ArsipGereja Baptis Papua Kutuk Aksi Kekerasan Aparat di Manokwari

Gereja Baptis Papua Kutuk Aksi Kekerasan Aparat di Manokwari

Rabu 2012-10-24 14:57:45

Dikatakan oleh Yoman, peristiwa tanggal 23 Oktober 2012 di Manokwari yang melarang masyarakat menyampaikan pendapat di depan umum, memblokir jalan, menyerang, membubarkan, menembak , melukai, menangkap, menyiksa  dan memenjarakan rakyat sipil adalah kejahatan kemanusiaan.

“Perilaku aparat keamanan yang merendahkan martabat penduduk Asli Papua seperti ini perbuatan terkutuk dan  tidak bisa ditoleransi.  Aparat keamanan Indonesia  selama ini menjadikan manusia Papua sebagai musuh dan diperlakukan seperti hewan,” tulis Yoman.

Lanjut Yoman, perilaku aparat keamanan menunjukan watak kriminal bukan sebagai pengayom dan pelindung rakyat. Apakah mereka berpikir   dengan pendekatan kekerasan akan menyelesaikan masalah Papua? Tidak segampang dan tidak semudah yang aparat keamanan berpikir dan bertindak. Aparat keamanan dengan cara dan perilakunya dapat  merendahkan kredilitasnya sendiri di mata rakyat Papua, rakyat Indonesia dan masyarakat Internasional.

Disampaikan juga, aparat keamanan Indonesia berpikir bahwa dengan kekerasan  yang dipamerkan  akan membuat shock teraphy untuk Penduduk Asli Papua supaya tunduk pada kejahatan yang mereka tonjolkan.

“Aparat keamanan Indonesia telah gagal  membangun simpati dari Penduduk Asli Papua. Sebaliknya aparat keamanan memperkokoh  kekuatan moral dan nurani Penduduk Asli Papua untuk melawan dan berdiri atas kehormatan  dan martabat mereka di atas tanah leluhurnya,” ujarnya dari Jayapura, Papua.

Menurut Yoman, kekerasan dan Kejahatan  kemanusiaan yang dilakukan aparat keamanan dari institusi TNI, POLRI, Densus 88, BRIMOB, Kopassus di Tanah Papua selama ini justru memberikan bobot, kredit point,  dukungan solidaritas dan simpati, masyarakat Indonesia dan  komunitas internasional yang luas.

“Pemerintah Indonesia dinilai sebagai penjahat dan pembunuh manusia Papua dan rakyatnya sendiri,” tegasnya.
Karena itu, Yoman meminta agar aparat keamanan, TNI, POLRI, Densus 88 dan Brimob harus menghentikan penangkapan, pengejaran terhadap anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Menurut Yoman, persoalan tersebut bukan masalah KNPB, tapi sebuah persoalan Papua yang sangat kompleks yang dipersoalkan rakyat Papua, yaitu:  sejarah integrasi yang suram, status politik Papua dalam Indonesia yang belum tuntas, pelanggaran HAM kejam, peminggiran penduduk pribumi, pemusnahan etnis Papua, kemiskinan Orang Asli Papua di atas sumber daya alam yang kaya.

“ Ini merupakan masalah  kemanusiaan, rasa keadilan, kesamaan derajat, dan martabat manusia.  Aparat keamanan jangan  merendahkan martabat dan integritas manusia. Aparat keamanan jangan mengkaburkan dan  mengalihkan persoalan mendasar yang dipersoalkan Penduduk Asli Papua selama ini dengan pendekatan kekerasan.

Kekerasan dan kejahatan kemanusiaan di Tanah Papua sudah melewati batas-batas kemanusiaan yang sudah saatnya harus dihentikan. Ini perilaku terkutuk dan tidak manusiawi.  Karena itu, solusi menyeluruh harus ditempuh dengan dialog damai dan setara antara Indonesia dan Papua tanpa syarat yang dimediasi pihak ketiga yang netral. Karena dialog adalah jalan tanpa kekerasan yang menghormati martabat manusia.”

Seperti diberitakan, aksi ratusan massa KNPB di depan Kampus Universitas Negeri Papua, Manokwari, Papua Barat, dibubarkan secara paksa oleh aparat keamanan. 11 orang ditangkap, 9 orang diantaranya mendapat pukulan dari Polisi, dua diantaranya terkena luka tembakan.

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

TPNPB: Danramil Aradide Ditembak Karena Melakukan Aktivitas Mata-Mata

0
“Orang Papua yang terlibat sebagai Banpol atau mata-mata TNI dan Polri, akan kami eksekusi. Warga imigran yang ada di wilayah perang, kami minta segera angkat kaki dari wilayah perang kami,” ujarnya dengan tegas.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.