ArsipPenculikan dan Pembunuhan Martinus Yohame, KNPB: Ini Kejahatan Negara!

Penculikan dan Pembunuhan Martinus Yohame, KNPB: Ini Kejahatan Negara!

Minggu 2014-08-31 22:55:00

PAPUAN, Jayapura — Martinus Yohame, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Sorong Raya, Papua Barat, diculik dan dibunuh karena menentang rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Papua Barat.

Demikian kesimpulan KNPB Pusat dalam pernyataan sikap yang dikirim ke redaksi suarapapua.com, Minggu (31/8/2014).

 

Presiden SBY melakukan kunjungan kerja negara ke Papua Barat dalam rangka peresemian Sail Raja Ampat dan tugu Kristus Raja di Mansinam Manokwari pada tanggal 20-25 Agustus 2014.

 

“Sebelum itu, Ketua KNPB Wilayah Sorong Raya, Martinus Yohame yang dengan tegas menyatakan menolak kehadiran SBY di Papua diculik dan dibunuh, serta mayatnya ditemukan setelah kunjungan SBY selesai,” tulisnya dalam siaran pers.

 

Menurut KNPB, penculikan dan pembunuhan Martinus Yohame merupakan korban kejahatan negara sama seperti penculikan dan pembunuhan tokoh pejuang lainnya, Theys Hiyo Eluay, Kelly Kwalik, Mako Tabuni, Titus Murib, Hubertus Mabel, serta sejumlah pejuang lain yang menjadi korban kekerasan negara.

 

Penculikan dan pembunuhan terhadap ketua KNPB wilayah Sorong Raya, diklaim KNPB, dilakukan demi mengamankan agenda perjalanan SBY ke Tanah Papua sebelum mengakhiri masa jabatannya.

 

“Sebelum kunjungan Presiden SBY ke Sorong dan Manokwari, Ketua KNPB Wilayah Sorong Raya, almarhum Martinus Yohame dan Parlemen Rakyat Daerah (PRD) wilayah Sorong telah mengeluarkan statemensaat jumpa pers dengan sejumlah wartawan yang bertugas di Kota Sorong,” beber Ones Suhun, Sekretaris Umum KNPB.

 

Jumpa pers diadakan pada tanggal 19 Agustus 2014 pukul 15.00 WP di depan kantor Walikota Sorong.

 

Dalam jumpa pers itu, ketua KNPB wilayah Sorong Raya dengan tegas menolak kedatangan SBY di Papua. Alasannya, peresmian Sail Raja Ampat di Waisai hanya menguntungkan devisa negara, tidak bagi rakyat pribumi yang berdomisili di sana.

 

Juga sejumlah kekayaan alam yang dikelola oleh negara di Papua Barat seperti PT. FI di Timika dan minyak di Sorong selama sekian tahun beroperasi tidak membawa manfaat bagi rakyat Papua.

 

“Karena itu, Ketua KNPB wilayah sorong Martinus Yohame saat jumpa pers menyatakan menolak kedatangan SBY,” ujar Ones.

 

Untuk mengamankan kegiatan tersebut, lanjut dia, Ketua KNPB wilayah Sorong Raya ini diculik dan dibunuh secara sadis. Karena menilai siapa pun yang menghambat kepentingan dan kekuasaan negara, setiap aktivis Papua yang lantang bersuara menolak semua kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat kecil dianggap musuh negara dan penghambat pembangunan.

 

KNPB menyatakan, “Martinus Yohame korban penculikan dan pembunuhan oleh negara Republik Indonesia sebelum SBY berkunjung ke Papua.” (Baca: Ini Kronologi Sebelum Jasad Martinus Yohame Ditemukan Tewas Didalam Karung).

 

Polda Papua melalui juru bicaranya, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, sebagaimana diberitakan sejumlah media beberapa hari lalu, mengatakan, kasus penemuan mayat tersebut sulit diidentifikasi dan dipastikan penyebabnya karena pihak keluarga korban enggan mengijinkan untuk diotopsi.

 

MARY

Terkini

Populer Minggu Ini:

PAHAM Papua Desak Komnas HAM dan Pangdam XVII Investigasi Video Penganiayaan...

0
“Tindakan aparat TNI tersebut merupakan tindakan penyiksaan di luar hukum. Perlu dilakukan investigasi menyeluruh. Jika diketahui korban meninggal dunia, maka tindakan aparat tersebut dapat dikategorikan pembunuhan di luar hukum [extra judicial killing],” tegasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.