Disporapar Dogiyai: Bunani Harus Wariskan Budaya Suku Mee

0
3338

DOGIYAI, SUARAPAPUA.com — Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Diporapar) Kabupaten Dogiyai, Papua, mengajak komunitas Bunani yang ada dalam kelompok Emaawaa di Boduda, Kamuu Timur, mempertahankan budaya bahkan mewariskan nilai-nilainya kepada generasi berikut.

Antonius Dogomo, kepala Disporapar Kabupaten Dogiyai, menyampaikan ajakan tersebut beberapa waktu lalu saat kunjungan kerja di Boduda.

“Budaya harus dipertahankan, karena budaya adalah pemberian Tuhan kepada setiap suku bangsa di dunia, demikian juga Suku Mee,” kata Anton.

Salah satunya, menurut dia, rumah adat “Emaawaa” harus dijadikan pusat pendidikan bagi generasi Suku Mee sekarang dan masa depan. Dari rumah adat, pendidikan adat diberikan kepada anak-anak.

Dalam pertemuan yang berlangsung di halaman SMP Negeri Boduda, Amton mengharapkan, kelompok Bunani tetap eksis melestarikan budaya luhur Suku Mee.

ads
Baca Juga:  Vince Tebay, Perempuan Mee Pertama Raih Gelar Profesor

“Harapan kami, Bunani yang ada dalam kelompok Emaawaa ini menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi kita supaya generasi berikut juga tetap mempertahankan budaya dan tidak terkikis arus globalisasi,” tutur Dogomo.

Wihelmus Petege, sekretaris Disporapar Kabupaten Dogiyai, secara khusus mengapresiasi 9 kelompok yang ada dalam Bunina konsisten mempertahankan budaya asli.

Selain pertahankan budaya, ia berharap, baiknya kembangkan ekonomi kreatif yang tentunya ada pemasukan bagi keluarga dan masyarakat setempat. “Hasil karya kalian akan dibeli orang, dan suatu waktu kami promosikan keluar,” imbuh Petege.

Yahya Agapa, sekretaris distrik Kamuu Utara, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Disporar ke komunitas Emaawaa.

Baca Juga:  Pengurus Baru LMA Malamoi Diminta Merangkul Semua Pihak

Menurut Yahya, pemerintah daerah termasuk Disporapar telah dua kali mengunjungi masyarakat Bunani. Hal ini satu spirit bagi kelompok Emaawaa untuk lebih giat dengan pembuatan alat-alat adat dan dipajangnya di Emaawaa yang telah dibangun.

“Dengan menaruh barang-barang adat dalam rumah adat akan menunjukkan keadaan Emaawaa yang cukup penting sebagai tempat pendidikan. Selain tentunya akan menarik perhatian bagi orang-orang yang nanti datang kunjungi,” kata Agapa.

Selain itu, ia juga setuju dengan pengembangan ekonomi kreatif. “Barang-barang yang masyarakat buat bisa dipajang di Emaawaa, dan itu akan menarik perhatian bagi banyak orang untuk mengunjungi tempat ini,” tandasnya.

Upaya pelestarian budaya dari ancaman modernisasi dewasa ini, diakui Isak Tagi, ketua komunitas Bunani di Boduda.

Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

“Sampai hari ini kami sedang mempertahankan budaya, dasar hidup suku Mee. Anak-anak muda harus berkunjung dan bertanya, kami siap jelaskan mengenai budaya kita,” ucap Tagi.

Yang hadiri pertemuan, kata dia, hanya satu kelompok. “Kami di sini ada sembilan kelompok. Terima kasih, pemerintah daerah peduli dan datang kunjungi kami, sehingga kami siap mewariskan budaya ini kepada generasi berikut suku Mee,” kata Tagi.

Pantauan suarapapua.com, masyarakat Bunani yang tergabung dalam Kelompok Emaawaa memajang barang-barang hasil kreativitas tangan yang telah dibuat sebelumnya. Hanya saja, hasil kerajinan tangan tersebut tidak dijual.

Pewarta: Agustinus Dogomo

Editor: Mary Monireng

Artikel sebelumnyaSepter Manufandu: Maklumat Kapolda Papua Tidak Relevan
Artikel berikutnyaJDP dan LIPI Gelar Diskusi tentang Maklumat Kapolda Papua dan Kebebasan Berekspresi di Papua