Ketua Umum Persipura Jayapura Diminta Mundur

1
10629

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Benhur Tommy Mano, ketua umum Persipura Jayapura diminta mundur dari jabatannya, agar lebih berkonsentrasi dan menyiapkan diri untuk menghadapi pemilihan wali kota dan wakil wali kota Jayapura pada Pemilukada serentak yang akan dilaksanakan Februari 2017 mendatang.

Hal ini disampaikan Robby Maruanaya, mantan pelatih Perseru Serui, Rabu (3/8/2016) di Kota Jayapura.

Robby mengaku prihatin dengan sepak terjang tim kebanggaan masyarakat Papua, Persipura Jayapura yang saat ini tengah berlaga di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.

Menurutnya, sejak digulirkannya TSC 2016, tidak menunjukkan prestasi Persipura sebagai jenderal lapangan. Di mana, dalam 13 laga yang telah dilalui, Boaz Solossa dan kawan-kawan yang diasuh oleh mantan pelatih, Jafri Sastra hanya mampu meraih poin sempurna di lima laga.

“Tidak pernah ada orang yang koreksi terkait kinerja Ketua Umum Persipura Jayapura, BTM. Jadi mungkin saya orang yang pertama minta BTM mundur dari jabatannya di Persipura,” ujar Maruanaya.

ads

Ia menyarankan BTM lebih baik berkonsentrasi pada pesta demokrasi dulu, dari pada mengatur Persipura yang butuh perhatian khusus dan lebih dari pengurus Persipura Jayapura.

Baca Juga:  Manajer RANS FC Kembali Merumput, Kok Bisa?

“Ada baiknya Pak Mano fokus ke Pilkada saja. Lalu Persipura diberikan kepercayaan kepada pak Rudi Maswi dan kawan-kawan. Supaya Persipura bisa berprestasi dan tidak terpengaruh urusan lain,” katanya.

Maruanaya berpendapat, pelatih-pelatih yang ada setelah ditinggal pergi Jacksen F Tiago, Osvaldo Lessa maupun Jafri Sastra adalah pelatih yang bagus. Namun manajemen Persipura tak pernah lakukan koreksi dan pembenahan di dalam tubuh manajemen Persipura itu sendiri.

“Saya pikir Osvaldo Lessa dan Jafri Sastra itu pelatih yang bagus, tetapi kita yang tidak pernah koreksi kerjanya manajemen. Karena dana yang dikeluarkan oleh sponsor yakni Freeport dan Bank Papua itu untuk mengukir prestasi,” ujarnya.

Lanjut Robby, “Saya pikir manajemen juga harus intropeksi diri. Ketua Umum juga harus undur diri dulu dan serahkan kepada Rudi Maswi untuk urus Persipura. Jangan hanya pemain dan pelatih yang diutak-atik. Karena pelatih yang baru juga belum punya prestasi di Gresik”.

Menyoal pelatih baru, Robby menegaskan, sebaiknya tak asal rekrut pelatih asing tanpa mengetahui latar belakang atau prestasi yang pernah diraih di klub sebelumnya, sehingga tak lagi terjadi pemutusan hubungan kerja yang nanti mempengaruhi tim berjuluk Mutiara Hitam.

Baca Juga:  Pilot Philip Mehrtens Akan Dibebaskan TPNPB Setelah Disandera Setahun

Robby juga menyoroti perekrutan pemain asing yang terkesan sia-sia. Padahal dana besar dikeluarkan, tetapi tidak tepat karena hasil di lapangan tidak sesuai dengan harapan publik pecinta Persipura Jayapura.

“Saya lihat Boakay Eddie Foday, James Koko Lomel dan Thiago itu adalah pembelian yang cuma-cuma atau sia-sia. Harusnya diseleksi dalam pembelian pemain. Bukan kita membeli pemain berdasarkan kaca mata sendiri, tetapi melibatkan pelatih. Sehingga bisa disesuaikan dengan target tim dan kemampuan sang arsitek dalam meramu tim,” ungkapnya.

Juga, lanjut dia, ada dua pemain muda yang diorbitkan di tim senior, seperti M Tahir dan Osvaldo Haay, tidak diseleksi secara ketat berdasarkan jam terbang yang dimiliki pemain.

“Para pemain muda itu paling hanya turun dua-tiga kali tampi bagus. Setelah itu penampilan menurun karena belum hadapi kompetisi yang keras, seperti Lukas Mandowen dan Yustinus Pae, yang mulai dari kompetisi Divisi III, II, dan I, lalu masuk tim PON, kemudian ditarik ke Persipura,” tutur Maruanaya.

Robby Maruanaya yang pernah menangani Perseru Serui, Persimi Sarmi dan beberapa klub sepak bola di Papua ini menyarankan agar manajemen Persipura merekrut pemain tengah atau gelandang serang yang berpengalaman seperti Lim Jun Sik, Zah Rahan Krangar, Robertino Pugliara dan Gerald Pangkali.

Baca Juga:  KPU Yahukimo Gelar Acara Pelepasan Logistik untuk Didistribusikan Ke 51 Distrik

“Percuma kita tahan pemain muda yang belum punya jam terbang. Sementara yang berpengalaman dilepas. Ini sama saja meminta pelatih bekerja keras untuk poles pemain. Sedangkan hasilnya hanya untuk jangka pendek. Sebaiknya carilah pemain yang berpengalaman sesuai kebutuhan tim,” pesan Robby.

Pada TSC 2016, bersama pelatih Jafri Sastra, Persipura telah memainkan 13 kali laga. Dan hasilnya lima kali menang, empat kali kalah dan seri empat kali.

Lalu, hasil yang membuat manajemen Persipura mengambil keputusan untuk mengakhir kontrak dengan pelatih Jafri Sastra adalah karena tiga pertandingan terakhir Persipura hanya mampu meraih satu poin dari Persiba Balikpapan yang digelar di Stadion Mandala Jayapura.

Pada pertandingan lainnya, Persipura kalah saat menjamu Persib Bandung dengan skor 0-2 di stadion Mandala. Dan saat bertandang ke markas Persepam Madura United, juga dengan skor sama, 0-2.

Pewarta: Lincold Alvi

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKapolda Papua Diminta Pecat Kapolsek Moanemani dan Tarik Brimob dari Dogiyai
Artikel berikutnyaDua Atlet Karate Papua Dipanggil ke Pelatnas