ArsipDi Yahukimo, Seratus Lebih Orang Meninggal Karena Tidak Ada Pelayanan Kesehatan

Di Yahukimo, Seratus Lebih Orang Meninggal Karena Tidak Ada Pelayanan Kesehatan

Rabu 2015-03-25 10:41:45

YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com — Sebanyak seratus lebih warga Distrik Mugi, Kabupaten Yahukimo Papua, meninggal dunia akibat tidak adanya pelayanan kesehatan oleh petugas di daerah tersebut. Ini terjadi dalam kurun waktu satu setengah tahun terakhir.

“Sudah sebanyak seratus lebih warga Distrik Mugi meninggal dunia karena tidak ada pelayanan medis yang dilakukan oleh petugas,” ungkap seorang warga Hitugi, Distrik Mugi, Natan Siep ketika ditemui suarapapua.com di Kampung Hitugi, Minggu (22/3/2015) kemarin. 

 

Natan mengklaim, hal ini terjadi karena selama ini petugas kesehatan tidak pernah ada di tempat, bahkan Kepala Puskesmas yang nyata-nyata warga asli tidak perna ada tempat untuk menjalankan tugasnya.

 

“Kepala Puskesmas sudah sejak delapan tahun lalu tidak pernah ada di Hitugi. Selama ini dia tinggal di Wamena. Kami tidak tahu apa yang dia lakukan di Wamena. Pokoknya dia tidak pernah datang bertugas,” ujar Natan sambil menunjukan gudang obat yang sudah habis.

 

Menurutnya, yang selama ini melayani adalah seorang kader kesehatan, tetapi obat di gudang habis. Pelayanan yang dilakukan kader tersebut tidak maksimal.

 

Dengan kondisi itu, kata dia, masyarakat banyak mengeluh, sebab ketika dilakukan pemeriksaan sesuai sakitnya, ternyata obatnya tidak tersedia.

 

“Banyak masyarakat yang sakit tidak dapat obat atau suntik, karena tidak ada stok obat. Jadi, kebanyakan orang disini bertahan dengan doa-doa dari para hamba Tuhan yang setia melayani pasien,” tutur Natan.

 

Selain itu, selama ini kader di Puskesmas mau ambil obat di gudang Wamena, tetapi menurut Natan, tidak diijinkan oleh Kepala Puskesmas. Maunya harus diberikan oleh Kepala Puskesmas yang selama ini tinggal di Wamena. Hal ini mengorbankan masyarakat setempat.

 

Natan menilai, lantaran tindakan demikian, para petugas kesehatan tersebut sudah berdosa besar, karena pekerjaan yang mereka lakukan adalah pekerjaan sisa dari Tuhan.

 

“Tuhan Yesus dulu bukan hanya melayani di bidang rohani, tetapi Ia melayani kesehatan juga. Banyak orang sakit Ia sembuhkan, bahkan seorang nenek Ia sembuhkan pada hari Minggu. Jadi, seharusnya petugas medis ini ambil contoh dari Tuhan Yesus,” tuturnya.

 

Oleh sebab itu, diharapkan supaya Kepala Puskesmas dan petugas lain yang tidak pernah ada di tempat tugas untuk datang ke tempat tugas dan melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

 

Hal berbeda disampaikan seorang warga Distrik Mugi, Yorin Asso. Ia mempertanyakan sejauh mana peran Pemerintah Daerah (Pemda) Yahukimo dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk memperhatikan kondisi kesehatan di Distrik Mugi dan pada umumnya di Kabupaten Yahukimo.

 

“Apakah ada kontrol yang dilakukan dinas terhadap Kepala Puskesmas atau petugas? Jika ada, bagaimana dengan penyediaan operasional, Sumber Daya Manusia (SDM), infrastruktur dan kebutuhan lain, apakah semua itu sudah mencukupi?,” tandasnya.
 

“Jangan sampai karena hal-hal ini tidak difasilitasi, dampaknya masyarakat yang kena. Nah, saya sarankan lebih baik Pemda mempunyai program prioritas setiap tahun untuk melakukan kontrol. Ya maksimal setiap tahun dua kali ke setiap Puskesmas,” lanjut Yorin.

 

Ia berharap, meninggalnya sejumlah warga karena kurang adanya pelayanan kesehatan itu perlu ditindak lanjuti dengan cepat oleh Pemda. Jika tidak, jumlah seratus lebih itu bisa meningkat.

 

“Memang kami belum melakukan pengecekan lebih dalam atas meninggalnya 100 lebih warga itu, tetapi ketika kami jumlahkan dari warga kampung setempat, memang jumlahnya seperti itu. Belum dengan kampung-kampung lain di Distrik Mugi,” kata Asso.

 

Yorin juga menambahkan, jika dijumlahkan dengan jumlah orang meninggal akibat kurang adanya pelayanan kesehatan di distrik lain di Kabupaten Yahukimo, pasti bukan seratus atau dua ratus, tetapi bisa seribu hingga dua ribu orang pertahun.

 

“Sejauh ini belum ada konfirmasi ke Dinas Kesehatan Yahukimo,” imbuhnya.

 

Editor: Mikael Kudiai

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

0
“Kepala suku jangan membunuh karakter orang Abun yang akan maju bertarung di Pilkada 2024. Kepala suku harus minta maaf,” kata Lewi dalam acara Rapat Dengar Pendapat itu.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.