ArsipTewasnya Warga Degeuwo, LPMA Swamemo: Haji Maleng Segera Bertanggung Jawab!

Tewasnya Warga Degeuwo, LPMA Swamemo: Haji Maleng Segera Bertanggung Jawab!

Selasa 2015-03-17 08:16:30

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Lembaga Pengembangan Masyarakat Adat Suku Wolani, Mee, dan Moni (LPMA Swamemo) menegaskan pengusaha ilegal di sepanjang sungai Degeuwo atas nama Pak Haji Maleng segera bertanggung jawab atas meninggal dan hilangnya jasad Habel Magai yang jatuh dalam sungai Degeuwo, Kamis (05/03/2015) pagi.

Hal tersebut dikatakan Sekertaris LPMA Swamemo, Johanes Kobepa kepada suarapapua.com, beberapa waktu lalu.

 

Menurutnya, Pak Haji Maleng yang beroperasi di 81 KM merupakan pelaku utama yang dengan sengaja secara halus telah menghilangkan nyawa Habel Magai. Untuk itu, dirinya meminta pelaku segera bertanggung jawab atas perbuatan biadabnya sesuai permintaan dari masyarakat tiga suku yang ada.

 

"Karena yang memicu tewasnya Habel Magai itu Pak Haji Maleng, kami minta dia segera bertanggung jawab tanpa alasan apa pun sesuai permintaan masyarakat disana," kata Kobepa.

 

Jika tidak penuhi, lanjut Kobepa, permintaan dari pihak korban pada khususnya dan terlebih dari tiga suku yang ada, Pak Haji Maleng serta pengusaha ilegal lain yang sedang beroperasi hingga sekarang segera angkat kaki.

 

Kobepa menilai karena selain pengusaha-pengusaha ini merusak lingkungan alam dan membunuh setiap orang asli yang hidup disana, mereka juga telah melanggar Keputusan Bupati Paniai No 20 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI).

 

"Kalau tidak mau bertanggung jawab, lebih baik Pak Haji dan pengusaha ilegal lainnya segera angkat kaki, kami tidak butuh mereka," tegasnya.

 

Kami juga, tambah Kobepa, sudah amat muak dengan perilaku dan sikap biadap mereka. Dan mereka tidak hargai aturan pemerintah setempat sesuai UU daerah yang sudah disahkan.

 

Selain itu, Kobepa menilai, berangkat dari pengalaman sebelumnya, kasus seperti ini bukan baru terjadi dan dialami masyarakat disana.

 

"Sudah ratusan bahkan ribuan kasus yang selalu silih berganti menemani kehidupan mereka. Dan semenjak para pengusaha ilegal beroperasi, semenjak itu pula masyarakat asli disana selalu saja menjadi korban baik secara kasar atau terang-tarangan maupun secara halus," lanjutnya dengan tegas.

 

Juga masyarakat disana, lanjut dia, diperlakukan setengah binatang, mereka dipaksa kerja-kerja buat ini dan itu, kemudian disiksa, dipukul serta bahkan dianggap manusia yang benar-benar bodoh.

 

Baca kronoligisnya: Ini Kronologis Meninggalnya Habel Magai di Degeuwo

 

Editor: Mikael Kudiai

 

STEVANUS YOGI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.