKB Abepantai, membenarkan, gedung yang terlindung dengan satu pagar tembok sudah hancur akibat diterjang hujan semalam.
Â
Menurut Jeck, hujan kali ini berbeda dengan sebelumnya. “Banjir yang sekarang ini parah, karena banyak dampak yang dirasakan oleh warga dan pihak sekolah," katanya.
Â
Rumah Ketua RT 03, juga rumah milik masyarakat Abepantai tak luput dari terjangan banjir.
Â
“Banyak barang kami terbawa oleh air, seperti kasur, kompor, dan tempat tinggal kami dari depan sampai dapur semua tergenang air setelah tembok belakang jebol,†jelas Jeck.
Â
“Saya saya harap ada perhatian dari Pemerintah Kota,†kata pria yang bertugas di SKB ini.
Â
Yopi Payage menambahkan, “Hujan tadi malam berasal dari tiga mata air dan hujan seperti ini biasa terjadi musiman atau 4 tahun sekali.â€
Â
Tiga mata air itu, menurut Yopi, bukan kali, melainkan mata air kecil yang muncul kebetulan saat hujan.
Â
“Hujan deras dan mata air yang arah lurus rumah langsung hancukan rumah dan alat-alat dapur semua terbawa air,†kata Yopi menceritakan.
Â
Sedangkan mata air dari sebelah juga hancurkan rumah Ketua RT. Selain itu, mata air yang ada di ujung kampung menghancurkan pagar tembok SMK dan pagar tembok SKB.
Â
“Selama kami ada di komplek ini, saya yang pertama, jadi setahu saya, hujan seperti ini musiman terhitung 2 kali dalam 4 tahun sekali. Sekarang yang ketiga, dan bisa juga dikatakan hujan dari alam,†tutur Yopi.
Â
Sementara itu, Ketua RT 03 Abepantai, Nomar Giban mengatakan, “Saya punya alat dapur dan piring, kasur, laptop, gelas, semua hanyut dengan air.â€
Â
Giban berharap ada perhatian dari pemerintah. “Saya sebagai Ketua RT berharap Pemerintah Provinsi dan Kota segera memperhatikan kami, dan gantikan semua kerugian kami akibat bencana alam ini,†tuturnya.
Â
Editor: Mary
Â
ARDI BAYAGE