ArsipTolak Militer Masuk Kampus, Mahasiswa Uncen Palang Kampus

Tolak Militer Masuk Kampus, Mahasiswa Uncen Palang Kampus

Senin 2012-10-01 15:02:15

"Juga aparat harus mengungkap aksi-aksi orang bertopeng yang beberapa waktu lalu melakukan aksi-aksinya di lingkungngan kampus Uncen,” katanya.

Menurut Yason, aksi ini juga sebagai aksi protes terhadap lembaga Uncen yang mana telah mengijinkan militer masuk kampus yang sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.

“Kami juga mempertanyakan upaya-upaya yang dilakukan oleh militer dalam hal ini aparat TNI yang mana terus melakukan kerja-kerja bakti social dan kerja lainnya di lingkungan kampus Uncen.

Sebab secara tidak langsung, hal ini akan membuat setiap aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa Uncen akan terus dipantau dan ruang gerak mahasiswa uncen dilingkungan Uncen sebagai tempat berkreasi bagi para mahasiswa akan semakin dipersempit dan tentu ini merupakan penekanan psikologi yang dilakukan oleh militer terhadap mahasiswa Uncen,” terang Yason.

Yason menambahkan, semenjak TNI diijinkan masuk, mereka melakukan kegiatan berupa bakti social di asrama dan terutama di lingkungan Uncen.

"Pada hal, kegiatan yang mereka lakukan itu agenda-agenda yang kami tidak suruh dan pekerjaan yang sebetulnya bisa dilakukan oleh mahasiswa,”tambahnya.

Sehingga, lanjutnya, seluruh ketua BEM dari semua fakultas yang ada di Uncen bersama dengan FMAM meminta kepada pihak lemnbaga Uncen untuk segera mencabut dan memutuskan hubungan kerja sama dengan militer dalam hal ini TNI.

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Koalisi: Selidiki Penyiksaan Terhadap OAP dan Seret Pelakunya ke Pengadilan

0
“Kami juga mendesak pemerintah untuk menghentikan pendekatan keamanan di Tanah Papua yang selama ini justru menimbulkan korban, dan mendorong Panglima TNI untuk segera melakukan evaluasi internal dan pengawasan yang lebih baik serta memastikan terwujudnya akuntabilitas atas kinerja TNI dan penggunaan kekuatan pasukan TNI di Tanah Papua,” tegas Koalisi Kemanusiaan untuk Papua dalam siaran pers yang dikirim dari Jakarta, Sabtu (23/3/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.