ArsipKronologi Versi Presiden GIDI Terkait Insiden di Kabupaten Tolikara

Kronologi Versi Presiden GIDI Terkait Insiden di Kabupaten Tolikara

Sabtu 2015-07-18 09:30:47

TOLIKARA, SUARAPAPUA.com — Redaksi media ini, siang tadi, mendapatkan kiriman email kronologi versi Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt. Dorman Wandikmbo, dari Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua, terkait insiden/peristiwa, yang terjadi kemarin, 17 Juli 2015.

“Kami menyangkan pemberitaan berbagai media massa di Indonesia yang hanya mengutip, dan menyebarluaskan pendapat aparat keamanan, tanpa melakukan konfirmasi kepada kami pihak gereja, kami lihat kesan yang dibangun orang Papua tidak menghargai kelompok agama lain, ini keliru, kami di Papua justru yang paling toleran di Indonesia,” ujar Dorman. 

 

Adapun kronologi versi gereja bisa anda baca dibawah ini; 

 

KRONOLOGI VERSI PIMPINAN GEREJA INJILI DI INDONESIA (GIDI) ATAS INSIDEN/PERISTIWA DI KABUPATEN TOLIKARA

 

Pada Jumat, 17 Juli 2015, pukul 08.30 WIT, beberapa Pemuda gereja mendatangi kelompok umat Muslim yang sedang melangsungkan Sholad ied, dengan maksud menyampaikan aspirasi secara damai dan terbuka, bahwa sesuai (Peraturan Daerah) Kabupaten Tolikara, berdasarkan aspirasi Gereja dan Masyarakat –isinya boleh melaksanakan ibadah, tetapi tidak menggunakan toa atau penggeras suara karena dapat mengganggu ribuan pemuda yang bersiap untuk melangsungkan seminar dan KKR, apalagi jarak toa atau pengeras suara dengan tempat dilangsungkannya ibadah umat GIDI hanya berjarak sekitar 300 meter.  

 

Para pemuda juga ingin pertanyakan surat resmi Gereja yang pernah dikirimkan kepada Kepala Kepolisian (Kapolres) Tolikara, AKBP. Suroso, sejak dua minggu sebelum kegiatan seminar maupun Idul Fitri dimulai, “bahwa menggingat akan diselenggarakannya Seminar dan KKR Injili Pemuda Tingkat Pusat bertaraf Nasional/Internasional, pada tanggal 15-20 Juli 2015, maka diminta kepada pihak Muslim agar tidak melakukan kegiatan peribadatan di lapangan terbuka; tidak menggunakan pengeras suara dan ibadahnya cukup dilakukan didalam Mushola atau ruangan tertutup.”

 

Sebelumnya, dua minggu sebelum pelaksanaan kegiatan ibadah, Bupati Tolikara, Usman Wanimbo, dan Presiden GIDI, Pdt. Dorman Wandikmbo, juga sudah mendapat konfirmasi langsung dari Kapolres Tolikara tentang tanggapan positif surat Gereja yang dikirimkan kepada beliau, dan akan ditindak lanjuti, yakni memberitahukan kepada ratusan umat muslim, untuk dan melangsungkan ibadah di dalam ruang Mushola, dan tidak menggunakan penggeras suara.

 

Kemudian Bupati Tolikara dan President GIDI juga menyampaikan kepada Kapolres, dan kelompok umat Muslimin, bahwa gereja tidak melarang mereka beribadah, namun jangan dilapangan terbuka karena mengingat situasi dan kondisi seperti yang disampaikan masyarakat dan demi keamanan kita bersama, demi menjamin kegiatan berjalan lancar, aman dan kondusif, baik itu Seminar Pemuda maupun peribadatan Muslim, maka disarankan agar ibadah diadakan di dalam Mushola. Dan sebagai wujud toleransi ini, Bupati Tolikara menyumbangkan 1 ekor sapi bagi umat Muslim di Kabupaten Tolikara.

 

Nah, ketika Pemuda hendak menyampaikan aspirasi ini didepan umum, secara tertib tiba-tiba seorang Pemuda tertembak timah panas tanpa ada perlawanan. Dan TNI/Polri melakukan penembakan bertubi-tubi mengakibatkan 12 orang Pemuda terkena peluru.

 

Akibat 12 pemuda tertembak didepan kerumunan masyarakat, maka masyarakat tidak terima dengan perbuatan penembakan tersebut dan langsung melakukan pembakaran terhadap beberapa kios, yang merembet hingga membakar Mushola (artinya tidak benar kalau para pemuda melakukan pembakaran Mushola), yang kebetulan ada di tengah ruko/kios (yang dibangun mengelilingi Mushola). Selain Mushola dan ruko/kios, juga terbakar rumah masyarakat Papua dan non-Papua.

 

Pukul.14.15 WIT (17 Juli 2015), 12 korban luka tembak tersebut di evakuasi ke Jayapura dan ke Wamena dengan menggunakan pesawat Cessna dan Helikopter yang ditangani langsung oleh President GIDI bersama Bupati Tolikara.

 

Salah satu korban luka tembak meninggal dunia a.n. Endi Wanimbo (15) dan 11 orang masih dalam perawatan intensif di RSUD Dok 2 Jayapura dan di RSUD Wamena. Setelah evakuasi dilakukan, Bupati Tolikara, DPRD Kabupaten Tolikara, Kapolres, Tokoh Agama dan Masyarakat melakukan pawai damai mengelilingi Tolikara untuk mengajak masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa dan sampai saat ini aman terkendali.

 

Pimpinan gereja juga menahan masyarakat untuk tidak melakukan aksi balasan terkait tewasnya satu anak usia sekolah.

 

Kabupaten Tolikara, Provinsi Paapua, 18 Juli 2015

 

Presiden GIDI

 

Pdt. Dorman Wandikmbo

(HP: 081248604070)

 

Nb: Jika Pdt. Dorman susah dihubungi, bisa lewat Ketua Pemuda GIDI, CP. 081344354689)

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Upaya Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Jaga Pasokan BBM Saat...

0
“Terkait lonjakan kebutuhan bahan bakar, kami sudah prediksi akan terjadi, sehingga upaya yang kami lakukan adalah dengan memastikan ketahanan stok BBM harus dalam kondisi yang mencukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat di masa RAFI ini,” kata Sunardi.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.