ArsipPangdam XVII/Cenderawasih Diminta Tarik 25 Personil TNI di Wilayah Mbua

Pangdam XVII/Cenderawasih Diminta Tarik 25 Personil TNI di Wilayah Mbua

Minggu 2016-01-03 08:41:06

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Teko Kogoya, anggota Solidaritas Korban Jiwa Wilayah Mbua (SKJWM) mengaku kesal, pasalnya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise tidak memperhatikan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi di wilayah Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.

“Ibu Yohana Yembise sebagai Menteri perempuan dan anak, tidak perhatikan kematian anak di wilayah Mbua. Dia semacam membiarkan generasi Papua mati melarat begitu saja. Ini fakta, saya ketika di Mbua tidak melihat lagi mama-mama mengendong anak-anak, karena hampir sebagian dari mereka mati tidak tertolong,” tegas Teko Kogoya kepada suarapapua.com di Wamena, Sabtu (2/1/2015).

 

“Mereka ini generasi Papua yang terhilang pada masa singkat. Berikan mereka perhatian yang serius supaya mereka bisa berkembang seperti orang lain di daerah lain,” katanya.

 

Kogoya juga mengakui, pihaknya sedang menunggu kehadiran ibu Menteri dengan kebijakan dan kewenangannya.

 

“Ibu mesti turun ke lapangan dan langsung melihat kondisi masyarakat yang sedang mengalami musibah ini,” pintanya.

 

Selain menteri, kata Kogoya, masyarakat di wilayah Mbua sedang menunggu Bupati Nduga, Yairus Gwijangge untuk mengambil tindakan nyata terkait musibah kematian yang terus terjadi ini.

 

Menurutnya, Bupati harus menekan pihak Dinas Kesehatan Nduga untuk segera bertindak dengan ambil langkah konkrit.

 

“Sampai saat ini bupati tidak ada kunjungan dan tidak terlihat ada perhatian sama sekali kepada masyarakat di sana.”

 

“Masyarakat sedang tunggu (Bupati dan Dinas Kesehatan). Saya juga heran, karena petugas yang ada hanya satu dua orang, itupun orang-orang tua yang dididik misionaris dulu, tidak ada petugas anak muda,” tuturnya.

 

Selain itu, kata Kogoya, pihaknya menyesal sebab tim yang turun ke Mbua bukan hanya petugas kesehatan, tetapi aparat TNI dengan persenjataan lengkap, sehingga masyarakat dalam keadaan duka, tetapi karena takut mereka lari ke hutan.

 

Oleh sebab itu, pihaknya minta kepada Pangdam XVII Cenderawasi untuk menarik anggota TNI yang hingga saat ini ada di Mbua.

 

“Kami minta kepada Pangdam XVII Cenderawasih untuk menarik kembali anggota TNI yang berjumlah 25 orang yang ditempatkan di sana, karena mereka di sana bukan untuk membantu masyarakat, tetapi hanya tinggal saja tanpa buat apa-apa,” tegas Kogoya.

 

Ia juga menduga, kehadiran militer di sana bukan tujuan untuk membantu masyarakat yang korban, melainkan dengan berbagai kepentingan.

 

“Kalau ada tim yang mau bantu, tidak usah dengan militer,” kata Kogoya menirukan pernyataan masyarakat di Mbua.

 

Sementara itu, koordinator Solidaritas Korban Jiwa Wilayah Mbua, Arim Tabuni mengakui, kondisi terakhir masyarakat di distrik Mbua, Dal dan Mbulmu Yalma sangat trauma dengan kehadiran aparat TNI/Polri.

 

Menurutnya, kehadiran aparat membuat mereka resah dan panik bahkan setiap malam tidak bisa bergerak seperti biasanya.

 

“Disamping itu masyarakat mengaku kehadiran aparat keamanan sama sekali tidak memberikan dampak positif dalam keberlangsungan hidup mereka (masyarakat), apalagi dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) saat ini,” pungkas Tabuni.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Paus Fransiskus Segera Kunjungi Indonesia, Pemerintah Siap Sambut

0
“Berdasarkan surat dari Vatikan yang diterima Pemerintah Indonesia, Paus Fransiskus akan hadir pada 3 September 2024. Ini tentu menjadi suatu kehormatan bagi bangsa Indonesia,” ujar Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas Yaqut dalam keterangan persnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.