ArsipFestival Arfak, Ajang Promosi Pegaf Jadi Tujuan Wisata

Festival Arfak, Ajang Promosi Pegaf Jadi Tujuan Wisata

Minggu 2015-11-15 11:02:28

MANOKWARI, SUARAPAPUA.com — Selain kepulauan Raja Ampat yang telah tersohor sebagai kawasan destinasi wisata bahari unggulan di tingkat nasional dan internasional, kini giliran wilayah Pegunungan Arfak mulai dipromosikan menjadi daerah destinasi wisata pegunungan di Provinsi Papua Barat.

Hal itu sebagaimana telah menjadi tujuan penyelenggaraan Arfak Festival yang dihelat 12-15 November 2015 di Anggi, ibukota Kabupaten Pegunungan Arfak.

 

Dalam festival yang dibuka Gubernur Papua Barat, Abraham Oktovianus Atururi itu, potensi wisata unggulan yang hendak dipromosikan dalam event ini antara lain; keaslian budaya masyarakat suku besar Arfak, keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna serta pesona alam, khususnya keindahan danau Anggi di sekitar Pegunungan Arfak.

 

Penjabat bupati Pegaf, Yusak Wabia di sela-sela kegiatan Festival Arfak di Anggi, Kamis (12/11/2015), menjelaskan, kegiatan yang berlangsung untuk pertama kali atas prakarsa Pemda Pegaf dan dukungan Pemerintah Provinsi Papua Barat ini diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan lokal, nasional dan internasional.

 

“Festival ini akan diadakan tiap tahun. Sebab Pegunungan Arfak terkenal dengan keindahan alamnya, budaya masyarakat lokal, dan keunikan keanekaragaman hayati flora dan fauna, sehingga kita berharap lewat event ini dan promosi yang dilakukan, ke depan dapat menarik banyak wisatawan,” ujar Wabia ketika membuka perlombaan sepeda gunung yang juga diadakan dalam event ini.

 

Dia berharap dalam rangka mempromosikan dan mendukung kawasan Pegunungan Arfak sebagai daerah destinasi wisata, masyarakat asli Arfak harus bisa diberdayakan dan dilibatkan, sehingga mereka nantinya dapat memperoleh manfaat sosial ekonomi di dalamnya.

 

Mantan bupati Manokwari yang juga mantan penjabat bupati Pegaf, Drs. Dominggus Mandacan, saat ditemui juga berharap agar ke depan Pemda dapat melibatkan dan menonjolkan budaya dan tari-tarian dari empat suku besar Arfak yakni Hatam, Meyah, Sough dan Moley.

 

Sebab menurutnya, dalam pelaksanaan Festival Arfak yang pertama, budaya dan tradisi asli suku Arfak tidak terlalu banyak ditonjolkan seperti umumnya pada event-event festival budaya yang lain di Tanah Papua.

 

“Kita berharap event ini dapat menjadi ajang promosi untuk lebih mengenal wilayah Pegunungan Arfak dan budaya masyarakatnya. Tetapi yang lebih penting adalah masyarakat lokal tidak diabaikan dan dapat menjadi bagian penting di dalamnya,” ujar kepala suku besar masyarakat Arfak ini.

 

Menurutnya, pemekaran wilayah dan pembangunan sesungguhnya telah ikut membantu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Arfak selama ini.

 

Namun hal itu, kata Dominggus Mandacan, juga berpotensi melemahkan bahkan menghilangkan tatanan adat istiadat dan budaya masyarakat Arfak yang sifatnya positif. Karena itu, ia berharap, Festival Arfak yang pertama dapat menjadi ajang promosi agar budaya masyarakat Arfak bisa diangkat dan tetap terpelihara.

 

Dalam Festifal Arfak yang pertama kali ini, para pengunjung yang datang dari luar disuguhkan dengan tarian parade penyambutan tamu dan tarian diatas rumah tradisional kaki seribu.

 

Selain itu juga diadakan sejumlah perlombaan seperti; fotografi, lomba merangkai bunga, lomba sepeda gunung dan motor cross dengan jalur treking melintasi perbukitan berkelok di sekeliling danau Anggi.

 

Kawasan Pegunungan Arfak tergolong eksotis karena dihiasi panorama alam danau Anggi yang terdiri atas danau perempuan (Anggi Gida) dan danau laki-laki (Anggi Giji). Dua danau tersebut dipisahkan oleh gunung dan berada di ketinggian antara 2940-3000 meter diatas permukaan laut (dpl).

 

Area perbukitan sekitar dua danau ini sangat cocok juga untuk olahraga sepeda gunung dan motor cross karena dilengkapi jalur treking. Selain itu, olahraga para layang dan olahraga air di danau juga bisa dilakukan bagi para pecinta olahraga di daerah dingin.

 

Kawasan Pegunungan Arfak yang membentang seluas 68.325.00 hektar ini pun kaya akan keanekaragaman hayati bernilai tinggi.

 

Pada hutan tropis di kawasan ini hidup ribuan spesies tumbuhan unik, 110 mamalia dengan 44 spesies yang telah tercatat, 320 spesies burung, terutama burung Cenderawasih Arfak yang unik, burung Parotia dan burung Namdur polos yang oleh suku Arfak Moley disebut burung Mbrecew atau burung pintar.

 

Selain itu, di kawasan hutan sekitar Pegunungan Arfak dapat dijumpai berbagai jenis anggrek hutan dan beragam jenis kupu-kupu. Terutama kupu-kupu sayang burung (Ornithoptera arfakensis, O. Rothchild) yang terkenal indah dan menjadi incaran para ahli serangga maupun kolektor kupu-kupu.

 

JULIAN HOWAY

1 KOMENTAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP Mengutuk Tindakan TNI Tak Berperikemanusiaan di Puncak Papua

0
“Mengutuk keras tindakan militer Indonesia terhadap warga sipil seperti ini di West Papua. Tindakan macam ini telah melanggar nilai kemanusiaan. Hukum manapun tidak membenarkan tindakan penyiksaan keji seperti terlihat dalam dua cuplikan video yang sedang viral,” ujar Menase Tabuni, presiden eksekutif ULMWP.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.