ArsipKNPB Kutuk Aksi Penangkapan Mahasiswa

KNPB Kutuk Aksi Penangkapan Mahasiswa

Selasa 2013-11-12 14:32:15

PAPUAN, Jayapura — Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengutuk konspirasi Majelis Rakyat Papua (MRP), Gubernur, Akademisi Uncen dan Kepolisian Indonesia yang dengan jelas menutup saluran demokrasi rakyat, dan secara sepihak memaksakan Otonomi Khusus (Otsus) Plus diatas wilayah koloni, West Papua.

“Tindakan Polisi kolonial Indonesia yang memblokir, memukul dan menangkap aksi damai Mahasiswa adalah perbuatan yang sangat mencederai nilai kemanusiaan, keadilan, dan martabat bangsa Papua,” tegas Ketua Umum KNPB, Victor Yeimo, dalam siaran pers yang dikirim redaksi suarapapua.com, Selasa (11/11/2013).

Menurut Yeimo, arogansi Polresta Jayapura dibawa pimpinan Alfred Papare dan Kiki Kurnia sudah sangat melampaui logika dan norma hukum yang berlaku di negara kolonial Republik Indonesia.

“Penahanan terhadap aktivis Gerakan Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat (GEMPAR) yakni Yason Ngelia, Alfaris Kapisa, Abraham Demetouw, Daniel Kosama, dan Benyamin Hisage adalah taktik penguasa kolonial ‘ala orde baru’ yang hendak mempertahankan status quo dari kegagalan mengindonesiakan dan membangun bangsa Papua.”

“Ini sangat memalukan! Bagi KNPB penangkapan terhadap aktivis KNPB itu hal biasa karena kami sudah sadari bahwa kami melawan penjajahan Indonesia diatas tanah air kami. Tetapi bila polisi menangkap aksi protes kebijakan negara oleh Mahasiswa yang dilakukan secara terhormat dan bermartabat, maka itu tindakan yang memalukan dan sangat tolol di era yang serba terbuka ini,” tegas Yeimo, yang saat ini ini mendekam di Lembaga Permasyarakatan Abepura, Jayapura.

Menurut Yeimo, Pasal-pasal karet yang digunakan sesuai keinginan Polisi adalah bukti kekerasan hukum pada kemanusiaan. Taktik kriminalisasi Yason Ngelia,cs dengan kasus lain hanyalah kamuflase dari upaya menutup ruang demokrasi rakyat Papua.

“Oleh karena itu KNPB menganggap oknum Polda Papua dan Polresta Jayapura adalah manusia-manusia yang hanya mampu menjadi alat penguasa, yang melindungi kejahatan negara, dan kebobrokan pelaksanaan pemerintahannya.”

“Kami menganggap oknum-oknum pimpinan kepolisian adalah pelaku pengguna dana Bantuan Sosial (Bansos), sehingga tindakan melindungi korporasi koruptor dilakukan dengan taktik pengalihan pada penangkapan. Kenapa koruptor dibiarkan tapi Mahasiswa yang protes ditangkap?” tegas Yeimo.

Lanjut Yeimo, KNPB juga mengutuk para akademisi Uncen, MRP, dan Gubernur yang memanipulasi dan mengeksploitasi keinginan rakyat Papua demi uang dan kedudukan.

“Bahwa orang-orang ini akan terdaftar sebagai pihak-pihak yang pernah mengkhianati bangsanya sendiri,” tegas Yeimo sudah beberapa kali masuk penjara karena aktivitas politiknya.

“Kami tuntut segera bebaskan aktivis Mahasiswa. dan, MRP, Gubernur, DPRP dan TNI Polri segera berikan ruang demokrasi bagi rakyat Papua dalam menentukan nasibnya sendiri,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Papua, Pdt. Benny Giay juga memprotes penangkapan mahasiswa Papua secara sepihak.

“Apapun bahasa pemerintah atau petinggi keamanan, kalau cara penanganan terhadapa penyampaian aspirasi masyarakat secara damai itu dilakukan secara kasar. Misalanya dengan penangkapan-penangkapan berarti ini kita lihat sebagai upaya untuk mengadopsi kembali cara-cara represi yang dulu,” tutur  Giay.

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Koalisi: Selidiki Penyiksaan Terhadap OAP dan Seret Pelakunya ke Pengadilan

0
“Kami juga mendesak pemerintah untuk menghentikan pendekatan keamanan di Tanah Papua yang selama ini justru menimbulkan korban, dan mendorong Panglima TNI untuk segera melakukan evaluasi internal dan pengawasan yang lebih baik serta memastikan terwujudnya akuntabilitas atas kinerja TNI dan penggunaan kekuatan pasukan TNI di Tanah Papua,” tegas Koalisi Kemanusiaan untuk Papua dalam siaran pers yang dikirim dari Jakarta, Sabtu (23/3/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.