ArsipThaha Alhamid: Uncen Pernah Miliki UKM Pers

Thaha Alhamid: Uncen Pernah Miliki UKM Pers

Sabtu 2015-02-07 13:35:00

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Universitas Cenderawasih (Uncen), Papua, dikabarkan pernah memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers di tahun 1970an, yang dianggap berkembang dengan cukup baik.

“Dulu di Uncen ada dua kekuatan besar, yaitu grup musik Mambesak dan UKM pers,” kata Thaha Alhamid, Sekertaris Jendral Presedium Papua (PDP), kepada suarapapua.com, beberapa waktu lalu di Padang Bulan, Abepura, Jayapura.

 

Menurutunya, berdirinya UKM Pers di Kampus Uncen Abepura berkisar tahun 1970an, dan tokoh utama dalam kegiatan tersebut adalah Martini Sawaki.

 

“Martini Sawaki, dia adalah pengegas hal-hal besar. Kami bubar pada tahun 1984 ketika Arnold Ap ditangkap dan dibunuh,” ungkap Thaha.

 

Dijelaskan, saat itu ia bersama teman-temanya membuat jurnal dengan menggunakan mesin ketik. "Namun bagi kami menulis merupakan suatu pekerjaan yang harus dan menarik dilakukan."

 

“Kalau sekarang enak semua pake laptop. Sekarang juga ada internet, jadi enak dan sudah maju,” terang Thaha.

 

Menurut Thaha, saat itu pers kampus bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI), dan memiliki satu program khusus yang dinamakan Gema Universitaria. 

 

“Waktu itu kami gabungkan Mambesak mengisi di bidang musik dan kami UKM pers khusus untuk membaca berita saja,” ujar Thaha. 

 

Lanjut Thaha, jika berbicara tetang Mambesak, Arnold Ap merupakan aktor dari berdirinya Mambesak tersebut.

 

“Arnold Ap adalah otaknya, pada waktu itu saya pikir sampai selamanya Arnold akan dikenang,” kata Thaha.

 

Editor: Oktovianus Pogau 

 

MIKHA GOBAY

Terkini

Populer Minggu Ini:

Gereja Pasifik Desak MSG Keluarkan Indonesia Jika Tidak Memfasilitasi Komisi HAM...

0
“Dengan berakhirnya Pertemuan Pejabat Luar Negeri Melanesian Spearhead Group untuk mengantisipasi Pertemuan Para Pemimpin MSG yang akan datang, pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin MSG akan terus membiarkan Indonesia, yang memiliki kebijakan dan praktik yang merendahkan martabat, melemahkan, dan menghilangkan hak-hak perempuan, anak-anak, dan laki-laki Melanesia - sesama anggota MSG, tetap menjadi anggota?”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.