WAMENA, SUARAPAPUA.com — Untuk melihat program kerja Pemerintah Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2015, di setiap Komisi di DPRD Kabupaten Jayawijaya melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke beberapa distrik dan kampung di Kabupaten Jayawijaya.
Salah satunya adalah Komisi B yang menangani perekonomian, juga ikut melakukan kunker.Ā Reynold Bukorsyom, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Jayawijaya mengatakan, pihaknya melakukan Kunker kali ini guna melihat langsung program kerja Pemerintah Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2015 yang akan menjadi catatan pihaknya dalam penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati pada masa sidang pertama ini.
āTadi kami lakukan kunjungan di obyek wisata di Distrik Asotipo dan lokasi pertanian penanaman padi di Minimo, Megapura Wamena,ā kata Reynold kepada suarapapua.com usai Kunker, siang tadi, Senin (18/1/2016).
Ia menjelaskan, apa yang sudah dilakukan bupati di tahun 2015 berjalan baik, namun secara teknis ditemukan ada yang tidak berjalan sesuai harapan. Seperti sawah masyarakat Megapura yang 30 hektar tidak berjalan karena kekurangan air di musim kemarau panjang lalu.
āMereka minta supaya dibuatkan tempat penampungan air, supaya ketika musim kemarau bisa dialirkan air ke sawah untuk bisa menanam. Jadi, bagian-bagian ini yang menjadi catatan kami untuk sampaikan ke bupati nanti,ā ujar Bukorsyom.
Terkait kunjungan, kata dia, akan dilakukan beberapa hari kedepan, terutama di Dinas Perindakop mengenai Pasar Tradisional Potikelek dan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Jayawijaya.
Termasuk lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sinakma yang selama ini menjadi tuntutan oleh pekerja karena biaya.
Sementara itu, salah satu warga yang tidak menyebutkan nama ketika kunjungan DPRD Jayawijaya di Megapura mengatakan, pihaknya sangat bersyukur atas kunjungan ini, sebab persoalan air memang menjadi kendala selama ini untuk menanam padi.
āKami juga mengalami kesulitan karena mesin giling kami rusak, sehingga sudah hampir satu bulan ini kami tidak giling. Kami harap bapak-bapak bisa sampaikan persoalan ini ke Dinas Pertanian, karena selama ini mereka yang biasa datang lihat,ā kata salah satu warga yang mengaku sebagai penggiling beras.
Editor: Oktovianus Pogau
ELISA SEKENYAP