ArsipInsiden Youtefa, Kinerja 16 Kepala Suku Pegunungan Tengah Dipertanyakan

Insiden Youtefa, Kinerja 16 Kepala Suku Pegunungan Tengah Dipertanyakan

Jumat 2014-07-18 01:16:15

PAPUAN, Jayapura — Pasca kerusuhan di Pasar Youtefa, Abepura, Jayapura, Papua, 3 Juli 2014 lalu, tim khusus dari masyarakat sipil yang telah terbentuk beberapa waktu lalu kembali melakukan pertemuaan di Asrama Liborang, Padang Bulan, Kamis (17/7/2014) siang.

Pertemuaan yang digelar sekitar pukul 12.00 WIT dihadiri oleh keluarga korban, tokoh gereja, tokoh agama, serta pemuda dan mahasiswa Papua yang berasal dari wilayah Pegunungan Tengah Papua.

 

Ketua Tim koalisi, Alius Asso mengatakan, dirinya sangat kecewa dengan kinerja dan ketidakhadiran 16 kepala suku dari masing-masing kabupaten. ”Kami jelas curiga, ada apa sampai para kepala suku tidak hadir dalam pertemuan kali ini,” ujarnya. 

 

Dikatakan, beberapa masyarakat sipil yang hadir dalam pertemuaan ini hanya keluarga korban. "Karena itu dalam waktu dekat kami akan aksi turun jalan, entah ada ijin atau tidak,” tegas Alius.

 

Tuntutan yang disampaikan keluarga korban, menurut Alius, yakni, aparat kepolisian segera bertanggung jawab atas kematian empat warga sipil, dan segera memproses lebih lanjut para pelaku.

 

“Kami menilai kasus Youtefa seperti sebuah setingan yang dimainkan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan. Karena melalui kronologis yang kami ulas bersama tadi, ditemui fakta bahwa memang judi adalah ilegal, namun kenapa aparat tidak membubarkan sejak awal.”

 

“Kita tahu semua, mereka (red, Polisi) jalan kesana untuk pajak-pajak, kemudian kembali mereka bubarkan karena tidak diberikan uang,” kata Alius.

 

Yang disesalkan lagi, masyarakat sipil yang menjadi sasaran amukan aparat, padahal semua yang meninggal sama sekali tidak terlibat. “Inikan tidak masuk akal,” katanya.

 

Sementara itu, Nius Asso, Ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Jayawijaya (HMPJ), menilai, kejadian kemarin adalah kejadian skala nasional yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia.

 

"Masalah ini belum ada pertanggungjawaban dari pihak pelaku sendiri,” ujarnya.

 

Dikatakan, pertemuan yang berlangsung tadi adalah pertemuan keempat kalinya, dimana yang hadir adalah mereka yang peduli dengan persoalan kemanusiaan di tanah Papua.

 

“Kami masih mengumpulkan data-data, serta kronologis dari masing-masing korban pasca bentrok pasar Youtefa. Ada penangkapan dan pemukulan juga terhadap sekitar sembilan orang mahasiswa, dan kami akan memproses lebih lanjut,” tutur Nius.

 

Menurut Nius, beberapa inisiatif untuk bertemua pihak Gereja, Lembaga Masyarakat Adat, LSM, dan pekerja kemanusiaan lainnya akan terus diupayakan untuk meminta dukungan agar kasus ini bisa diproses lebih lanjut.

 

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Koalisi: Selidiki Penyiksaan Terhadap OAP dan Seret Pelakunya ke Pengadilan

0
“Kami juga mendesak pemerintah untuk menghentikan pendekatan keamanan di Tanah Papua yang selama ini justru menimbulkan korban, dan mendorong Panglima TNI untuk segera melakukan evaluasi internal dan pengawasan yang lebih baik serta memastikan terwujudnya akuntabilitas atas kinerja TNI dan penggunaan kekuatan pasukan TNI di Tanah Papua,” tegas Koalisi Kemanusiaan untuk Papua dalam siaran pers yang dikirim dari Jakarta, Sabtu (23/3/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.