ArsipGereja Sebenarnya Sudah Berperan Dalam Penyelesaian Perang di Wamena

Gereja Sebenarnya Sudah Berperan Dalam Penyelesaian Perang di Wamena

Kamis 2015-01-22 01:30:00

WAMENA, SUARAPAPUA.com – Ketua PGGJ Jayawijaya , Pdt. Abraham Unggirwalu, S.Th mengatakan, peran gereja sangat jelas dengan Tupoksi yang melekat, terutama pelayanan dalam gereja maupun sektor lingkungan, tetapi jika ada yang mengatakan, gereja tidak berperan dalam penyelesaian masalah perang suku, itu tidak benar.

“Kita tidak harus saling melempar tanggungjawab. Peran gereja dalam Tupoksinya sudah jelas, bahkan hampir setiap hari, entah itu peran gereja dalam sektor lingkungan maupun gereja di setiap hari Minggu, tetapi jika ada yang mengatakan demikian, itu tidak benar,” kata Pdt.Abraham Unggirwalu kepada suarapapua.com, Kamis (22/1/2015) siang menyikapai berita sebelumnya bahwa gereja tidak berperan aktif dalam penyelesaian perang suku di Wamena.

 

Lanjut Pdt.Unggirwalu, jika mau jujur, penyuluhan tentang umat yang banyak dilakukan adalah gereja.

“Penyuluhan itu bisa dilaksanakan dalam honai, ibadah keluarga, ibadah pemuda, bahkan kotbah dalam ibadah hari-hari minggu. Jadi kalau kita mau jujur, penyuluhan kepada umat paling banyak dilakukan oleh gereja,” tegasnya.

 

Tetapi lanjutnya, pihaknya juga sadar orang kadang melempar dan sembunyi tangan, padahal gereja sudah bertindak maksimal. “Jadi sebenarnya, gereja sudah berperan kepada umat melalui segala macam pelayanan,” ujarnya.

 

Sebelumnya, Ketua Jaringan Advokasi Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua, Theo Hesegem menilai, gereja tidak mengambil peran dalam penyelesaian konflik sosial antara warga Kurima-Woma dan Asolokobal-Asotipo baru-baru ini.

 

“Jika ada perang seperti ini, kami harap, supaya gereja perperan penting untuk menyelesaikannya,” harap Theo.

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Rilis Laporan Tahunan 2023 Tentang HAM dan Konflik di Tanah...

0
Selain kasus pengungsian, diuraikan dalam laporannya sejumlah pelanggaran hak sipil dan politik antara lain impunitas, pembunuhan dan penyiksaan, kebebasan berekspresi, kesehatan, pendidikan, serta konflik bersenjata.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.