ArsipIni Kronologis Kematian Warga Sipil Yang Ditembak Polisi

Ini Kronologis Kematian Warga Sipil Yang Ditembak Polisi

Sabtu 2014-07-05 15:00:45

PAPUAN, Jayapura — Keluarga Demi Kepno (28), salah satu warga sipil yang ditembak mati aparat kepolisian usai kericuhan di Pasar Youtefa, 2 Juli 2014, sekitar pukul 16.00 WIT, mengaku almarhum sama sekali tidak terlibat dalam aksi yang menyebabkan kematian salah satu anggota polisi.

Pacar korban berinisial HS yang terakhir kali melihat korban saat masih hidup menceritakan, pada hari Rabu, tanggal 2 Juli 2014, sekitar jam 9 malam, dirinya bersama almarhum keluar dari rumah di Kamkey, dan bertemu di mata Jalan Bina Marga, Kamkey.

 

Kemudian, korban bersama dirinya menuju ke arah Hypermarket, Tanah Hitam, yang letaknya tidak jauh dari mata jalan Bina Marga. Tiba-tiba, mereka di datangi sebuah mobil Avanza berkaca gelap, dan berhenti tepat di depan mereka.

 

Dari dalam mobil keluar beberapa orang yang berpakain preman, kemudian korban ditangkap secara paksa untuk menaiki mobil yang diparkir tidak jauh dari hypermarket. Kemudian, korban dibawah ke Pos Polisi Yanmor Tanah hitam untuk di interogasi.

 

Setelah korban dibawah, HS kemudian naik ojek menuju pangkalan ojek Kamkey, dan menemui beberapa orang yang sedang nongkrong.  

 

Lalu HS mengatakan, “Kamu kenal sama Demi kepno?” Lalu dijawab oleh beberapa pemuda, “Kenal, itu kaka.” Lalu HS mengatakan kalau Demi Kepno baru saja dibawah aparat kepolisian ke Pos Polisi Yanmor Tanah Hitam.

 

Berdasarkan informasi ini, “Kami keluarga punya asumsi bahwa Demi telah dibawah, namun sesampainya disana, korban dianiaya hingga tewas,” kata HS.

 

“Kejadian ini membuat pihak keluarga terkejut, sebab kami dengar kalau almarhum sudah berada di RS Bhayangkara,” kata Tera Kepno, salah satu keluarga korban kepada media ini, usai acara pemakaman jenazah sore. 

 

Dikatakan, dari hasil pemeriksaan, korban meninggal dengan luka tusukan benda tajam, penganiayaan dan luka tembakan senjata api di bagian punggung belakang.  

 

“Sebab itu, kami meminta kepada pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan atas meninggalnya saudara Demi Kepno ,dan mengungkap motif dibalik kematian saudara kami,” kata Tera.

 

“Menurut kami kelurga besar di kota study Jayapura, merasa ada kejanggalan dalam peristiwa meninggalnya saudara kami, sebab kami keluarga tahu almarhum tidak terlibat dalam kasus perjudian di pasar Youtefa, dan pada saat peristiwa itu terjadi, korban bersama kelurga di rumah,” ujarnya.

 

Dua hari kemudian, keluarga mendapat informasi bahwa almarhum berada dikamar jenasah RS Bhayangkara.  

 

“Ketika kami mengambil jenasah di Rumah Sakit Bhayangkara tanpa ada keterangan penyebab kematian korban. Menjadi pertanyaan kami kelurga korban ,almarhum diantar ke RS Bhayangkara itu dalam keadaan meninggal atau masih hidup? Dan diantar oleh siapa, dan mengunakan kendaraan jenis apa?” tanya Tera.

 

Sesuai dengan pemberitaan media cetak Cepos, Jumat 4 Juli 2014, salah satu pelaku yang di interogasi  di pos polisi Yanmor Tanah Hitam melakukan perlawanan dengan pihak kepolisian, sehingga berujung pada kematian yang bersangkutan.

 

“Kami pihak keluarga korban mempertanyakan kepada kepolisian, apakah dalam introgasi di pos Yanmor sesuai dengan standar atau tidak,  dan anggota yang bertugas disana sesuai kepangkatan penyelidikan atau tidak, dan kami pihak keluarga korban tidak menerima kalau saudara kami dikatakan terlibat dalam peristiwa di pasar Youtefa,” ujar Tera.

 

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Dukcapil Intan Jaya akan Lanjutkan Perekaman Data Penduduk di Tiga Distrik

0
“Untuk distrik Tomosiga, perekaman akan dipusatkan di Kampung Bigasiga. Sedangkan untuk Ugimba akan dilakukan di Ugimba jika memungkinkan. Lalu distrik Homeyo perekaman data penduduk akan dilakukan di Kampung Jombandoga dan Kampung Maya,” kata Nambagani.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.