ArsipGreenpeace Sayangkan Kebijakan Gubernur Tebang Pohon Beringin

Greenpeace Sayangkan Kebijakan Gubernur Tebang Pohon Beringin

Jumat 2013-04-19 14:35:15

PAPUAN, Jayapura — Juru kampanye hutan Greenpeace Papua, Richarth Charles Tawaru menyayangkan kebijakan sepihak Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, yang menebang pohon beringin yang berada tepat di halaman kantor Gubernur Papua, pagi tadi, Jumat (19/4/2013).

“Pohon itu mempunya nilai historis yang sangat panjang, dan sudah ada puluhan tahun lamanya, kami sangat menyayangkan kebijakan Gubernur Papua yang mengeluarkan perintah untuk menebang pohon tersebut,” ujar Tawaru, saat dihubungi suarapapua.com, siang tadi.

Menurut Tawaru, jika Gubernur Papua berinisiatif membuat taman kecil di halaman kantor Gubernur, maka bukan pilihan yang tepat menebang pohon tersebut, namun memangkas hingga rapi, kemudian menata taman sesuai keinginan Gubernur.

“Ini harus menjadi perhatian dari teman-teman aktivis lingkungan, kenapa sebelum ditebang tidak melakukan aksi protes dilapangan agar diketahui Gubernur, sekarang pohon sudah ditebang, semua mulai protes,” cetus Tawaru.

Senada dengan pernyataan Tawaru, Sekertaris Eksekutif Foker LSM Papua, Lien Maloali, juga menyayangkan kebijakan Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, yang dinilai sepihak menebang pohon tersebut tanpa mempertimbangkan masukan dan pendapat dari publik.

“Pohon ini ditanam oleh Perdana Menteri PNG, Michael Somare, zaman Gubernur Mayjen TNI (Purn) Soetran di tahun 1976. Pohon ini ditanam untuk membuka hubungan baik antara masyarakat Papua dengan PNG, pohon ini punya nilai sejarah yang sangat tinggi, kami sangat menyayangkan kebijakan Gubernur," ujar Maloali, saat ditemui wartawan di halaman Kantor Gubernur Papua, siang tadi.

Pantau media ini, sejak pukul 08.00 Wit, puluhan masyarakat menggunakan alat penebang pohon seperti sensor, parang, dan kapak, terus memangkas, sekaligus menebang batang-batang pohon yang sudah hampir 50 tahun berdiri megah di halaman Kantor Gubernur.

Beberapa buah truck dan mobil pick up untuk mengangkut dahan dan batangan kayu yang telah ditebang juga diparkir tak jauh dari halaman kantor Gubernur.

Ratusan pegawai negeri yang sehari-hari bekerja di Kantor Gubernur Papua, juga terus memantau dan menyaksikan jalannya penebangan pohon.

Beberapa pegawai negeri secara terang-terangan menolak kebijakan penebangan pohon yang diusulkan Gubernur Papua, sebab pohon beringin tersebut dinilai punya nilai sejarah penting antara Papua dan negara Papua New Guinea (PNG).

“Kalau mau dipangkas biar rapi, mungkin tidak masalah, tapi kalau langsung mau ditebang, kami kira sangat keliru. Pohon ini punya nilai sejarah yang sangat tinggi, dan harus diketahui juga oleh pak Gubernur,” ujar salah satu pejabat yang enggan di tulis namanya kepada media ini di halaman kantor Gubernur.

Beberapa saat lalu Gubernur Papua, Lukas Enembe menyatakan akan menebang pohon beringin tersebut dengan alasan untuk menata halaman Kantor Gubernur agar kelihatan lebih rapi.

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

PMKRI Kecam Tindakan Biadap Oknum Anggota TNI Siksa Warga Sipil di...

0
“Kami minta kepada TNI dan Polri yang bertugas di Tanah Papua agar tidak boleh bertindak semena-mena terhadap manusia khususnya manusia Papua, sebab manusia Papua juga sama seperti manusia lainnya yang punya hak asasi manusia yang ada di muka bumi ini,” ujar Yasman Yaleget.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.