BeritaSeni & Budaya10 Bahasa Daerah di Papua Terancam Punah

10 Bahasa Daerah di Papua Terancam Punah

Peta bahasa daerah di Papua. (Foto: Ist)
Peta bahasa daerah di Papua. (Foto: Ist)

PAPUAN, Jayapura — Sedikitnya 10 bahasa daerah di Papua terancam punah akibat banyak Orang Asli Papua (OAP) yang tidak lagi menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini disampaikan Gubernur Papua, Lukas Enembe, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten III Sekda Papua, Rosdiana Upessy, seperti dikutip beritasatu.com, pada pembukaan lokakarya laporan akhir fase studi perencanaan strategis pendidikan dasar di pedesaan dan daerah terpencil di Tanah Papua di Jayapura, Rabu (1/10/20114).

Dikatakan, dari hasil pemetaan yang dilakukan Summer Institute of Linguistic (SIL) dan Yayasan Abdi Nusantara Papua, terungkap di Tanah Papua terdapat 275 bahasa. Bahasa itu, kata Gubernur Enembe, harus dilestarikan karena jika tidak maka dapat terancam punah.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

Bahkan, dari hasil studi yang dilakukan Education Sector Analytical and Capacity Development Patnership ACDP), terungkap anak-anak di Papua, khususnya anak-anak di kelas awal1, 2, dan 3 lebih senang bila guru mengajar dengan menggunakan bahasa ibu karena lebih mudah dimengerti.

Gubernur Papua, pada kesempatan itu juga mengakui, di Papua khususnya hingga kini masih mengalami kekurangan tenaga guru terutama guru di Sekolah Dasar (SD), sementara di satu sisi guru lebih banyak menumpuk di kota.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

“Padahal tanpa kehadiran guru di kelas, anak-anak tidak akan dapat membaca, menulis, dan berhitung dengan terampil sehingga pengiriman guru ke pedalaman tidak bisa ditunda lagi.”

“Dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus memberikan perhatian khusus tentang kenaikan pangkat para guru dan perlunya dilakukan sistem mutasi-rotasi guru secara berkala, termasuk mutu layanan gaji dan tunjangan lainnya serta pemenuhan sembilan bahan pokok,” kata Enembe.

Baca Juga:  Panglima TNI dan Negara Diminta Bertanggung Jawab Atas Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

Ia juga menambahkan, dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terungkap dari 11.461 orang guru, baru 1.224 orang yang berkualifikasi sarjana (S1).

Lokakarya yang berlangsung sehari itu menghadirkan guru dan peneliti dari negara donor seperti Martijn van Driel berkebangsaan Belanda yang mengajar SD di Wamena.

 

MARSELINO TEKEGE

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pilot Selandia Baru Mengaku Terancam Dibom Militer Indonesia

0
“Tolong berhenti pakai bom. Negara-negara luar tolong bicara dengan Indonesia supaya jangan pakai bom. Berhenti. Tidak boleh pake bom lagi,” ujarnya sebelum terjemahkan dalam bahasa Inggris.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.