ArsipVictor Yeimo: Indonesia Tidak Boleh Paksa Rakyat Papua Ikut Pilpres

Victor Yeimo: Indonesia Tidak Boleh Paksa Rakyat Papua Ikut Pilpres

Rabu 2014-07-02 10:11:00

PAPUAN, Jayapura — Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor F. Yeimo meminta pemerintah Indonesia tidak memaksa rakyat West Papua untuk mengikuti Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia pada 9 Juli 2014 mendatang.

“Saya bertanggung jawab pada seruan boikot pemilu tanpa kekerasan. Indonesia tidak boleh paksa rakyat ikut Pilpres,” tegas Yeimo, dalam siaran pers yang dikirim kepada suarapapua.com, Rabu (2/7/2014).

 

Menurut Yeimo, KNPB juga tidak memaksa rakyat untuk boikot Pilpres, namun hanya memberitahu  agar tidak ikut agenda penjajah yang sedang menjajah mereka.

 

“Seruan KNPB sesungguhnya bertujuan menyelamatkan rakyat West Papua dari pembodohan dan penghancuran demokrasi, yakni hak politik rakyat West Papua yang terus dieksploitasi untuk melahirkan aktor-aktor penjajah yang sedang menjajah mereka.”

 

“Kondisi ini harus ada yang menunjukan solusi, dan KNPB bertujuan untuk membuka solusi bagi keselamatan rakyat West Papua kedepan, yakni referendum sebagai ukuran demokrasi yang final,” tegasnya.

 

Menurut Yeimo, KNPB juga selama ini tidak pernah memerintahkan rakyat dan anggota KNPB untuk menggunakan cara-cara kekerasan.  

 

“Jika ada yang menggunakan cara-cara kekerasan untuk menghalangi Pilpres, itu bukan dari anggota saya, dan KNPB tidak bertanggung jawab,” tegas Yeimo, yang kini masih mendekam di Lembaga Permasyarakatan (LP) Abepura, Papua, sebagai tahanan politik.

 

“Dari dulu sampai sekarang KNPB berjuang secara damai, terbuka dan bermartabat, oleh karenanya aparat TNI Pori tidak perlu mewanti-wanti, meneror, mengintimidasi atau menangkap anggota KNPB di seluruh Wilayah West Papua,” pungkasnya.

 

Saat ini, lanjut Yeimo, Indonesia dan West Papua sedang berada dalam perang diplomasi internasional untuk mencari solusi bersama tentang status politik West Papua.  

 

“Indonesia harus berhenti dari pratek kolonialisme di West Papua,” tambahnya.

 

Sebelumnya, Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) Wilayah La-Pago, Erimbo Enden Wanimbo menolak pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) di Wilayah Pegunungan Tengah, Papua.

 

“Referendum harus dilakukan, ini merupakan solusi untuk bebas dari pembantaian, pembunuhan, intimidasi, terror, pemerkosaan, dan perampasan hak-hak orang Papua. Kami menyatakan sikap untuk boikot Pilpres 2014.,” ujarnya kepada media ini, kemarin.

 

Menurut Wanimbo, selama ini Papua Barat dijadikan sebagai tempat perburuan babi hutan yang biasa dikategorikan sebagai daerah Operasi Militer (DOM) oleh aparat keamanan Indonesia.

 

“Kami TPN-PB mengingatkan kepada Rakyat Papua maupun non-Papua, bahwa TPN-PB akan melakukan operasi tumpas sampai dilubang batu manapun untuk mengagalkan Pilpres 2014 di Wilayah Pegunungan Tengah Papua,” tegasnya.

 

Sebelumnya, Kapolda Papua maupun Pangdam XVII/Cenderawasih dalam berbagai media massa  menegaskan akan menumpas kelompok-kelompok sipil, maupun kelompok TPN/OPM yang berusaha menggagalkan Pilpres 2014 di tanah Papua.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

KPK Menang Kasasi MA, Bupati Mimika Divonis 2 Tahun Penjara

0
“Amar Putusan: Kabul. Terbukti Pasal 3 jo Pasal 18 UU PTPK jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP. Pidana penjara 2 tahun dan denda Rp200 juta subsidair 2 tahun kurungan,” begitu ditulis di laman resmi Mahkamah Agung.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.