ArsipOnes Suhuniap: Tindakan Polisi Bubarkan Seminar ULMWP Adalah Cara Kekanak-Kanakan

Ones Suhuniap: Tindakan Polisi Bubarkan Seminar ULMWP Adalah Cara Kekanak-Kanakan

Jumat 2015-03-06 15:03:30

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Tindakan Polda Papua melalui Polresta Kota Jayapura yang melakukan pembubaran paksa seminar The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) di Jayapura dan menangkap 2 aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan satu warga Papua adalah tidakan kekanak-kanakan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekertaris Umum KNPB, Ones Suhuniap dalam pernyataan tertulis yang diberikan suarapapua.com, Jumat (6/3/2015) sore ini.

 

"Undang-Undang Dasar 45 tahun 1998 pasal 28 telah menjamin setiap orang berhak menyampaikan pendapat, hak berkumpul dan berserikat di tempat umum, dan berhak mengungkapkan pendapat di muka umum," tulis Ones.

Ones menilai, tindakan aparat kepolisian tidak dapat dibenarkan karena melanggar undang-undangnya sendiri. (Baca: Sekjen ULMWP: Pendekatan Indonesia di MSG Menggunakan Uang Darah)

 

Ones menegaskan, tindakan Kepolisian telah melawan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), juga kepolisian telah melakukan kekerasan pada saat seminar kemarin di Jayapura. Apa lagi kegiatan seminar adalah hal yang tidak melanggar hukum karena ini kegiatan ilmiah.

Ones berharap, Polda Papua segera hentikan penunggangan ruang demokrasi di Papua. "Jika Kepolisian terus melakukan pembungkaman di Papua, maka kami akan mengumumkan kepada dunia bahwa kedudukan NKRI di Papua Barat adalah kolonial dan penjajah," tegasnya.

 

"Tidakan pembubaran paksa terhadap kegiatan ilmiah seperti seminar ULMWP merupakan tidakan penjajahan dan militeristik sangat genital di Papua Barat," tulis Ones di akhir pernyataan tertulisnya.

 

MIKAEL KUDIAI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo dan PGGJ Diminta Perhatikan Keamanan Warga Sipil

0
"Sampai saat ini belum ada ketegasan terkait pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di sana. Tidak ada ketegasan dari pemerintah daerah Yahukimo. Kami minta untuk segera tangani.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.