Empat Kampung Ini Target BNN Kabupaten Jayapura

0
2507

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Peredaran berbagai jenis Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (Narkoba) makin meningkat di Tanah Papua, bahkan tak sedikit anak sekolah terjerat ke dalam kategori membahayakan.

Di Kabupaten Jayapura, misalnya, kebanyakan pengguna narkoba berusia produktif, termasuk pelajar sudah kecanduan Narkoba.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengembangan Masyarakat pada Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Jayapura, Syukur, Rabu (22/6/2016) mengatakan, upaya pencegahan terus dilakukan dengan kegiatan sosialisasi ke berbagai tingkatan, agar ada kesadaran publik akan bahaya Narkoba, yang diharapkan dapat memutus mata rangkai mematikan.

“Banyak orang sudah kecanduan, dan itu bahaya. Jadi, kita targetkan ada empat kampung menjadi sasaran pelatihan pencegahan Narkoba. Fokusnya kepada aparat kampung, akan dilatih menjadi kader Narkoba,” katanya saat diwawancarai di pantai wisata Khalkote, Kampung Harapan, Sentani Timur, Papua.

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

Selama pergelaran Festival Danau Sentani (FDS) tahun 2016, pihak BNN membuka stand sendiri. Dari stand itu sejumlah informasi tentang peredaran dan bahaya Narkoba di wilayah Kabupaten Jayapura dijelaskan kepada para pengunjung.

ads

“Kami akan berikan penyuluhan dan pelatihan kepada para aparat kampung agar nantinya mereka bisa menjadi kader Narkoba di kampungnya masing-masing,” kata Syukur.

Empat kampung itu, kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur; kampung Sereh, Distrik Sentani; kampung Yahim, Distrik Sentani; dan kampung Tablanusu, distrik Depapre. “Empat kampung ini yang akan membantu kami dalam menanggulangi pencegahan narkoba,” ujarnya.

Menurut Syukur, empat kampung tersebut diprioritaskan karena belakangan marak dengan peredaran narkoba. “Empat kampung ini juga masuk dalam target kami yang memang rawan dalam peredaran narkoba dalam berbagai jenis, sehingga kami merasa sangat perlu untuk mengantisipasi sebelum masuk sampai ke semua kampung,” kata penanggungjawab pameran BNN pada FDS 2016 ini.

Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

Diakuinya, tempat yang sering menjadi target para pengedar narkoba adalah tempat yang memiliki nilai wisata dan sering dikunjungi orang. “Jadi, empat kampung itu target kami untuk membendung peredaran narkoba di Kabupaten Jayapura.”

Rencana pembangunan pelabuhan laut di Depapre, juga dikhawatirkan rawan masuknya Narkoba. “Kalau tidak diantisipasi, pelabuhan laut yang direncanakan oleh pemerintah akan dibangun di Depapre itu bisa jadi pintu masuk narkoba,” tutur Syukur.

Di tempat sama, Yulius Panggau selaku kepala seksi rehabilitasi BNN Kabupaten Jayapura, menegaskan, “Sudah semestinya kami membuat gebrakan baru bagi pembangunan manusia Papua dengan menghentikan peredaran narkoba.”

Baca Juga:  ULMWP Desak Dewan HAM PBB Membentuk Tim Investigasi HAM Ke Tanah Papua

Dari data yang ada, kata Yulius, 80% pengguna narkoba di Kabupaten Jayapura adalah pelajar, baik Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun siswa menengah atas (SMA/SMK). “Terutama jenis ganja, memang sudah merambat sampai tingkat pelajar,” ucapnya sembari menjelaskan tentang bahaya narkoba.

Pada tahun 2015, pihaknya menangani ratusan orang. “Kami rehabilitasi kurang lebih 103 orang, dan paling banyak adalah anak remaja usia sekolah.”

Sedangkan tahun 2016, sejak Januari hingga awal Juni, tercatat 46 orang yang berhasil direhabilitasi. “Mereka ini memang dikategorikan pecandu narkoba jenis ganja dan dua dari mereka kami rujuk ke Rumah Sakit Suyoto Jakarta karena sudah kondisi kritis,” urai Yulius.

Pewarta: Harun Rumbarar

Editor: Mary

Artikel sebelumnyaChef Papua Ini Sajikan Jus Pinang di FDS 2016
Artikel berikutnyaDekatkan Masyarakat, Polres Jayawijaya Safari Harkamtibcar Lantas