ArsipNovela Nawipa, You Are Amazing; Nilai Moral dan Pemihakan Politik Bangsa Papua...

Novela Nawipa, You Are Amazing; Nilai Moral dan Pemihakan Politik Bangsa Papua (2/Habis)

Sabtu 2014-08-23 09:31:30

Oleh: Octovianus Mote*

 

Catatan pertama mengenai ukuran moral. betapa memalukan ukuran moralitas kebanyakan orang Papua terdidik yang sibuk dengan facebook.

 

Mereka umumnya menuduh anak perempuan ini memalukan. Ungkapan yang sama mereka tidak lakukan ketika seorang politisi hebat kedapatan mencuri uang rakyat.

 

Tidak ada kalimat apa-apa tatkala bekas gubernur Barnabas Suebu, tokoh Papua hebat dan bekas gubernur dua periode dijadikan tersangka dalam kasus korupsi miliaran rupiah.

 

Hal demikian juga terjadi ketika banyak pejabat Bupati dan pegawai tinggi lainnya yang dihukum karena ternyata pencuri. Orang Papua merasa tidak malu ketika perilaku pencuri-pencuri ini dipakai sebagai fakta di dalam Negara Republik Indonesia untuk mengukur, (a) orang Papua bukan saja tidak mampu tetapi (b) pencuri sehingga tidak bisa dipercaya.

 

Wahai kaum cerdik pandai yang merasa diri orang Papua dimana ukuran moralmu?

 

Catatan kedua adalah pemihakkan politik. Orang Papua dari mereka yang mengaku diri terdidik paling tidak tahu pakai facebook adalah bahwa sangat rendah dalam nasionalisme akan bangsanya, Papua.

 

Mereka ini tanpa segan caci maki dan hina bangsanya sendiri dan tidak sedikit yang tega benar jual sesama orang Papua hanya untuk membelah seorang Kepala Negara yang menjajah bangsa Papua.  

 

Anehnya, tidak sedikit mereka yang berkomentar minor kepada Novela Nawipa itu adalah menyebut diri mereka sebagai pejuang kemerdekaan, aktivis Papua merdeka.  

 

Mereka bukan saja caci maki Novela bahkan rumahnya pun dihancurkan terlepas dari apakah itu dilakukan sesudah atau sebelum Novela muncul di depan sidang Mahkamah Konstitusi.

 

Pertanyaan saya kepada anda adalah, apakah dua calon kepala negara ini akan memberikan peluang kepada bangsa Papua untuk lakukan referendum?  

 

Saya hendak tunggu, apakah begitu Jokowi jadi Presiden ada perubahan signifikan dalam hal hidup bangsa termasuk mengakui hak bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri sebagaimana dia akui hak yang sama dari bangsa Palestina?

 

Demikian juga apakah kalau Prabowo menang situasi HAM berubah, koruptor ditangkapi dan militer pembantai nyawa manusia Papua dikurung sesudah diadili secara terbuka dan pecat mereka yang main kuasa, serta membuka Papua dan memberikan kebebasan hidup kepada bangsa Papua?

 

Refleksi ini saya tulis pada saat saya meratapi nasib bangsa Papua yang dijual dunia barat dibawah pimpinan Amerika-Belanda melalui Perjanjian New York yang ditandatangani di markas besar PBB, 15 Agustus 1962.  

 

Meratapi karena ternyata bukan hanya kapitalis dunia saja yang tidak peduli dengan nasib bangsa Papua, tetapi orang-orang Papua sendiri banyak yang tidak peduli sesamanya dan bangsanya semata-mata karena iri hati.  

 

Orang Papua hanya jago kandang, mampunya lawan bangsa sendiri, dan tidak mampu hadapi bersama musuh bersama.

 

Catatan ini saya tujukan kepada kalian yang menuduh aneka suara negatif terhadap Novela. Anda sama posisinya dengan lima orang Papua yang mendapat penghargaan negara Indonesia karena kesetiaannya kepada penjajah.

 

Mereka ini: Nicolaus Youwe, Abraham Octavianus Atururi, Frans Albert Yoku, Nick Messet, Konstan Karma, Lipius Biniluk, akan berpesta dan sukacita tatkala rakyat Papua merana, sedang menuju punah, dalam kurang dari enam tahun jumlah orang Papua di tanahnya tidak akan lebih dari 30 persen.  

 

Mereka akan pesta di Istana Presiden Indonesia dan kalian cuma sibuk di internet seakan tidak peduli dengan situasi di Timika, Pemimpin Bangsa dari suku Dani dipancung lehernya dan kepalanya belum ditemukan, dimana ada rekayasa untuk mempertahankan daerah rawan dengan menciptakan konflik antara warga: orang Dani versus orang Kei-Flores, Bugis-Makassar yang sedang berlangsung saat ini.  

 

Demikian juga tidak ada gerakan apa-apa dalam membela sejumlah aktivis yang ditahan di Uncen hanya karena suarakan aspirasi politik bangsa Papua yang dipasung melalui Perjanjian New York yang dipakai oleh bangsa-bangsa pencuri yang hendak mengambil kekayaan negeri kita.  

 

Tidak ada gerakan untuk menekan pemerintah Indonesia untuk keluarkan dua wartawan asing asal Perancis yang kini ditahan aparat keamanan Indonesia, tatkala mereka sekedar jalankan panggilan profesinya sebagai wartawan, menulis apa yang terjadi di Papua.

 

Dimanakah nyali ketika ada orang lain rela berkorban untuk bangsa Papua dan bangsa Papua sibuk babat sesama bangsa Papua.

 

*Octovianus Mote adalah warga Papua, bermukim di Amerika Serikat

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ancaman Bougainville Untuk Melewati Parlemen PNG Dalam Kebuntuan Kemerdekaan

0
"Setiap kali kami memberikan suara di JSB [pertemuan Badan Pengawas Bersama yang melibatkan kedua pemerintah], kami membuat komitmen dan kami mengatakan bahwa semua hal ini perlu diperhatikan dan ketika kami kembali ke JSB berikutnya, isu-isu yang sama masih mengotori agenda JSB, karena tampaknya tidak ada yang mengatasinya."

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.