ArsipMeneropong Sepintas Drama Tuduhan Penembakan di Tanah Papua

Meneropong Sepintas Drama Tuduhan Penembakan di Tanah Papua

Rabu 2012-05-23 10:32:45

Kemudian, seorang tukang ojek Arkilaur Refwutu (48) yang ditembak saat mengantar penumpang di Kampung Yalinggua, Mulia, Puncak Jaya, pada Kamis, 17 Mei 2012 pukul 09.00 WIT.
 
Drama penembakan di Papua dalam lintasan sejarah sebenarnya telah berlangsung sejak dahulu kala dimasa Jepang, Sekutu hingga Belanda. Namun drama penembakan di Papua paling mengerikan terjadi setelah aneksasi West New Guinea (Papua Barat) melalui Komando Trikora pada 1 Mei 1961.  

Drama operasi–operasi rahasia (secreet operation) mulai menciptakan ruang konflik hingga drama penembakan terjadi di Papua antara tahun 1960an tersebut. Secara diam–diam pihak intelijen asing mulai terlibat secara rahasia dalam berbagai persitiwa yang penuh konspirasi di Tanah Papua.

Sekitar tahun 1967, sebagai akibat jasa CIA (Central Inteligence Agency) kepada Brigjen Soeharto yang membantu proses kudeta rezim komunis Soekarno maka Soeharto menyerahkan Freeport, Timika melalui kontrak kerja I penambangan mineral kepada Mac Moran AS.

TNI melalui Soeharto dalam peristiwa tersebut diduga bekerja sama dengan kapitalis asing tanpa melibatkan Negara, adapun Ir. Soekarno sebagai mantan Presiden RI diabaikan, apalagi orang Papua pemilik emas.

Inilah menurut saya cikal bakal perlu hadirnya drama tuduhan penembakan di tanah Papua dalam politik intelijen.
 
Meneropong lebih detil ternyata melimpahnya sumber daya alam tanah Papua adalah biang bagi pihak asing untuk melesetarikan kepentingannya dengan militer Indonesia.  

Praktiknya elit militer Indonesia terpaksa harus masuk dalam urusan politik Negara, salah satunya dengan dibetuk dwi fungsi ABRI oleh Soeharto. Dilestarikannya drama penembakan di Papua oleh kelompok rahasia (secreet groups) mungkin adalah bagian dari politik militer melalui Intelijen.
 
Dibelahan dunia lain terdapat beberapa negara kaya sumber daya alam yang sering jadi korban politik ini seperti Libya, Afganistan. Negara Irak dalam kekuasaan Sadam Husein misalnya dituduh miliki senjata pemusnah masal tetapi setelah agresi militer besar – besaran oleh AS justru tidak didapati sesuatu yang berbahaya bagi dunia. AS dan Eropa pasca perang malahan membangun kerja sama dengan pemerintah baru Irak untuk berbagi sumber daya minyak guna menunjang ekonomi mereka.
 
Secara singkat jika mencermati politik di atas, sama halnya dengan kisah sang ikon pejuang Papua almahrum Kelly Kwalik. Pejuang legendaris ini adalah orang yang paling dituduh dalam setiap aksi–aksi bersenjata baik secara khusus di area Tembagapura maupun diluar Tembagapura.

Sayangnya, Kelly Kwalik semasa hidup tidak pernah di seret ke Pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. Kontroversinya adalah jika Kelly Kwalik bisa di eksekusi oleh pasukan elit Indonesia pada Desember 2009 berarti Kelly Kwalik sudah bisa dideteksi keberadaanya untuk ditangkap. Sayangnya pola demikian tidak dilakukan sehingga aktor penembak misterius di Papua tak pernah ada yang tahu hingga detik ini.
 
Selepas tuduhan TPN/OPM kini pelaku penembakan mulai dituduhkan pada “Kelompok Bayaran”. Sukar untuk mengungkap sesuatu yang misterius mengenai penembakan di Papua, tetapi jika menghubungkan rentetan peristiwa di atas dengan adanya tuduhan “kelompok bayaran”, sebelumnya perlu untuk di uji apakah kelompok bayaran ini menggantikan tuduhan peran Kelly Kwalik atau TPN/OPM ? atau kelompok bayaran ini berdiri sendiri dan tanpa koneksi dan relasi dengan pihak Kelly Kwalik.

Ketika membaca sandiwara di atas maka tidak perlu untuk menjawab pertanyaan demikian. Dapat disimak bahwa “Kelompok bayaran" adalah kelompok yang dibayar oleh pihak pembayar, sebab terdapat kepentingan selepas pembayaran tersebut, jika sumber daya alam Papua adalah biang petaka yang terjadi di tanah Papua, maka layak meminjam pepatah Rusia : “Kerakusan akan menggali kubur mereka dengan gigi mereka sendiri.”

*Penulis bekerja sebagai Staf  Divisi Informasi dan Dokumentasi LP3BH Manokwari, Papua Barat.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

0
“JDP menyerukan kepada pemerintah agar konflik bersenjata di Tanah Papua harus dapat diakhiri dengan mengedepankan cara-cara damai yakni melalui dialog,” kata Warinussy.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.