Selasa 2014-12-09 17:46:15
JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) mengatakan, penembakan terhadap lima warga sipil di Kabupaten Paniai, Papua, yang terjadi, Senin (9/12/2014) kemarin, merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, dan harus diusut hingga tuntas.
"Dari berbagai pemberitaan yang kami ikuti, sangat jelas yang menyebabkan penembakan terhadap warga sipil adalah aparat TNI/Polri," tegas Jefry Wenda, dalam siaran pers, yang dikirim kepada suarapapua.com, sore tadi.
Â
Menurut Jefry, kejadian tersebut bagian dari perencanaan pemusnahan orang asli Papua oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang merupakan kebijakan sistematis dan terselubung.
Â
"Tidak jauh beda dengan kasus sebelumnya, seperti Nabire berdara 14 Juli 2013 yang mengakibatkan 17 orang meninggal dunia, dan 39 orang luka parah."
Â
"Kami melihat ada beberapa usaha yang dilakukan oleh Kapolda Papua dan Pangdam/XVII Cendrawasi. Buktinya Kabid Humas Polda melalui pemberitaan terus berusaha melakukan pembohongan publik," tegas Jefry.Â
Â
AMP dalam siaran persnya menuntut, pertama, Pertama, mencopot Pelaku penembakan dari jabatannya dan berikan hukuman sesuai dengan perbuanya. Â
Â
Kedua: dengan tegas juga kami mengutuk Kapolda Papua Yodje mende, Pangdam Cendrawasi. Kombes Pol Sulisty Pudjo yang berusaha menutupi kebenaran yang sedang telah terjadi, melalui media masa.
Â
Ketiga: menarik TNI/POLRI organik dan non Organik dari seluruh tanah Papua yang menjadi aktor kejahatan kemanusiaan diatas tanah Papua sampai saat ini.
Â
"Kami menuntut kepada NKRI agar bertangungjawab atas kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada 8 Desember 2014 kemarin," tutup Jefry.
Â
Editor: Oktovianus Pogau
Â
MIKAEL KUDIAI