ArsipGempa KPH-Berapi: Pelaku Paniai Berdarah Murni Militer, Komnas HAM Harus Ungkap itu

Gempa KPH-Berapi: Pelaku Paniai Berdarah Murni Militer, Komnas HAM Harus Ungkap itu

Minggu 2015-03-22 07:59:30

YOGYAKARTA, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa Papua dalam Gerakan Melawan Lupa Menuntas Kasus Pelanggaran HAM Berat Paniai (Gempa KPH-Berapi) menuntut kepada Komnas HAM segera menuntaskan dan mengungkap pelaku penembakan di Paniai pada 08 Desember 2014 lalu adalah Murni pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh Militer Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kordinator Umum (Kordum) Gempa KPH-Berapi, Damianus Nawipa dalam orasinya pada Mimbar Besas yang dilakukan bertempat di Kampus STPMD "APMD" Jl. Timoho, Yogyakarta, pada Sabtu (21/03/2015) kemarin.

 

Nawipa mengatakan bahwa pelanggaran HAM berat di Paniai jangan dijadikan ajeng tarik menarik oleh TNI/Polri atas dasar kepentingan.

 

"Kami meminta supaya Komnas HAM betul-betul ungkapkan siapa pelaku pelanggaran HAM di Paniai kemarin, karena ini nyata dan yang terjadi pada pagi hari, bukan malam hari," ungkapnya.

 

"TNI/Polri adalah aktor penembakan yang terjadi di Paniai, pemerintah jangan menutup mata terhadap kasus tersebut," lanjutnya.

 

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai (Ipmanapandode) Jogja-Solo, Erick Kobepa dalam orasinya, dengan tegas bahwa tanggal 02 April 2015 esok pada saat pembahasan dan pengungkappan pelaku, Komnas HAM jangan tutup mata dengan kejadian di Paniai.

 

"Orang Papua sampai saat ini korban di atas tanahnya sendiri. Pelanggaran HAM yang terjadi dari tahun 1969 pada saat Papua diintegrasikan dengan Indonesia secara paksa, pelanggaran HAM itu berlanjut hingga sekarang," tuturnya.

 

"Kemana harkat dan martabat negara ini? rakyat Papua hanya dijadikan objek untuk dimusnahkan di atas tanahnya sendiri. Pelanggaran HAM sampai saat ini tidak pernah diungkapkan secara nyata, siapa pelakunya," lanjutnya.

 

Disamping itu juga, Kordinator Lapangan (Korlap) aksi, Yesaya Koteka Goo, juga mengatakan dengan tegas, kami sangat sedih dan menderita terhadap kebrutalan pemerintah Indonesia melalui Militer Indonesia yang sampai saat ini membunuh, memerkosa, memusnahkan, dan memarginalkan rakyat Papua.

 

"Kawan-kawan mahasiswa Papua, jangan kita tinggal diam. Kita harus bangkit dan melawan ketidakadilan di atas tanah Papua, karena kitalah yang tersisa dari tulang belulang rakyat Papua yang dibunuh oleh militer Indonesia. Kita jangan diam, kawan-kawan," ajak Koteka.

 

Aksi mimbar bebas dilaksanakan pada pukul 16:00 sore hingga selesai pukul 20:30 malam, dengan orasi-orasi dan pembacaan puisi yang dilakukan oleh masa yang hadir pada saat ini.

 

MIKAEL KUDIAI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.