Pemutusan Hubungan Kontrak Jafri Sastra dengan Persipura Dinilai Terlalu Dini

0
9506

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pengamat sepak bola dari Papua menilai pemutusan hubungan kerja sama pelatih Persipura merupakan tindakan terlalu dini. Dikatakan, seharusnya, pelatih Jafri Sastra diberikan kesempatan untuk tangani empat laga terakhir di putaran pertama TSC 2016.

“Persipura harusnya berikan kesempatan pada pelatih Jafri Sastra. Terutama untuk menukangi empat laga tersisa di putaran pertama TSC 2016 menemani Boaz Solossa dan kawan-kawan,” ujar Daniel Womsiwor saat dihubungi suarapapua.com di Jayapura, Selasa (2/8/2016).

Menurut Daniel, hasil buruk yang diraih tim Persipura dalam beberapa laga terakhir, tidak harus menjadi alasan untuk mengganti pelatih. Sebab, katanya, hal yang sama, dialami juga oleh beberapa tim besar di Indonesia. Antara lain, ia mencontohkan, Persib Bandung, Sriwijaya Fc, Pusam Borneo Fc dan Arema Cronous.

Baca Juga:  Manajer RANS FC Kembali Merumput, Kok Bisa?

Selain itu, kata Daniel, tiga pemain asing yang direkrut Persipura, Boakay Eddie Foday, James Koko Lomel dan Thiago Fernandez Oliveira kurang produktif untuk mendukung hasil positif yang diharapkan Persipura.

“Kelemahan Persipura bukan cuma ada di pelatih. Justru di tahun ini rata-rata pemain andalan seperti Boaz, Kabes, Ricardo, Bio dan beberapa pemain lainnya sudah mendekati umur 30 tahun bahkan lebih,” ujarnya.

ads

Menurunnya prestasi tersebut, menurut Daniel, disebabkan karena banyak hal. Bukan saja karena pelatih.

“Ada banyak faktor, jadi sebaiknya Jafri bisa selesaikan putaran pertama baru dievaluasi. Saya dengar manajemen sudah memutus kontrak dengan Jafri. Jangan karena Madura United pimpin klasemen lalu kita mau pecat pelatih di klub-klub langganan juara seperti Persipura, Arema dan Persib,” katanya.

Baca Juga:  PFA Cetak Sejarah Gemilang di Selangor Open Malaysia dan Piala Barati 2024

Ia menyarankan, sebaiknya lakukan evaluasi menyeluruh. ”Yang perlu dilakukan adalah evaluasi menyeluruh, kita harus melihat usia pemain, menilai kualitas pemain asing termasuk kualitas pemain muda. Kalau tidak, saya kira akan bernasib sama, siapa pun pelatihnya karena materi pemain sudah usia senja,” tandas Daniel.

Sementara itu, mantan pelatih Perseru Serui, Robby Maruanaya juga menyoal perekrutan pelatih di tengah kompetisi. Robby menyarankan agar tidak asal rekrut pelatih asing tanpa mengetahui latar belakang atau prestasi yang pernah diraih pada klub sebelumnya. Ini penting agar tidak lagi terjadi pemutusan hubungan kerja yang nanti mempengaruhi tim Persipura.

“Saya pikir manajemen juga harus intropeksi diri, ketua umum juga harus undur diri dulu dan serahkan kepada Rudi Maswi untuk mengurus tim Persipura. Jangan hanya pemain dan pelatih yang diutak-atik. Pelatih yang saya dengar direkrut belum punya prestasi bersama Gresik,” ujar Robby.

Baca Juga:  PSBS Biak Pecahkan Sejarah: Laju ke Final Liga 2 Sekaligus Promosi Liga 1

Soal perekrutan pemain asing, Robby menilai, perekrutannya terkesan sia-sia. Dana besar dikeluarkan, tetapi tidak tepat karena hasil di lapangan tidak sesuai dengan harapan publik pecinta Persipura Jayapura.

“Saya lihat Boakay Eddie Foday, James Koko Lomel dan Thiago itu adalah pembelian yang cuma-cuma atau sia-sia. Harusnya diseleksi dalam pembelian pemain. Bukan kita membeli pemain berdasarkan kaca mata sendiri, tetapi melibatkan pelatih. Sehingga bisa disesuaikan dengan target tim dan kemampuan sang arsitek dalam meramu tim,” ungkapnya. (Baca: Ketua Umum Persipura Diminta Mundur)

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPemkab Pegubin Alihkan Pembangunan Gedung Sekolah, Guru dan Masyarakat Distrik Iwur Kecewa
Artikel berikutnyaSRPBM Tuntut Pemkab Dogiyai Tindaklanjuti Perda Provinsi Tentang Miras