ArtikelOrang Papua Harus Bertobat dan Kembali ke Jalan yang Benar

Orang Papua Harus Bertobat dan Kembali ke Jalan yang Benar

Ada oknum-oknum yang menjadikan sesama orang Papua sebagai barang dagangan. Dan diperjualbelikan. Dari hasil penjualannya itu, mereka dapat, jabatan, uang, motor, rumah, mobil, istri simpanan dan lain sebagainya.

Oleh: Fajar Somatua

Jadi, orang Papua sudah disuap seperti yang dikatakan nabi Nehemia dalam Alkitab, “Untuk ini ia disuap, supaya aku menjadi takut, lalu berbuat demikian, sehingga aku berdosa. Dengan demikian, mereka mempunyai kesempatan untuk membusukkan namaku, sehingga dapat mencela aku,” Lihat Nehemia 6:13.

Mengapa orang Papua jual orang Papua? Orang Papua yang jual orang Papua itu, disuruh oleh orang yang berniat untuk menghabiskan orang Papua demi mencapai kekuasaan, kepentingan dan kerakusan. Karena, hasil bumi Papua yang sangat berlimpah dan tak berkesudahan.

Maka, dampaknya, orang Papua meninggal terus dan makin hari makin habis. Itu mereka lakukan dengan berbagai cara, baik secara terang-terangan maupun secara bersembunyi-sembunyi. Itulah yang terjadi di Papua, hari ini.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Apakah kita sadar akan hal itu? Manusia Papua terus mati, karena susah dan tidak bisa bersaing, mati dari kelaparan, karena tidak bisa kerja.

Karena sudah dimanjakan dengan hal-hal yang enak-enak. Seperti beras raskin, Shio dan kegiatan lainnya yang memanjakan orang Papua untuk tidak bekerja tetapi bisa makan.

Mati akibat HIV/AIDS, mati akibat minuman keras, mati akibat susah mendapat pekerjaan, mati dari menyatakan kebenaran, mati dari teror, mati dari pengejaran, mati dari pemenjaraan, mati dari pembunuhan, mati dari penculikan, mati dari diskriminasi, mati dari dominasi dan mati dari berbagai macam masalah yang selalu terjadi di bumi Papua.

Semuanya itu diciptakan dengan tujuan untuk membunuh orang Papua. Apakah kita sadar akan hal-hal ini?

Kejadian-kejadian ini merupakan lagu lama yang selalu dinyanyikan ulang sejak tanggal 1 Desember 1961 hingga tahun 2014 ini.

Semua kejadian di tanah Papua ini mengunakan dua kekuatan yang sangat besar, antara lain; Pertama, kekuatan gelap yang tidak terlihat. Kedua, kekuatan manusia secara terang-terangan.

Baca Juga:  Politik Praktis dan Potensi Fragmentasi Relasi Sosial di Paniai

Dua kekuatan ini mereka gunakan untuk; menguasai, menguras, memperkosa dan menghabiskan kekayaan alam dan manusia Papua dari bumi Papua.

Sadar…! Sadar…!  Sadar…! Dan sadarlah… Hai Yudas orang Papua…! Setelah Yudas Iskariot menyerahkan Yesus demi uang, Yesus dibunuh, disiksa hingga wafat di kayu salib.

Tetapi, setelah melihat Yesus dijatuhi hukuman mati dan penderitaan Yesus memanggul salib ke Golgota, lalu Yudas menyesal. Lalu Yudas mengembalikan uang  yang ia peroleh dari hasil penjualan Yesus, kepada imam-imam kepala dan tua-tua, Yudas berkata:

“Aku telah berdosa, karena menyerahkan darah orang yang  tak bersalah.” Tetapi jawab mereka, “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!” maka Yudas pun melemparkan uang perak itu ke dalam bait suci, lalu pergi dari situ dan Yudas Iskariot menggantung  diri dan mati. Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata:

Baca Juga:  Adakah Ruang Ekonomi Rakyat Dalam Keputusan Politik?

“Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah.”

Untuk itu, hai kamu orang yang menjual sesamamu, bertobatlah! bertobatlah! dan bertobatlah. Kembalilah ke jalan yang benar.

Tetapi, jika kau masih mau mengunakan penyembah berhala serta menjual sesama orang Papua, maka pikulah darah manusia yang selama ini kau jual hanya untuk puaskan nafsu di dunia ini, maka makanlah banyak-banyak dari tangan si jahat.

Karena, si jahat menginginkan agar kita orang Papua juga dapat tempat dalam kerejaan si jahat. Akhir kata; hamba-hamba Tuhan, para pendoa dan orang Papua di manapun anda berada, tolong berdoa untuk orang yang membuat kejahatan terhadap kita, agar Bapa yang di surga membalas kejahatan mereka sesuai dengan perbuatan mereka.

*Penulis adalah pemerhati masalah sosial di Intan Jaya, Papua.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kadis PUPR Sorsel Diduga Terlibat Politik Praktis, Obaja: Harus Dinonaktifkan

0
Kadis PUPR Sorsel Diduga Terlibat Politik Praktis, Obaja: Harus Dinonaktifkan SORONG, SUARAPAPUA.com --- Bupati Sorong Selatan, Papua Barat Daya, didesak untuk segera mencopot jabatan kepala dinas PUPR karena diduga telah melanggar kode etik ASN. Dengan menggunakan kemeja lengan pendek warna kuning dan tersemat lambang partai Golkar, Kadis PUPR Sorong Selatan (Sorsel) menghadiri acara silaturahmi Bacakada dan Bacawakada, mendengarkan arahan ketua umum Airlangga Hartarto dirangkaikan dengan buka puasa di kantor DPP Golkar. Obaja Saflesa, salah satu intelektual muda Sorong Selatan, mengatakan, kehadiran ASN aktif dalam acara silatuhrami itu dapat diduga terlibat politik praktis karena suasana politik menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang dilaksanakan secara serentak tanggal 27 November 2024 mulai memanas. “ASN harus netral. Kalau mau bertarung dalam Pilkada serentak tahun 2024 di kabupaten Sorong Selatan, sebaiknya segera mengajukan permohonan pengunduran diri supaya bupati menunjuk pelaksana tugas agar program di OPD tersebut berjalan baik,” ujar Obaja Saflesa kepada suarapapua.com di Sorong, Sabtu (20/4/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.