ArsipPetugas Sampah Tidak Kerja, Wamena Dipenuhi Sampah

Petugas Sampah Tidak Kerja, Wamena Dipenuhi Sampah

Rabu 2016-01-27 10:19:35

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Kepala Distrik Wamena kota, Lince Kogoya mengatakan sampah-sampah sudah mulai tertumpuk dimana-mana karena tenaga pembersih tidak digaji oleh pemerintah.

Kata Lince, sebenarnya tidak ada alasan pemerintah tidak membiayai, karena itu resiko.

 

“Anggaran sampah itu wajib dianggarkan untuk menata wilayah pemerintah kabupaten Jayawijaya karena pusat pegunungan itu di Wamena,” ujar Lince kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (27/1/2016) di Wamena.

 

“Saya baru saja kesal dan kaget waktu saya terima DPA, tidak ada anggaran untuk kota Wamena dan yang muncul di distrik Wamena selama ini sudah ada kebijakan pak bupati,” katanya.

 

Menurut Lince, Bupati sudah percayakan kepada distrik untuk 2 tahun berturut-turut, dan 2 tahun sudah bekerja maksimal selama ini, tetapi tahun ini tiba-tiba dana kebersihan tidak dianggarkan.

 

Dikatakan, instansi terkait juga tidak ada yang muncul disana. Ini kemunduran pekerjaan yang tidak bisa dibiarkan oleh pihak pemerintah dan harus serius berpikir tentang penanganan sampah di kota Wamena.

 

“Saya sendiri merasa menyesal, karena semua pemerintah daerah kewajiban berpikir tentang bagaimana penanganan tentang kota Wamena. Kota Wamena ini kita upayakan untuk menjadikan kota yang indah seperti taman Eden di pegunungan. Di tengah-tengah bumi ini yang ada ini di Wamena,” senangnya.

 

Kata Kogoya, di tahun ini tidak ada anggaran,  sementara persiapan tenaga kerja mama-mama yang pekerja pembersihan kota terus-menerus setiap pagi mereka sudah tahu jam kerja sudah bersihkan semua ruas-ruas jalan dalam kota Wamena.

 

“Jadi, mama-mama sendiri muncul demo di distrik dan sampai pengrusakan kantor distrik. Tetapi saya bilang, ya, kalo distrik bersama-sama Lurah, RT dan RW bertangungjawab untuk mendorong mama-mama kerja sama untuk urus sampah,” ujar Kogoya.

 

Tetapi apa boleh buat, dana tidak dialokasikan, kepala distrik tidak punya dana untuk urus membiayai mama-mama pembersihan jalan karena itu diminta kepada mama-mama tidak usah kerja.

 

“Saya menghimbau, mama-mama yang selama ini jam 5 pagi mereka sudah bekerja sampai jam 8 pagi tidak usah bekerja lagi. Dari tanggal satu Januari sampai sekarang.”

 

“Dan apapun bentuknya sampah yang ada, tidak perlu kepala distrik yang jaga sampai siang malam berdiri. Kejar terus ke sini-kesana karena dinas kebersihan dan badan lingkungan hidup itu satu kantor yang bisa menangani got-got sampai di seluruh kota Wamena. Instansi terkait harus pro aktif.”

 

“Kalo memang distrik tidak ada dana, kepala distrik ya, tahu diri, kalo tidak ada dana saya bisa awasi dengan tupoksi saya, mengawasi wilayah kerja saya,” ucap dia.

 

“Konsep yang dibangun oleh pemerintah daerah, saya pikir itu tidak salah, hal itu sudah benar, saya tidak mengerti kenapa tahun ini tidak muncul anggaran. Kepala distrik tidak perlu ajukan surat terus itu macam anak TK,” kesalnya.

 

“Dana itu sudah muncul di DPA distrik dia tahu distrik itu kerja apa. Dinas kebersihan kerja apa. Kita sudah ada pembagian tugas tapi sama sekali saya tidak ada.”

 

“Jadi ya, saya rasanya lucu begitu, tapi saya harap saya tidak mundur dengan situasi ini saya tetap eksis untuk mengawasi kota ini,” harap Lince.

 

“Hanya saja saya tidak mampu kalau saya urus dari ujung ke ujung dengan mobil sampah-sampah tenaga yang harus bayar saya tidak punya uang.”

 

“Harapan saya kepada pemerintah dalam waktu satu atau dua bulan kedepan minta dukungan serius untuk mama-mama petugas pembersihan kota ini,” katanya.

 

“Contoh tiga empat hari hujan kemarin, dimana-mana sampah sudah naik di jalan-jalan dari got-got itu sudah naik semua. Di kawasan Mulele itu air naik sudah banjir semua, karena warga juga kurang kesadaran,” katanya.

 

“Saat saya lakukan pengawasan yang ketat, masyarakat sangat hargai dan masing-masing bisa kerja, tetapi pada saat saya tidak bergerak, dan itu masing-masing juga lupa. Apa yang mereka harus lakukan. Lupa semuanya,” tutur Kogoya.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

DIUS KOGOYA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Beredar Seruan dan Himbauan Lagi, ULMWP: Itu Hoax!

0
“Baru saja sekitar pukul 22.00 WP, nomor baru kirim pesan lagi kepada saya seruan ini. Surat ini persis pasca peristiwa viralnya video penyiksaan tiga warga sipil di kabupaten Puncak. Sekarang mereka kirim lagi pasca penembakan dua anak di Sugapa kabupaten Intan Jaya dan sikap ULMWP serta penembakan anggota TNI (Danramil) tadi di Komopa, kabupaten Paniai,” kata Markus Haluk.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.