Masyarakat Deiyai Kutuk Keberadaan Enam Perusahaan Ilegal di Kapiraya

0
3801

PANIAI, SUARAPAPUA.com— Jackson Ikomou, salah satu tokoh pemuda kabupaten Deiyai,mengatakan dirinya beserta seluruh masyarakat deiyai mengutuk enam perusahaan illegal yang hingga kini masih beropersi dengan leluasa di distrik Kapiraya, kabupaten Deiyai, Papua.

 “Ada eam perusahaan yang sedang beroperasi secara ilegal di Kapiraya. Kelakuan enam perusahaan di kapiraya terlalu kurang ajar, kami kutuk kelakuan mereka. Mereka buat masyarakat disana tidak bisa beraktivitas bebas,” ungkap Jekson dari Waghete pada Selasa (7/6/2016) malam.

Menurutnya, sejak masuknya enam perusahaan tersebut, masyarakat asli dibuat hidup tak berdaya diatas tanahnya sendiri. Kata dia, sesuai pengakuan masyarakat Kapiraya kepadanya saat di Deiyai sebulan lalu, masyarakat diusir dari tempat tinggalnya, ada juga yang ditembak mati oleh aparat yang bertugas menjaga perusahaan-perusahaan tersebut.

Baca Juga:  Gawat! Di Mimika, 2.500 Ekor Babi Mati Terserang Virus ASF

“Mereka mengaku ke saya, aparat yang berjaga disana biasa bongkar rumah mereka dan disuruh pindah ke tempat yang lain. Yang macam-macam, aparat langsung tembak. Jadi aparat lihat dorang itu seperti binatang buruan yang kapan saja siap ditembak,” beber Jekson

Dan rupanya, keenam perusahaan tersebut, kata Jekson, telah beroperasi sangat lama sejak kabupaten Deiyai masih berstatus distrik. Sember Daya Alam yang diambil macam-macam, selain Emas, ada Gaharu, Masohi dan juga pohon Negara.

ads
Baca Juga:  Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

“Kapal masuk bergantian untuk membawa barang-barang yang diambil secara ilegal oleh enam perusahaan ilegal. Setelah satu kapal masuk muat gaharu, gantian satu lagi masuk muat yang lain dan begitu terus tiap hari. Itu yang ada berjalan sampai sekarang,” ungkap Ikomou.

Untuk perizinana, Jackson menjelaskan, mereka mendapat ijin dari pemerintah Kabupaten Mimika tanpa memiliki amdal yang jelas.  Sehingga dirinya berharap Pemerintah Daerah baik Timika dan Deiyai harus buka mata melihat rakyat kecil yang sedang diperlakukan tidak manusiawi diatas tanahnya sendiri.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

“Karena sampai sekarang menyangkut tapal batas antara kabupaten Mimika dan Deiyai masih belum jelas di daerah itu, di mana tempat enam perusahaan itu sedang beroperasi, persoalan ini menjadi tanggung jawab bersama. Dua-dua harus melihat rakyatnya yang sedang menangis karena diburu terus seperti binatang,” harap Jekson.

Distrik Kapiraya adalah satu dari lima distrik yang ada di kabupaten Deiyai, Papua antara lain,
Bowobado, Tigi, Tigi Barat dan Tigi Timur.

 

Pewarta               : Stevanus Yogi

Editor                    : Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKNPB Himbau Demo Damai 15 Juni 2016
Artikel berikutnyaKegagalan Negara dan Keadilan