Tanah PapuaDomberaiRintihan Warga Sorong Menyaksikan Istana Idaman Runtuh

Rintihan Warga Sorong Menyaksikan Istana Idaman Runtuh

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Rumah, istana idaman, yang dibangun dengan susah payah selama beberapa tahun, runtuh dalam sekejap. Sungguh memilukan, warga menyaksikan puing-puing bangunan sesaat setelah diterjang gempa tektonik.

Situasi sedih sangat dirasakan keluarga Bapak Yohan Sagrim di Kilometer 18, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat. Betapa tidak, rumahnya yang selama ini menjadi tempat tinggal bagi keluarganya hancur akibat guncangan gempa, Jumat (25/9/2015) dini hari.

“Ada banyak rumah dan gedung runtuh karena gempa. Termasuk rumah milik keluarga paman kami juga. Saat ini keluarga besar kami benar-benar sangat sedih,” kata Marthen Sagisolo, kepada suarapapua.com, Senin (28/9/2015) sore.

Warga korban gempa sungguh kehilangan segalanya. Rumah sudah rubuh, semua barang tak diselamatkan. Makanan pun tak ada. Mereka terpaksa bertahan di halaman rumah, walau lapar. Juga, tanpa penahan hujan dan terik matahari.

“Sampai saat ini belum ada bantuan untuk kitorang di sini,” ucapnya menceritakan situasi hari keempat pascagempa.

Bencana memang terjadi tanpa diduga. Guncangan gempa selama 15 menit, mengagetkan seluruh warga yang masih terlelap. Situasi saat gempa, kata dia, panik. Warga berhamburan keluar rumah.

Dini hari itu, isak tangis terdengar di sepanjang pinggir jalan raya Kota Sorong, pasca gempa bumi mengguncang wilayah Kepala Burung.

Baca Juga:  Lalui Berbagai Masalah, KPU Kota Sorong Sukses Plenokan di Tingkat Provinsi

Seperti keluarga Sagrim, warga lain pun mengalami situasi sama. Di Sorong Pusat (Sorpus), Jalan Malibela dan Remu Utara, ratusan rumah tampak rata tanah.

Tak hanya di Kota Sorong, dampak gempa sangat terasa di Kabupaten Sorong, seperti Aimas dan beberapa distrik lain, termasuk hingga Manokwari dan Kepulauan Raja Ampat. Warga di sana merintih melihat istana idaman keluarga runtuh akibat guncangan gempa bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR).

Salah satu warga Remu, Jan Asmuruf mengabarkan, ratusan bangunan rusak berat. Di kota Sorong saja, kata dia, dua ratus lebih rumah sudah rubuh diterjang gempa.

Data terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat, 2.889 rumah di Kota dan Kabupaten Sorong, serta Kabupaten Raja Ampat, rusak parah.

Gempa bumi yang terjadi pada dini hari pukul 01.06 WIT itu juga melukai 62 orang.

“Korban luka dari gempa ini, ada 17 orang mengalami luka berat dan 45 lainnya luka ringan,” kata Kepala BPBD Provinsi Papua Barat, Derek Abner.

Ada korban patah tulang kaki, tangan, bahu, leher, dan ada pula yang luka di kepala akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Baca Juga:  12 Parpol Desak KPU PBD Tunda Hasil Pemilu Raja Ampat

Informasi ini dibenarkan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggangulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, beberapa jam setelah gempa melanda Sorong dan sekitarnya.

“Tadi terjadi gempa di Sorong, Papua Barat. Kita sudah koordinasi dengan tim di daerah, akan ada bantuan kemanusiaan,” kata Sutopo.

Abner memastikan tak ada korban jiwa. Hanya, kerugian material bangunan rusak akibat gempa bumi tersebut mencapai miliaran rupiah.

Pasien Dirawat di Halaman RSUD

Lantaran gempa, semua pasien yang ada di dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele be Solu, Kota Sorong, dievakuasi keluar.

Dilaporkan, beberapa bagian gedung rumah sakit ini runtuh. Akibatnya, pasien maupun korban gempa, semua ditampung di posko darurat.

“Pagi hari setelah gempa, tim BPBD Provinsi Papua Barat dan BPBD Kota Sorong langsung turunkan tim untuk menangani korban bencana ini,” Abner menjelaskan kepada wartawan.

Tim di lokasi bencana, kata dia, langsung bikin posko darurat di beberapa titik di Kota Sorong dan sekitarnya. Warga korban dilayani tim di posko darurat.

“Tim layani kebutuhan warga korban gempa,” ujarnya sembari berharap ada perhatian pemerintah pusat mengirim bantuan kemanusiaan.

Baca Juga:  Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Lakukan Sidak ke Sejumlah SPBU Sorong

Empat Kali Gempa Susulan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Papua Barat, mencatat setidaknya empat kali terjadi gempa susulan.

Gempa susulan pertama, menurut catatan BMKG, terjadi pada pukul 02:34 WIT dengan guncangan 4,3 SR. Gempa susulan berikut 4,1 SR, 4,3 SR, dan 4,4 SR, dirasakan oleh masyarakat Kota Sorong dan sekitarnya.

Lokasi gempa kali ini dipastikan berpusat di timur laut Kota Sorong. Kedalaman gempa 10 km yang guncangannya terasa di beberapa kabupaten terdekat: Manokwari, Tambrauw, Sorong Selatan, dan Raja Ampat.

Meski gempa ini tak berpotensi tsunami, pihak BMKG menyampaikan himbauan kepada masyarakat di sekitar pusat gempa agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

Himbauan tersebut dianggap penting diketahui publik mengingat pengalaman gempa sebelumnya. Tercatat, wilayah Provinsi Papua Barat kerap rawan diguncang gempa tektonik. Sudah tiga kali gempa besar melanda wilayah Kepala Burung ini.

Tetapi, pada Minggu (27/9/2015) kemarin, BMKG Balai Besar Wilayah V Papua menerbitkan siaran pers tentang himbauan kepada warga Sorong dan Raja Ampat agar tak perlu cemaskan terkait isu akan terjadi gempa susulan yang lebih besar. Pihak BMKG mengklaim tak pernah sebarkan informasi menyesatkan.

MARY

Terkini

Populer Minggu Ini:

KPK Menang Kasasi MA, Bupati Mimika Divonis 2 Tahun Penjara

0
“Amar Putusan: Kabul. Terbukti Pasal 3 jo Pasal 18 UU PTPK jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP. Pidana penjara 2 tahun dan denda Rp200 juta subsidair 2 tahun kurungan,” begitu ditulis di laman resmi Mahkamah Agung.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.