Luapan Kali Edege Rendam Distrik Kamuu Selatan

0
2731

DOGIYAI, SUARAPAPUA.com Ratusan rumah dan kebun milik masyarakat di Distrik Kamuu Selatan, Kabupaten Dogiyai, Papua, terendam air luapan Kali Edege. Bencana terjadi sejak 17 Juli 2016, hingga kini belum ada perhatian pemerintah daerah. Warga sembilan kampung masih menantinya di tengah kondisi tak menentu.

Dipandang dari ketinggian, seluruh wilayah Distrik Kamuu Selatan sudah berubah menjadi danau. Tak terlihat daratan lagi. Begitupun rumah-rumah dan kebun. Terpaksa, warga di sana memilih mengungsi ke kampung lain.

Warga Kamuu Selatan mengaku belum ada perhatian dari pemerintah daerah. Sementara, dampak dari bencana sudah tingkat parah.

Ini dibenarkan Yulianus Tibakoto, Kepala Distrik Kamuu Selatan.

“Benar, sejak kejadian hingga kini belum ada bantuan berupa bahan makanan maupun obat-obatan bagi warga saya,” kata Tibakoto saat ditemui suarapapua.com di lokasi musibah pekan lalu.

ads

Bantuan kata dia, baru didapat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua. Ini dengan kehadiran Yamamoto Sasarari, Kepala Seksi Krisis Kesehatan, Wabah dan Bencana Dinkes Papua, yang berkesempatan melihat langsung dari dekat bencana banjir bandang, Rabu (10/8/2016).

Menurutnya, akibat Kali Edege meluap, harta kekayaan yang tak terhitung satu per satu, terendam air. “Barang-barang saya pun ikut korban.”

Baca Juga:  Vince Tebay, Perempuan Mee Pertama Raih Gelar Profesor

Hujan deras sejak 17 Juli 2016 hingga sekarang meninggalkan duka lara bagi warga Kamuu Selatan. Ketika Kali Edege meluap, ratusan rumah dan kebun di Distrik Kamuu Selatan yang terdiri dari 9 kampung, terendam air. Yakni Digikebo, Maatadi, Tuwaida, Ugikagouda, Botumoma, Puweta I, Puweta II, Yepo dan kampung Obaibega.

Belum terhitung ternak piaraan milik warga setempat yang ikut terhanyut banjir bandang.

Penyebab Kali Edege meluap, menurut Tibakoto, lantaran pintu keluar air di bagian Selatan kecil. Akibat air meluap, terbentuk danau.

Selama empat pekan terakhir, warga menggunakan perahu bila hendak bepergian ke kampung lain.

Itu juga yang terlihat saat tim Dinkes “turun” ke lokasi banjir bandang. Tim bahkan naik perahu untuk bisa kunjungi warga di kampung-kampung.

Yamamoto Sasarari saat meninjau langsung lokasi bencana, menyayangkan tiadanya perhatian dari pemerintah daerah. “Seharusnya jangan tutup mata dengan musibah ini. Pemerintah daerah mesti serius tangani,” ucapnya.

Ia akui, setiap tahun pemerintah Provinsi Papua memberikan dana sebesar 80% ke Kabupaten dan Kota. Dana langsung dikirim melalui rekening daerah. Sementara, kata Sasarari, provinsi hanya kelola dana 20%.

“Itu kebijakan dari Gubernur Lukas Enembe, setiap tahun,” jelasnya di hadapan Kepala Distrik Kamuu Selatan di lokasi banjir.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Sasarari berjanji, laporan bencana tersebut akan disampaikan ke Kepala Dinkes Provinsi Papua, selanjutnya dapat diteruskan ke Gubernur Papua agar ada kebijakan terhadap bencana di Kamuu Selatan. “Supaya harus segera diperhatikan serius Pemda Dogiyai.”

Sasarari juga menegaskan, bencana ini mesti mendapat perhatian serius. “Jika Gubernur Papua menjawab laporan yang kami sampaikan, maka kami siap membantu masyarakat sini,” imbuhnya.

Kristianus Tebai, sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Dogiyai, membenarkan pihaknya mendampingi tim Dinkes dan tim Labkesda Biomedik Provinsi Papua.

“Secara bersama dalam kunjungan kerja mengamati, meninjau dan mengambil sampel di lokasi banjir. Berharap, hasil investigasi ini dapat membuka mata hati pemerintah dan lembaga kemanusiaan agar segera membantu warga Kamuu Selatan yang terkena bencana,” tutur Kris.

Dikonfirmasi terpisah, Herman Auwe, Plt. Bupati Dogiyai, mengatakan, banjir bandang di distrik Kamuu Selatan sudah bukan hal baru. Artinya, ini sering terjadi sekali setahun.

Meski sudah biasa terjadi, Lamek Kotouki, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Dogiyai meminta pemerintah daerah tidak biarkan banjir bandang ini menyengsarakan warga Kamuu Selatan.

Lamek berharap ada perhatian kepada masyarakat di sana. “Pemerintah harus memberi bantuan bahan makanan kepada warga yang mengungsi ke rumah kerabat akibat rumah dan kebunnya terendam air sejak bulan lalu,” ujar pria asal Kamuu Selatan ini.

Baca Juga:  LMA Malamoi Fokus Pemetaan Wildat dan Perda MHA

Selain bama dan obat-obatan, ia juga ingatkan pemerintah segera antisipasi kemungkinan terjadinya banjir susulan. “Jangan sampai luapan air berikut lebih besar dan bisa saja ‘sapu’ beberapa rumah yang belum terendam air,” kata Kotouki.

Menyusul banjir bandang pasca meluapnya Kali Edege, ia mengaku pernah memberitahu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial serta Dinas Kesehatan Kabupaten Dogiyai. Tetapi menurut Kotouki, responnya belum ada sementara kondisi pasca banjir sudah sangat mengkhawatirkan.

Data yang dihimpun, lebih dari 218 rumah terendam, 200 ekor ternak terhanyut air dan sekitar 2.000 kebun terendam. Sejauh ini belum ada korban jiwa dalam bencana ini.

Selain Kali Edege meluap yang menyebabkan kebun dan rumah terendam, dari pantauan suarapapua.com, terjadi pula longsor di wilayah itu. Longsoran menghantam gedung Gereja Kemah Injil Jemaat Yudea Diyade Klasis Kamuu Selatan. Juga, akibat tanah longsor, tempat pemakaman hancur. Beberapa bagian peti mayat dari dalam kuburan terlihat.

Pewarta: Agustinus Dogomo

Editor: Mary Monireng

Artikel sebelumnyaKedudukan Orang Papua dalam Perjanjian New York
Artikel berikutnyaMassa Bakar Kayu dan Gerobak, Waena Tegang