PAPUAN, Jayapura — Sekertaris Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Ones Suhuniap menyesalkan tindakan brutal aparat TNI/Polri yang melakukan operasi militer di Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua, sejak 28 Juli 2014 lalu.
“Dari pengakuan Panglima TPN/OPM yang bermarkas di Lanny Jaya, lima orang yang tewas tertembak bukan anggota mereka, karena itu dipastikan mereka adalah warga sipil. Kenapa TNI/Polri harus tembak masyarakat sipil, ini menandakan jika kinerja mereka sangat amburadul,” kata Ones, kepada suarapapua.com, Selasa (05/08/2014) siang.
Ones menegaskan, aparat TNI/Polri harus seharusnya bisa membedakan mana yang warga sipil, dan mana yang bukan warga sipil, agar tidak membunuh warga sipil, dan kemudian mengklaimnya sebagai TPN/OPM.
“Karena menurut informasi yang kami terima, selain masyarakat sipil yang menjadi korban, banyak masyarakat yang rumahnya dibakar, dan bahkan ada gereja yang dibakar oleh aparat gabungan ini,” pungkasnya.
Dari pengamatannya, lanjut Ones, situasi yang tercipta di Lanny Jaya adalah permainan TNI/Polri yang selama ini menjadikan Papua sebagai lahan bisnisnya.
“Panglima TPN/OPM Puron Wenda sudah mengaku kalau peluru yang digunakan adalah pemberian Brimob yang bertugas di Lanny Jaya, dengan maksud untuk hadang Brimob baru yang datang ke Lanny Jaya.”
Ini bukan hal baru, sudah biasa di Papua. Disini tempat TNI/Polri mencari kekayaan. Kami himbau masyarakat di Lanny Jaya untuk tetap tenang, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tutup Ones.
ARNOLD BELAU