ArsipAparat TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga Sipil di Kabupaten Paniai

Aparat TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga Sipil di Kabupaten Paniai

Senin 2014-12-08 13:54:00

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Gabungan aparat Kepolisian Resort (Polres) Paniai, bersama aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), dikabarkan menembak mati empat warga sipil di lapangan Karel Gobay, Paniai, Papua, sekitar pukul 10.00 Wit, Senin (8/12/2014) pagi tadi.

Hal ini disampaikan Yones Douw, salah satu warga sipil di Paniai, kepada media suarapapua.com, via telepon selulernya, saat menunggu jenazah keempat warga sipil yang kini sedang disemayakan di rumah-rumah keluarga.

 

Dilaporkan Yones, keempat warga sipil tersebut;

 

1. Alpius Youw (17), siswa SMA Yayasan Pendidikan Pelayanan Katholik (YPPK) Enarotali, Paniai.

2. Yulian Yeimo (17), siswa SMA Yayasan Pendidikan Pelayanan Gereja Indonesia (YPPGI), Enarotali, Paniai.

3. Simon Degei (18), siswa SMA Negeri 1, Paniai Timur, Enarotali, Paniai.

4. Alpius Gobai (17), siswa SMA Negeri 1, Paniai Timur, Enarotali, Paniai

 

“Keempat warga sipil ini ditembak saat sedang berkumpul di lapangan Karel Gobay, Paniai. Secara brutal aparat menyerang mereka dilapangan, dan menembak empat orang, dan sekitar 4 orang luka kritis, dan 22 orang luka-luka berat dan sedang dirawat,” kata Yones.

 

Kronologisnya, kata Yones, sekitar pukul 01.30 Wit subuh, sebuah mobil hitam jenis fortuner melaju dari Enaro menuju kota Madi, yang diduga dikendarai oleh dua oknum anggota TNI yang biasa disebut dengan Tim Khusus TNI.

 

Karena melaju tanpa menyalakan lampu mobil, tiga warga sipil, yang diketahui masih berusia sekitar 12 – 13 tahun menahan mobil tersebut, dan meminta lampu mobil dinyalakan, karena warga juga sedang menjaga keamanan di masing-masing pondok natal.

 

“Anak-anak muda ini berjaga-jaga di pondok natal yang mereka buat, karena itu mereka tahan mobil tersebut, dan minta lampu dinyalakan, agar mereka bisa tahu,” kata Yones.

 

Tidak terima ditahan, beberapa oknum anggota Timsus TNI tersebut kembali ke Markas TNI di Madi Kota, dan kemudian mengajak beberapa anggota TNI kembali ke Togokotu, tempat ketiga anak dibawah umur tersebut menahan mereka.

 

“Mobil ini kembali bersama beberapa anggota TNI, dan melakukan pengejaran terhadap tiga anak kecil tadi, dan dua orang lari, kemudian yang satunya dipukul hingga babak belur dan pingsang, kemudian warga melarikan anak ini  rumah sakit,” kata Yones.

 

Pagi harinya, warga Paniai berkumpul, dan meminta aparat melakukan pertanggung jawaban terhadap anak kecil yang dipukul, dan melakukan pembakaran terhadap mobil fortuner yang malam harinya diketahui melakukan penyerangan terhadap tiga warga tersebut.

 

“Masyarakat berkumpul di lapangan Karel Gobay, tapi belum dilakukan pembicaraan, aparat gabungan TNI dan Polri langsung melakukan penembakan secara brutal, dan empat orang tewas ditempat, dan sekitar 13 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit, dan kritis saat ini,” kata Yones.

 

Menurut Yones, ketiga warga sipil yang ditemui oleh timsus TNI malam hari, maupun empat warga sipil yang ditembak di lapangan tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan politik, apalagi Organisasi Papua Merdeka (OPM).

 

“Saya tahu betul tiga anak yang malam dipukul, dan dikejar itu bukan anggota OPM, apalagi keempat warga sipil yang ditembak, mereka sama sekali bukan anggota OPM, jadi kalau ada yang putar balik bahasa bilang mereka adalah anggota OPM maka saya katan itu tidak,” kata Yones.

 

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi, Pudjo Sulistiyo, saat dihubungi suarapapua.com, siang ini, via telepon selulernya mengaku sedang melakukan pemantauaan.

 

“Sedang kita check om okto,” jawab Kabid Humas singkat kepada media ini.

 

OKTOVIANUS POGAU 

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Melaporkan Terjadi Pengungsian Internal di Paniai

0
Pengungsian internal baru-baru ini dilaporkan dari desa Komopai, Iyobada, Tegougi, Pasir Putih, Keneugi, dan Iteuwo. Para pengungsi mencari perlindungan di kota Madi dan Enarotali. Beberapa pengungsi dilaporkan pergi ke kabupaten tetangga yakni, Dogiyai, Deiyai, dan Nabire.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.