Pemuda Papua, Bersatulah!

0
3766

Oleh: Maiton Gurik

“Membakar semangat bagi Pemuda Papua, agar mereka tahu bagaimana seharusnya mereka menjadi Pemuda Papua yang berbobot, dan untuk apa mereka menggunakan bobot intelektualitas itu untuk menolong Papua”.

Fenomena peran pemuda dalam dunia, pernah digambarkan oleh Tom Mboya, mantan menteri Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Republik Kenya di depan kongres ISC, dengan menyatakan bahwa: “Pemuda dunia memainkan peranan penting dalam kehidupan ini dan sesuatu yang tak dapat dilakukan. Di tangan generasi muda itu terletak tujuan berjuta-juta rakyat di dunia. Oleh karena itu, universitas bukanlah tempat mengeluarkan resolusi-resolusi, melainkan tempat melatih anak-anak muda dan mempersiapkan mereka dengan tujuan membuat dunia sebagai tempat yang lebih baik dalam kehidupan ini. Generasi muda harus mengarap tantangan modern. Anda sebagi generasi muda negara-negara yang baru akan menghadapi tanggung jawab yang besar pada saat meninggalkan universitas dan pada saat memangku jabatan yang pertama”.

Mantan wakil Presiden Indonesia, Adam Malik, sebagaimana dikutip oleh Yozar Anwar (1981:239) juga pernah berkata: “Hati setiap pemuda mengenal keinginan dan keputusan, yang tak dapat diajak hanya dengan ukuran-ukuran rasional. Di lain pihak, pemuda selalu dibakar oleh cita-cita dan idealisme yang tinggi-tinggi. Mereka lincah, sigap dan suka meledak karena penuh vitalitas. Mereka tenggelam dalam semangat “tak mengenal mati”, dan untuk membuktikan semangat itu mereka mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan-tindakan yang ekstrem”.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Kedua pernyataan di atas cukuplah menggambarkan bahwa tidak ada sejarah perubahan di setiap jengkal bumi Tuhan ini, di seluruh belahan negara-negara dunia terutama negara-negara yang mengalami gerakan revolusi seperti Prancis, Inggris, Italia, Cuba dan Indonesia tentunya, yang luput dari peran pemuda.

ads

Pemuda selalu berada di garda paling depan dalam era perubahan. Karenanya, adalah suatu hal yang mustahil bila setiap perubahan besar yang tanpa ada peran pemuda.

Papua adalah negeri yang indah dan kaya, yang tengah sakit, membebaskan Papua dari derita panjangnya tidak cukup hanya dengan mengenali penyakitnya saja, tanpa mencari dan menemukan obatnya, tidak bisa pula hanya bermodal keinginan untuk menolong Papua, tapi sang penolong dan pembebasnya tidak memiliki kemapanan diri dan semangat persatuan yang berkobar-kobar, sebab itulah modal yang harus dimiliki oleh para penolong dan pembaharu Papua.

Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

Pemuda Papua merupakan salah satu komponen penting yang sangat menentukan arah pembangunan Papua ke depan, bentuk dan pola gerakan pembaharuan bumi Papua, serta masa depan Papua dengan NKRI tentu sangat ditentukan oleh peran pemuda Papua. Apapun rumusnya, tetap dalam bingkai NKRI atau lepas dari NKRI, Papua sepenuhnya ada pada nadi dan semangat tarung para pemudanya. Tentu pemuda Papua yang mampu melakukan itu adalah pemuda Papua yang berkualitas, kritis, berani dan intelektual, bukan pemuda Papua recehan, bukan pemuda Papua kacangan, bukan pemuda Papua karbitan, yang hanya foya-foya dan enggan untuk belajar dan menempa dirinya menjadi berkualitas. Tetapi pemuda Papua yang berkualitas tinggi, sehingga tidak gagap konsep dalam menawarkan gagasan-gagasan progresif, bahkan radikal dalam perubahan Papua.

Papua butuh ratusan bahkan ribuan pemuda yang sadar akan tanggung jawab perubahan itu, Papua butuh ratusanbahkan ribuan pemuda yang mampu membantu perjuangan Lukas Enembe, Freddy Numberi, Socrates Sofyan Yoman, Buchtar Tabuni, Yunus Wonda, Timotius Murib, Victor Yeimo bahkan martir-martir Papua lainnya yang mengangkat dan membebaskan Papua dari ketertinggalan, dari penindasan dan ketidakadilan yang berkepanjangan.

Baca Juga:  Freeport dan Kejahatan Ekosida di Wilayah Suku Amungme dan Suku Mimikawee (Bagian 4)

Artikel ini ditulis, sebagai dedikasi untuk bumi Papua, sekaligus sebagai pembakar semangat bagi pemuda Papua, agar mereka tahu bagaimana seharusnya mereka menjadi pemuda Papua yang berbobot, dan untuk apa mereka menggunakan bobot intelektualitas itu dalam menolong Papua.

Diramu secara apik dalam 2-3 halaman, artikel ini sejatinya adalah spirit sekaligus pemandu bagi para pemuda Papua yang hendak menemukan jati dirinya sebagai pejuang, yang harus mempersiapkan diri secara matang, untuk sebuah gerakan yang lebih berarti dan memberikan dampak besar. Semua itu, harus diawali dari kesadaran bersama untuk berjuang bersama demi negeri bersama Papua, bumi Melanesia-Cenderawasih yang kita cintai.

Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta.

Artikel sebelumnyaRibuan Orang Muda Katolik ‘Banjiri’ Paroki Enarotali
Artikel berikutnyaRekonstruksi Kematian Rojit Dinilai Penuh Rekayasa