ADVERTORIALIntan Jaya BangkitPlt. Bupati Intan Jaya Berharap KPU dan Panwas Intan Jaya Kerja Transparan

Plt. Bupati Intan Jaya Berharap KPU dan Panwas Intan Jaya Kerja Transparan

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Fransiskus Xaverius Mote, pelaksana tugas bupati kabupaten Intan Jaya mengharapkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah Intan Jaya dan Panitis Pengawas (Panwas) kabupaten Intan Jaya bekerja secara transparan agar masyarakat yang akan mengikuti pesta demokrasi dapat mengikuti semua proses dan tahapan dengan baik.

“Kita berharap ada transparansi dari sisi proses. Semua proses ini harus terbuka agar masyarakat dapat memahami proses ini secara terbuka. Sehingga ini yang perlu ditingkatkan KPU di sisa waktu yang ada saat ini. Karena selama ini stelah saya tiba di Intan Jaya Oktober lalu, saya lihat memang perlu ada transparansi tentang banyak hal terutama menyangkut Pilkada ini. Supaya pemahaman masyarakat tentang Pilkada lebih bagus,” jelas Mote kepada suarapapua.com di Jayapura usai menghadiri debat calon bupati Intan Jaya pada Selasa (17/1/2017).

Baca Juga:  C1 Pleno 121 TPS Kembali Dibuka Atas Rekomendasi Bawaslu PBD

Mote mengatakan, kalau dari kesiapan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan Pikada sampai sejauh ini sudah 90%. Artinya kita sudah menyerahkan anggaran kepada penyelenggara, dalam hal ini KPU, Panwas dan TNI/Polri. Anggaran ini sudah digunakan untuk mempersiapkan seluruh tahapan yang sudah dilalui.

Menurut Mote, perlunya transparansi dari KPU dan Panwas dalam menyelenggarakan proses tahapan Pilkada itu menjadi penting agar masyarakat mengikuti semua proses itu.

“Keterbukaan dan transparansi proses ini penting. Karena sejak saya datang ke Intan Jaya saya tidak lihat transparansi dari penyelenggara. Saya berharap KPU dan Panwas bisa memaksimalkan itu dalam sisa waktu yang ada. Kalau tidak saat ini, penting utnuk di pesta demokrasi berikutnya. Karena masyarakat saat ini harus benar-benar ikuti dengan baik,” katanya.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Tingkat Kabupaten Deiyai Siap Digelar

Pembelajaran dari pesta demokrasi yang dilakukan beberapa kali di Intan Jaya ini diharapkan supaya masyarakat memiliki tingkat pemahaman yang baik agar semua proses pesta demokrasi entah Pileg, Pilkada bupati maupun Pilgub nanti bisa dilalui dengan baik dan secara transparana di Intan Jaya.

“Saya pikir masyarakat di Intan Jaya sudah cerdas. Karena saya lihat di kampaye-kampanye itu semua masyarakat sangat antusias. Saya lihat juga bahwa semua masyarakat anggap semua kandidat adalah putra terbaik, sehingga masyarakat tidak bedakan satu kandidat dengan lainnya. Maka setiap kampanye masyarakat semua turut meramaikannya,” jelasnya.

Kelebihan masyarakat di Intan Jaya, menurut Mote adalah masyarakat datang di kampanye kanditat yang satu dan juga yang lainnya. Ini merupakan satu kemajuan karena masyarakat ingin mendengar pesan, kampanye dan apa yang disampaikan setiap kandidat.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

“Saya lihat masyarakat relatif. Jadi salah satu kandidat tidak bisa klaim massa saya (kandidat tertentu) yang banyak. Itu kelebihan masyarakat Intan Jaya yang saya lihat. Jadi saya rasa semua masyarakat di tempat-tempat kampanye mereka ikuti proses dengan baik, sehingga saya percaya masayrakat Intan Jaya akan pilih pemimpin yang menurut mereka tepat,” terangnya.

Sementara itu, Leonardus Nabu, Kapolres Paniai kepada media ini mengatakan pihaknya sudah siap untuk mengamankan proses Pilkada di Kabupaten Intan Jaya.

“Polres Paniai siap amankan Pilkada Intan Jaya. Kami akan menanmbah anggota dari Paniai dan Polres Timika,” katanya kepada media ini saat dikonfirmasi soal kesiapan Polri amankan Pilkada di Intan Jaya.

 

Pewarta: Arnold Belau

Terkini

Populer Minggu Ini:

PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap...

0
“Tujuan dari pra UKW ini, para peserta dapat mengetahui proses uji kompetensi yang akan digelar di Nabire dan Riau,” kata Hendry Ch Bangun sembari berharap semua peserta UKW dinyatakan lulus.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.