Selasa 2016-05-03 10:41:32
WAMENA, SUARAPAPUA.com — Bupati Kabupaten Jayawijaya, John Wempi Wetipo mengatakan, kasus meninggalnya Arnol Alua di Balim Cottage belum lama ini belum bisa ungkap pelaknya, karena masih dilakukan penyidikan oleh pihak kepolisian dari Polres Jayawijaya.
“Jadi prinsipnya masih menunggu penyidikan yang dilakukan pihak kepolisian dan jika sudah disitulah akan tahu siap pelaku sebenarnya. Penyidikan ini termasuk pembunuhan (Arnol Alua) di Balim Cottage dan salah satu masyarakat yang diterbangkan ke daerah asalnya itu. Jadi kalau bicara HAM, masyarakat juga melanggar HAM karena membunuh orang yang tidak berdosa pada siang hari yang ketika mengendarai kendaraan,” ungkapnya.
Jadi, kata Bupati Wempi, penyidikan kasus ini diserahkan kepada pihak kepolisian sesuai undang-undang atau tugas yang melekat pada mereka. “Jadi kami masih menunggu proses yang dilakukan pihak kepolisian,” ungkapnya.
Untuk korban yang meninggal dalam rumah di Balim Cottage, Bupati mengatakan, sebab-sebab korban meninggal dunia belum begitu tahu, karena ia diambil dalam honai dalam kondisi Miras.
“Jadi dia berkelahi di mana dengan siapa tidak ada orang yang tahu, yang mengungkap itukan polisi, jadi kita tunggu. Kalau polisi mengatakan inilah pelaku baru kita tahu seperti ini,” pungkasnya.
Namun demikian, Pater John Jonga mengatakan, ada pihak keluarga almarhum (Arnol Alua) yang sempat bersembunyi di lokasi Balim Cottage yang melihat, mendengar dan menyaksikan peristiwa malam itu, dan lima orang sempat menyampaikan kepadanya.
Sehingga, katanya, jika ada orang yang mengatakan peristiwa itu gelap dan tidak ada orang yang menjadi saksi, maka itu tidak benar. Karena pihak keluarga telah menyaksikan penganiayaan malam itu yang mengakibatkan almarhum meninggal dunia.
“Sehingga saya pikir ini harus diselesaikan secara hukum dan kemudian berturut-turut ada dua pemenuam mayat di Woma ini harus diungkap. Saya pikir ini tugas pihak kepolisian dan pemerintah untuk memberi jaminan pada rakyat di Jayawijaya harus aman dari segala macam bentuk kejahatan,” tegas Pater Jhon.
Editor: Arnold Belau
ELISA SEKENYAP
