ArsipRibuan Mahasiswa Papua Demo Tolak Otsus Plus

Ribuan Mahasiswa Papua Demo Tolak Otsus Plus

Senin 2013-11-04 14:50:00

PAPUAN, Jayapura— Ribuan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua (GEMPAR), siang tadi, Senin (4/11/2013) melakukan aksi demo damai menolak Otonomi Khusus Plus atau Undang-Undang Pemerintah Papua.

“Kami meminta dengan tegas kepada Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe untuk segera menghentikan pembahasan Otsus Plus," tegas Daniel Kosama, perwakilan dari BEM STIKOM saat menyampaikan orasinya di Kantor Gubernur, Dok II, Jayapura.

Menurut Kosama, selama 12 tahun perjalanan Otonomi Khusus, tidak ada yang mengembirakan, justru orang asli Papua termarginalkan diatas tanah leluhurnya sendiri.

Hal senada disampaikan perwakilan perempuan Papua, Selphy Yeimo, "Otsus Plus lahir bukan karena permintaan rakyat Papua. Otsus Plus lahir bukan untuk mensejahterakan rakyat Papua. Otsus Plus datang hanya untuk para elit politik di tanah Papua. Seperti Otonomi Khusus, hasilanya tidak akan dinikmati oleh orang asli Papua. Maka Otsus Plus harus ditolak,” tegas Selphy dalam orasinya.

Yason Ngelia, Koordintaor dan penanggung jawab aksi mengatakan, Otsus harus dievaluasikan kembali secara menyeluruh. "Bila perlu dilakukan referendum terkait dengan Otsus yang datang begitu saja dan hasilnya tidak pernah dinikmati oleh seluruh rakyat Papua," ujarnya.

Selama Otsus berjalan, menurut Yason, banyak sekali rakyat Papua yang mati, padahal harusnya di era Otsus manusia Papua harus dibangun, setelah itu Otsus Plus lahir.

"Otsus Plus ini juga tidak akan memberikan dampak positif. Rakyat Papua akan terus terbelakang. Dan Otsus Plus itu keinginan dari  SBY dan Lukan Enembe bukan keinginan rakyat Papua. Maka kami seluruh rakyat Papua menolak Otsus Plus," tegas Mambri Rumrawer,  Ketua BEM STIE Port Numbay dalam orasinya.

Pantauan suarapapua.com, aksi yang melibatkan seluruh pemuda dan mahasiswa Papua ini dilakukan dengan cara longmarch dari kampus Uncen baru Waena, hingga kantor Gubernur, Dok II Jayapura, dengan pengawalan ketat aparat dari Brimob Polda Papua dan aparat dari Polresta Jayapura.

Usai tiba di kantor gubernur Papua, masa aksi tidak di ijinkan masuk ke Kantor Gubernur karena dihadang dengan pagar kawat duri oleh aparat. Beberapa massa aksi bayaran yang mengaku "pengawal" Gubernur juga terlihat berjaga-jaga di depan kantor Gubernur.

Akhirnya, sekitar 10 orang, yang merupakan perwakilan mahasiswa dari kampus-kampus di Jayapura di ijinkan bertemu dengan Gubernur Provinsi Papua untuk menyampaikan sikap dan tuntutan mahasiswa.

Usai bertemu dengan Gubernur, massa aksi kemudian membubarkan diri dengan tenang.

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Upaya Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Jaga Pasokan BBM Saat...

0
“Terkait lonjakan kebutuhan bahan bakar, kami sudah prediksi akan terjadi, sehingga upaya yang kami lakukan adalah dengan memastikan ketahanan stok BBM harus dalam kondisi yang mencukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat di masa RAFI ini,” kata Sunardi.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.