BeritaDari Seminar FMJ-PTP di Wamena, Pemimpin Harus Takut Akan Tuhan

Dari Seminar FMJ-PTP di Wamena, Pemimpin Harus Takut Akan Tuhan

Para narasumber yang hadir di seminar yang digelar oleh FMJ-PTP di Wamena. (Elisa Sekenyap - SP)
Para narasumber yang hadir di seminar yang digelar oleh FMJ-PTP di Wamena. (Elisa Sekenyap – SP)

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Forum Masyarakat Jayawijaya se-Pegunungan Tengah Papua (FMJ-PTP), Jumat (13/5/2016) gelar seminar sehari tentang Pemimpin Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan di gedung Ukumearik Asso, Wamena Kabupaten Jayawijaya Papua.

Dalam seminar itu, ratusan peserta dan simpatisan hadir mendengar langsung pemimpin ideal Jayawijaya yang disampaikan sejumlah pemateri diantaranya, Sekda Jayawijaya, Yohanes Walilo dari Pemda Jayawijaya, Pater Frans Lieshout dan Pdt.Yoram Yogobi dari tokoh agama, Kernelius Oagay-budayawan dan Maria Lanny dari tokoh Perempuan.

Berdasarkan materi yang disampaikan pemateri, ada banyak masukan dan pertanyaan yang disampaikan peserta, salah satunya Ronny Hisage. Ia mempertanyakan fokus Pemerintah Jayawijaya yang salama ini hanya membangun pembangunan fisik tanpa melihat Sumber Daya Manusia (SDM).

Katanya, SDM penting karena dengan SDM yang baik, akan menghasilkan pembangunan yang baik pula. Termasuk ia mempertanyakan inkonsistensi kehadiran masyarakat lain dalam seminar tersebut, sebab jika pemimpin yang dibicarakan ini muncul dan jika berkehendak untuk memimpin Jayawijaya akan turut juga dirasakan oleh masyarakat yang tidak hadir ini.

“Contoh, FMJ-PTP baru-baru ini kawal kelangkaan BBM dan harganya yang meloncak tinggi, termasuk 9 bahan pokok dan ketika pemerintah mendengarkan aspirasi akhirnya juga orang-orang yang tidak hadir juga merasakan, bukan hanya kami orang Wamena yang peduli Jayawijaya hadir ini,” tegas Hisage mempernyatakan pemateri dalam seminar itu.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Selain itu, salah satu peserta seminar yang tidak menyebutkan namanya menyatakan, supaya pemimpin masa depan Jayawijaya harus tahu budaya, adat serta karakteristik orang Balim (Jayawijaya), termasuk supaya pemimpin Jayawijaya harus ada keberpihakan terhadap orang Papua di Kabupaten Jayawijaya.

Menanggap pertanyaan peserta, Sekda Yohanes Walilo mengatakan, pemimpin itu memang harus tahu budaya dan adat daerah ini, sehingga pembangunan yang dilakukan bisa berdampak pada masyarakat di daerah ini.

“Termasuk keterbukaan informasi harus dibuka seluas-luasnya mengingat negara ini adalah negara demokrasi dan pertanyaan adik Ronny mengenai SDM itu menjadi penting bagi pembangunan di Jayawijaya,” ujar Sekda.

Ia juga menuruturkan, seorang pemimpin harus memiliki tanggungjawab, bermoral baik, dapat langsung ada ditengah-tengah masyarakat untuk melihat kesulitan masyarakat dan juga pemimpin yang takut akan Tuhan.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

Sementara itu, Petrus Hubi menyatakan, seminar ini sangat baik untuk seluruh masyarakat Jayawijaya dan Pegunungan Tengah papua untuk duduk dan bicara masa depan Jayawijaya pegunungan tengah untuk menata pembangunan daerah ini yang lebih baik.

”Saya juga sebagai ketua partai akan ajak teman-teman pimpinan partai di Jayawijaya untuk bersatu rapatkan barisan demi melihat pemimpin Jayawijaya kedepan yang bisa benar-benar merakyat,” ucap Petrus Hubi, salah satu peserta seminar yang adalah Ketua Partai PDI-Perjuangan Kabupaten Jayawiaya.

Yoman juga mengatakan, peserta dari Kabupaten Lanny Jaya mengapresiasi FMJ-PTP untuk membuka ruang seminar ini, sehingga semua orang bisa kumpul dan bicara demi Jayawijaya dan Pegunungan Tengah Papua kedepan yang lebih baik.

“Saya harap supaya semua kabupaten di pegunungan tengah Papua mengambil sikap yang sama demi pembangunan di masing-masing daerah yang ada,” kata Yoman.

Disela-sela seminar, Mully Wetipo, Ketua FMJ-PTP menegaskan bahwa, seminar yang diselenggarakan forum ini tidak ada kepentingan dibelakang itu. Seminar ini bisa terselenggara hanya karena inisiatif forum demi daerah.

Baca Juga:  Pleno Kabupaten Yahukimo Dibatalkan KPU Provinsi Karena Masih Bermasalah

“Jadi jangan beranggapan kegiatan seminar hari ini ada kepentingan orang lain. Kami ini jalan sendiri dengan inisiatif kami, sehingga jika ada yang beranggan seperti itu trustrang minta maaf,” kata Mully Wetipo.

Tetapi intinya, kata Wetipo, FMJ-PTP bersama rakyat menginginkan pemimpin masa depan yang takut akan Tuhan dan juga mengerti akan budaya dan tatanan kehidupan masyarakat Balim yang ada sejak turun temurun. Dan juga bermoral baik, bermartabat dan juga merasa memiliki masyarakat Jayawijaya serta bertanggungjawab atas kinerja perilakunya.

Dari seminar itu, ada sejumlah model pemimpin yang dikategorikan pemateri, diantara pemimpin harus Takut akan Tuhan, pemimpin yang merakyat, harus tahu budaya dan karakteristik orang Balim dan gunung pada umumnya.

Pemimpin harus turun langsung ke masyarakat, mau mendengarkan rakyatnya dan harus menjadi contoh dan guru seperti Yesus Kristus, seperti Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Termasuk mencontoh dari kisah Musa dan Yosua membawah umat Israel keluar dari perbudakan Firaun di Mesir.

 

 

Editor: Arnold Belau

Pewarta: ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

0
“Kepala suku jangan membunuh karakter orang Abun yang akan maju bertarung di Pilkada 2024. Kepala suku harus minta maaf,” kata Lewi dalam acara Rapat Dengar Pendapat itu.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.