BeritaFilm Perdana Garapan Perusahaan Film Asal Papua akan Tayang pada Februari 2017

Film Perdana Garapan Perusahaan Film Asal Papua akan Tayang pada Februari 2017

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Film berjudul Boven Digoel, film perdana hasil garapan PT. Foromoko Matoa Indah Film, perusahaan perfilman pertama asal Papua akan ditayang secara resmi pada tanggal 9 Februari 2017 mendatang di seluruh biskop di Indonesia.

“Nanti premiernya akan dilakukan pada 6, 7 dan 8 Februari di Jakarta, Epicentrun, Rasuna Kuningan Jakarta dan tayangan perdana di seluruh Bioskop XXI di Indonesia akan dilakukan pada 9 Februari 2017,” ungkap Hendry Muabuai direktur PT. Foromoko Matoa Indah Film dan juga salah satu pemain dalam film Boven Digul kepada suarapapua.com pada Jumat (6/1/2017) di Abepura, Papua.

Muabuay menjelaskan, film Boven Digul adalah sebuah film yang bercerita tentang kisah nyata atau true story. Kisah tersebut bercerita tentang kisah nyata dari Dokter John Manangsang. Dimana perjuangannya melakukan melakukan operassi sesar gunakan silet Tiger.

“Pesan morilnya, apabila sudah bicara kemanusiaan dia akan mengalahkan hukum, etika dan moral. Karena muaranya adalah kemanusiaan,” ungkapnya menjelaskan singkat tentang isi dan pesan moril film tersebut.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Ia menyebutkan, para pemain dalam film Beoven Digul adalah 90 persen berasal dari Papua dan mereka (para pemein dari PApua) sudah tidak asing bagi penonton di Indonesia dan Papua.

“Pemainnya: bintang utama adalah Jeflo (josua Matulessy) yang berperasan sebagai dr. John Manangsang, Kristin Hakim sebagai bintang senior dan 90 persen pemainnya adalah anak-anak Papua, seperti Edo Kondologit, Lala Suages, Elen Aregai, Maria Fransiska, Ira Dimara, Denny Imbiri, Hendry Muabuai dan Yuni Rumbara,” ungkapnya.

Ia mengatakan, film tersebut akan mulai tayang pada 9 Feb seluruh bioskop XXI di Idnonesia. Dan, katanya, film Boven Digul adalah fil perdana yang diproduksi oleh PT. Foromoko Matoa Indah Film.

“Ini spesial karena produk film dari perusahaan film pertama di tanah Papua. Karena selama ini walaupun ada film dari Papua, perusahaan filmnya bukan dari Papua. Semua dari Jakarta. Produksi film ini dengan biaya yang bersumber dari Papua yaitu dari pengusaha Papua,” katanya.

Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Menurutnya, produksi film dari perusahaan film pertama dari Papua ini menjawab pernyataan gubernur Papua pada tahun 2013 lalu yang menyatakan kebangkitan industri film Papua.

“Ini (film Boven Digul) menjawab pernyataan gubernur Papua bahwa kebangkitan industri film dari papua. Itu dia (gubernur) sampaikan setelah tahun 2013 kami bikin workshop di Papua. Maka pada 2015 kami bikin perusahaan ini. dan kita sudah muai garap film-film berskala nasional,” katanya.

Untuk diketahui, produksi film ini dipimpin oleh Hendri Muabuai sebagai direktur utama Foromoko Matoa Indah Film dan Pimpinan Produksi film Boven Digul, Cerita Filmnya ditulis oleh Jujur Prananto, Yudi Datal sebagai Kameramen dan Wawan Wibowo sebagai Editor. Lalu film Boven Digul dishutting di Jayapura, Merauke dan Boven Digul.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Selain itu, Muabuai juga menyebutkan, film Boven Digul bukan film perdana, melainkan penggaraan film sudah dimulai dari tahun 2010 dan sudah ada hasilnya. Antara lain: 2010 memproduksi film Seindah Pelangi di Langit Papua (FTV), tahun 2012  memproduksi film Negri Dibawah Awan (Kerja sama dengan pemerintah Waropen), tahun 2013 memproduksi film Maniwak  (Keja sama dengan pemerintah Wandamen), pada tahun 2014, produksi film Di bawah langit Jayapura, pada tahun 2015 produksi film Silet di Belantara Digul Papua dan pada tahun 2016 produksi film Boven Digul – akan tayang tahun 2017.

“Film ini akan diikutkan dalam festival film indonesia pada November 2017 di mana Papua akan menjadi tuan rumahnya. Festival ini ketua panitianya adalah Reza Rahardian,” ujarnya.

 

Pewarta: Arnold Belau

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Rilis Laporan Tahunan 2023 Tentang HAM dan Konflik di Tanah...

0
Selain kasus pengungsian, diuraikan dalam laporannya sejumlah pelanggaran hak sipil dan politik antara lain impunitas, pembunuhan dan penyiksaan, kebebasan berekspresi, kesehatan, pendidikan, serta konflik bersenjata.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.