ArsipPergantian Pengurus IPMJ se-Kota Jayapura Dinilai Sepihak

Pergantian Pengurus IPMJ se-Kota Jayapura Dinilai Sepihak

Jumat 2014-07-11 13:00:45

PAPUAN, Jayapura — Tianus Bagau, salah mahasiswa Moni di Jayapura, Papua, mengatakan, pergantian Badan Pengurus Ikatan Pelajar Mahasiswa Moni (IPMJ) yang dilaksanakan beberapa waktu adalah sepihak dan tidak sah.

“Sudah disaksikan banyak orang saat penyusunan pengurus yang baru, namun dirubah lagi dengan struktur yang baru,” tegas Bagau, saat memberikan keterangan kepada media, Jumat (11/7/2014) siang.

 

Dicontohkan, dirinya sebagai sekertaris dua, diganti secara sepihak dengan Otopianus Yapugau, dan pada jabatan bendahara, yang awalnya dipegang oleh Meki, diganti juga secara sepihak dengan Mena Kobogau dan Emi Wiyagomi.

Bagau pertanyakan kebijakan pergantian tersebut, sebab awalnya secara resmi sudah disahkan dalam forum, dan dihadiri oleh semua mahasiswa asal Intan Jaya.

 

“Kami dari Distrik Sugapa dan Distrik Hitalipa tidak terima karena tidak sesuai Musorma yang pernah dibahas bersama dalam AD dan ART. Ini harus menjadi perhatian semua pihak,” tegasnya.

 

Lanjut Bagau, “Pergantian ini ada kepentingan segelintir orang yang bermain, dan ada dua kubu yang berbeda, dari distrik Wandai dan Distrik Ualaga sudah terima, namun kami Distik Sugapa dan Distrik Hitalipa tidak terima, sebenarnya ini ada apa” tanyanya.

 

Sekedar diketahui, dalam Musorma IPMJ yang dilaksanakan di Aula Asrama STFT, terpilih Ketua atas nama Dominikus Sondegau dan Wakil Domianus Duwitau, serta sekertaris dan bendahara.  

 

Diharapkan, untuk menyelesaikan persoalan tersebut, dalam waktu dekat mahasiswa dapat duduk bersama, dan membicarakannya lebih lanjut.

 

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

0
“Kepala suku jangan membunuh karakter orang Abun yang akan maju bertarung di Pilkada 2024. Kepala suku harus minta maaf,” kata Lewi dalam acara Rapat Dengar Pendapat itu.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.